Indonesia Positif

Prof. Ahmad Karim Ifrak Beri Kuliah Dalam Visiting Lecture yang Diselenggarakan Prodi PAI FIS UNJ

Rabu, 15 Mei 2024 - 10:05 | 42.94k
Prof. Ahmad Karim Ifrak Beri Kuliah Dalam Visiting Lecture yang Diselenggarakan Prodi PAI FIS UNJ (14/5/24). (FOTO: istilah
Prof. Ahmad Karim Ifrak Beri Kuliah Dalam Visiting Lecture yang Diselenggarakan Prodi PAI FIS UNJ (14/5/24). (FOTO: istilah
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (Prodi PAI FIS UNJ) selenggarakan Visiting Lecture dan Focus Group Discussion (FGD) pada Selasa (14/5/24) di Ruang Serba Guna FIS Lantai 1. Kegiatan Visiting Lecture yang difasilitasi oleh Carida Foundation 2006 ini menghadirkan narasumber Prof. Ahmad Karim Ifrak dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Perancis (Centre national de la recherche scientifique, CNRS). CNRS sendiri merupakan organisasi penelitian negara Perancis dan merupakan Badan Ilmu Pengetahuan Fundamental terbesar di Eropa. Pada pemaparan Prof. Ahmad Karim Ifrak menjelaskan mengenai perkembangan pesat Islam di Perancis yang dalam kesempatan ini Andy Hadiyanto selaku Dosen Prodi PAI FIS UNJ membantu dalam menerjemahkan setiap pemaparannya yang menggunakan bahasa arab.

Prof. Ahmad Karim Ifrak selaku peneliti dari akademi kajian budaya dan agama Eropa, menyatakan bahwa sekularisme di Perancis bukan berarti atheisme dan Islamophobia. Hal itu dikatakannya di hadapan seratus mahasiswa dan dosen Prodi PAI FIS UNJ, saat memberikan kuliah umum tentang Islam di Perancis. Karim menjelaskan bahwa pada tahun 70- an, jumlah umat Islam di Perancis masih 100 ribu orang dan jumlah masjid hanya 3 buah, pada tahun 90 an sampai 2010 jumlah umat Islam dan masjid berkembang pesat di Perancis. 

Advertisement

Perkembangan pesat Islam di Perancis menurutnya berkat sekularisme. Sekularisme di Perancis merupakan respon terhadap kebijakan dan sikap gereja yang terlalu eksklusif dan menafikan liyan. Pihak gereja saat itu terlalu dominan dan diskriminatif, hal itu mendorong lahirnya sikap dan upaya untuk menjaga jarak yang sama dengan semua komunitas dan keyakinan. Melalui sekulerisme, umat Islam mempunyai kesempatan untuk direkognisi dan diperlakukan secara adil di Perancis.

mahfud.jpg

Karim juga menyinggung bahwa isu islamophobia dan hijab yang berkembang di media tidak lain adalah wacana-wacana politik yang dimanfaatkan oleh kelompok kanan dan kiri ekstrim, maupun partai yang berkuasa untuk mendapatkan suara dari konstituen. Isu-isu tersebut tidak sesuai dengan realita yang ada menurutnya. Tentang Jilbab ia mengatakan bahwa sebagai negara Sekular yang ingin menjaga jarak dengan semua pemeluk agama, perancis melarang penggunakan atribut-atribut keagamaan di lembaga-lembaga resmi negara dan sekolah-sekolah negeri. Yang dilarang bukan hanya jilbab, namun penggunaan salib Kristen, kalung bintang David dan atribut keagamaan lainnya. di sekolah-sekolah negeri. Namun di tempat-tempat umum, di kampus, dan sekolah-sekolah swasta, kebebasan untuk menggunakan simbol-simbol keagamaan dijamin oleh negara. 

Adapun isu Islamophobia yang berkembang menurutnya terjadi karena promosi negatif kelompok kanan ekstrim tentang Islam, di samping narasi yang dibangun oleh kelompok-kelompok Islam politik yang ingin mengambil simpati mayoritas imigran muslim di Perancis. Isu-isu tersebut sekali lagi menunjukkan adanya manuver politik untuk mendapatkan dukungan suara oleh pihak-pihak tersebut. 

Pada kesempatan ini, Ida Digon selaku Direktur Carida Foundation 2006 menyampaikan apresiasi kepada Prodi Pendidikan Agama Islam FIS UNJ yang mempunyai semangat dalam meningkatkan budaya ilmiah di kalangan dosen Pendidikan Agama Islam. Semoga kolaborasi riset terus berlanjut tentang perkembangan Islam di Indonesia dan Eropa, Carida Foundation akan terus mensupport kegiatan ini setiap tahun, ungkapnya.

Sementara itu Firdaus Wajdi selaku Dekan FIS UNJ mengapresiasi kegiatan ini sebagai bagian dari Visi UNJ dalam mencapai Word Class University. Menurutnya Program Visiting Lecture menghadirkan dosen tamu dari manca negara adalah bentuk dari transformasi menuju Universitas Kelas Dunia karena tidak hanya memberikan kuliah saja namun dilanjuti dengan riset sharing antar Lembaga, ungkap Firdaus Wajdi.

Lalu Sari Narulita selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Agama Islam FIS UNJ mengatakan bahwa FGD Penelitian Kolaborasi International dengan tema Islam Regional: Islam di Indonesia dan Eropa, diharapkan dapat ada tindak lanjuti dengan riset sharing. Terima kasih juga kepada Carida Foundation 2006 yang telah memfasilitasi kegiatan Visiting Lecture ini, ucapnya.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Haris Supriyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES