Indonesia Positif Universitas Islam Malang

Dosen Agribisnis Unisma Malang Teliti Peningkatan Permintaan Cabai, Ini Hasilnya

Rabu, 19 Juni 2024 - 11:55 | 10.97k
Dosen Agribisnis Faperta Unisma Malang menunjukkan hasil statistik faktor-faktor yang memengaruhi permintaan cabai rawit di Kota Malang. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Dosen Agribisnis Faperta Unisma Malang menunjukkan hasil statistik faktor-faktor yang memengaruhi permintaan cabai rawit di Kota Malang. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Dewasa ini semakin banyak kuliner di Kota Malang dengan cita rasa pedas. Makanan pedas seperti sudah menjadi hal yang lumrah bagi warga Malang dan sekitarnya. Suhu Kota Malang yang cukup dingin sangat mendukung untuk menikmati makanan dengan rasa yang pedas. Hal tersebut tentunya mendorong permintaan aneka cabai baik dari UMKM ataupun rumah tangga di Kota Malang.

Komoditas cabai adalah bahan utama pembuatan makanan pedas. Cabai yang dikonsumsi Masyarakat pun beragam macam seperti cabai rawit, cabai merah besar, dan cabai merah keriting. Namun seperti kita ketahui harga cabai di Indonesia selalu mengalami fluktuasi. Seperti pada November 2023 lalu harga cabai rawit berada di sekitar angka 100ribu rupiah per kg dan harga cabai merah besar di kisaran harga 75ribu rupiah per kg sedangkan cabai merah keriting berada pada kisaran 70ribu rupiah per kg.

Advertisement

Meskipun saat ini harga bisa dibilang cukup stabil namun hal tersebut tidak menurunkan minat tim peneliti dari Dosen Agribisnis Unisma Malang untuk melakukan penelitian tentang faktor yang memengaruhi permintaan cabai rawit di Kota Malang.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Tim peneliti tersebut ialah Titis Surya Maha Rianti dan Dina Kartika Sari dari Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian Unisma bersama dengan mahasiswa tim peneliti mengamati faktor-faktor apa saja yang diperkirakan memengaruhi permintaan cabai rawit di Kota Malang.

“Dalam penelitian yang kami lakukan, kami mengamati permintaan cabai rawit dari berbagai sudut pandang faktor permintaan seperti harga di periode pembelian sebelumnya, harga komoditas pelengkap seperti bawang merah, harga komoditas pengganti seperti cabai merah, pun termasuk jumlah anggota keluarga dan selera masyarakat,” jelas Titis Surya Maha Rianti selaku ketua Tim Penelitian.

Dalam penelitian yang dilakukan Titis dan tim, ada 7 faktor yang diamati yaitu: harga cabai rawit saat pembelian konsumen, harga cabai rawit pada periode pembelian sebelumnya, harga bawang merah, harga cabai merah, pendapatan konsumen, jumlah anggota keluarga dan selera konsumen.

Hal tak terduga yang ditemukan yaitu harga periode pembelian sebelumnya berpengaruh terhadap permintaan cabai rawit selain faktor harga bawang merah, cabai merah, jumlah anggota keluarga dan selera konsumen.

Lebih lanjut tim peneliti menjelaskan hal ini sangat mungkin terjadi karena konsumen akan membeli lebih banyak produk saat harganya turun sebagaimana dijelaskan seperti hukum permintaan. Jika harga cabai rawit di periode atau waktu pembelian sebelumnya tinggi dan saat melakukan pembelian ulang harganya sudah turun, maka ada kecenderungan konsumen membeli lebih banyak produk dari sebelumnya. Dan hal ini terjadi pada permintaan cabai rawit di Kota Malang.

Dari hasil penelitian ternyata permintaan untuk komoditas cabai rawit didominasi oleh faktor harga, baik harga di waktu pembelian sebelumnya ataupun harga komoditas lain. Melihat hal tersebut tentunya stabilisasi harga adalah sebuah PR dan perlu berbagai upaya untuk menjaga stabilitas harga ataupun daya beli konsumen.

Stok ketersediaan barang harus aman agar harga tidak melambung tinggi akibat supply yang kurang. Perlu campur tangan pihak terkait dalam mengatur pola tanam berbagai jenis komoditas agar supply selalu aman dan dapat memenuhi permintaan konsumen. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES