Indonesia Positif

10 Mahasiswa Dari Jepang Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia di ABM Malang

Senin, 12 Februari 2024 - 15:14 | 17.89k
Pembukaan program Sakura untuk mahasiswa Jepang di ABM Malang, Senin (12/2/2024). (FOTO: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Pembukaan program Sakura untuk mahasiswa Jepang di ABM Malang, Senin (12/2/2024). (FOTO: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGSTIE Malangkucecwara ABM Malang resmi memulai Program Sakura 2024 pada Senin (12/2/2024), sebuah inisiatif kolaboratif dengan Kanda University of International Studies Jepang. Program ini menandai ke-12 kalinya ABM Malang menyelenggarakan program Sakura, yang bertujuan membantu mahasiswa Jepang belajar bahasa dan kebudayaan Indonesia.

"Tahun ini kita punya tema yang berbeda, yakni "Jelajah Indonesia". Mereka nanti akan diajak berkeliling ke beberapa tempat untuk belajar tentang bahasa dan juga kebudayaan yang ada di Indonesia," ucapnya.

Agar pembelajaran bisa dilakukan dalam 24 jam penuh, selama berada di Malang para mahasiswa asal Jepang akan ditempatkan di sebuah penginapan dan diasuh oleh warga lokal. Sehingga mau tidak mau, mereka harus menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi.

"Setiap dari mereka juga akan didampingi oleh pendamping dari kampus. Sehingga diharapkan selama sebulan berada di Malang ini mereka bisa mendapatkan banyak ilmu, utamanya tentang bahasa dan kebudayaan Indonesia," ucapnya.

Dijelaskan bahwa para mahasiswa Jepang akan berada di Indonesia selama satu bulan penuh. Selain di Malang, mereka juga akan diajak berkunjung ke Pulau Bali, agar mereka juga bisa mengetahui kebudayaan yang ada di Pulau Dewata tersebut.

"Seperti Tari Kecak, sehingga pengetahun mereka bisa luas. Meskipun tempat yang didatangi tidak banyak, tapi kami harapkan mereka bisa menjelajah seluruh kebudayaan yang ada di Indonesia," kata dia.

Di tempat yang sama, pendamping mahasiswa dari Kanda University Jepang, Prof Suyoto menyampaikan bahwa tahun ini peserta program intensif bahasa Indonesia dari Jepang bisa dikatakan mengalami penurunan. "Tahun lalu itu jumlah pesertanya ada sekitar 24 orang. Tahun ini hanya ada 10 orang.  Ini juga berhubungan dengan kondisi politik yang ada di Indonesia, sehingga banyak orangtua yang tidak mengizinkan anaknya berangkat ke Indonesia," ucapnya.

Meski begitu, menurutnya antusias dan kesungguhan mahasiswa Jepang untuk belajar bahasa Indonesia secara langsung tetap tinggi. Hal ini diharapkan dapat lebih menyebarluaskan bahasa dan budaya Indonesia di tingkat global.

"Kami yakin setelah sebulan berada di Indonesia ini mereka akan sudah bisa bahasa Indonesia dan mengerti kebudayaan Indonesia, sehingga bisa mengenalkan setidaknya ke teman-teman mereka sendiri," pungkasnya.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES