4 Hal Penting untuk UKM Gunakan Affiliate Marketing dalam Riset Suara UKM Negeri Vol 5

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kehadiran Affiliate Marketing bagi social commerce tentunya memberikan nilai lebih bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam mempromosikan dan meningkatkan penjualan produk UKM.
Melihat fenomena tersebut, Ninja Xpress merilis riset tentang "Fenomena Affiliate Marketing pada Social Commerce", bekerja sama dengan Populix, dengan melibatkan lebih dari 300 responden untuk mempelajari fenomena affiliate marketing.
Advertisement
Sebelum membahas hasil risetnya, Head of Trade Marketing Ninja Xpress, Subarkah Dwipayana menjelaskan bahwa Affiliate Marketing merupakan suatu bentuk pemasaran dimana perusahaan membayar pihak ketiga (affiliator) untuk mempromosikan dan mendapatkan pelanggan baru.
“Menurut Kementerian Perindustrian, affiliate marketing adalah sebuah program untuk mempromosikan produk ataupun jasa dari suatu perusahaan ataupun brand melalui link afiliasi, dengan komisi yang diberikan apabila produk atau jasa tersebut terjual,” jelasnya dalam konferensi pers Suara UKM Negeri Vol. 5 Ninja Xpress di Jakarta, Senin (20/5/2024).
Selanjutnya, Ninja Xpress melalui riset Suara UKM Negeri Vol. 5 memberikan insight tentang affiliate marketing dan menemukan empat strategi yang dapat dimanfaatkan oleh para UKM guna optimalisasi pemanfaatan affiliate marketing, dengan mempertimbangkan empat aspek kunci, yaitu orang (people), platform, harga (price), dan kinerja (performance).
Bicara tentang orang, mayoritas pembeli online shop (e-shopper) lebih memilih Affiliate Marketing dari pengguna media sosial biasa dan teman sendiri, daripada artis atau influencer dengan jumlah pengikut tinggi.
Menariknya, data menunjukkan bahwa mayoritas e-shopper cenderung melakukan pembelian melalui affiliate marketing yang berasal dari pengguna media sosial biasa (80%), artis atau influencer (69%), atau teman mereka sendiri (42%).
Selain itu juga, sebagian besar e-shopper (sekitar 30%) memilih untuk berbelanja dari affiliate marketing yang memiliki jumlah pengikut di media sosial kurang dari 500, sedangkan 21% memilih affiliate marketing dengan pengikut dalam kisaran 500 hingga 800. Hanya sekitar 3% e-shopper yang cenderung membeli dari affiliate marketing dengan jumlah pengikut antara 8000 hingga 1 juta.
“Hal ini mengindikasikan bahwa faktor kepercayaan dan kedekatan personal lebih berpengaruh daripada jumlah pengikut dalam memengaruhi perilaku pembelian e-shopper melalui affiliate marketing,” terang Subarkah.
Untuk platform seperti TikTok, Instagram, dan WhatsApp merupakan platform utama yang sering digunakan oleh para afiliasi untuk pemasaran dengan kemampuan mereka dalam menarik jumlah pembeli yang besar.
Adapun platform paling dominan untuk affiliate marketing di Indonesia adalah Shopee, dengan penggunaan mencapai 71%, diikuti oleh TikTok Shop yang mencapai 68%. Tokopedia digunakan oleh 21% affiliate marketing, sementara Lazada dan Bli Bli memiliki tingkat penggunaan masing-masing sebesar 16% dan 6%.
Ketiga soal harga, mayoritas anggaran belanja untuk pembelian melalui affiliate marketing berada dalam rentang 100.000 hingga 250.000, dengan persentase sebanyak 47% dan produk fashion merupakan kategori paling diminati dan banyak dibeli melalui affiliate marketing, dengan persentase mencapai 74%, diikuti oleh produk kecantikan (56%), produk untuk kebutuhan rumah dan gaya hidup (50%), aksesori (43%), dan produk makanan dan minuman (40%).
“Sehingga UKM yang bergerak dibidang fesyen, kecantikan, kebutuhan rumah tangga, hingga F&B dapat memanfaatkan affiliate marketing dengan lebih maksimal,” jelasnya.
Terakhir soal kinerja dalam hal pengiriman barang, sebanyak 75% e-shopper cenderung memilih pengiriman standar dengan waktu pengiriman 1-2 hari, sedangkan 44% lebih memilih pengiriman ekonomi dengan durasi pengiriman 1-4 hari. Sebagian lainnya memanfaatkan layanan pengiriman khusus seperti same day, xpress, cargo, instant, dan sejenisnya.
“Pembeli online mengharapkan pengiriman yang efisien namun terjangkau secara biaya. Dalam konteks UKM yang menggunakan banyak afiliasi, layanan manajemen gudang dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan proses pengiriman barang secara efektif dan efisien, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mendukung pertumbuhan bisnis secara keseluruhan,” tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |