Dari Tanah Batak, Ini Kisah Marisson Perintis Muda dalam Industri Pelayaran Kapal Tongkang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pada usia 30 tahun, Marisson Horas Mugabe, yang dikenal sebagai Marisson, telah membuat namanya dikenal dalam industri pelayaran kapal tongkang. 

Pria berdarah Batak ini kini menjabat sebagai CEO sebuah perusahaan pelayaran yang fokus pada pengangkutan bahan mentah seperti batubara, nikel, dan bahan tambang lainnya.

Advertisement

Marisson, anak ketiga dari empat bersaudara dalam sebuah keluarga sederhana, adalah contoh nyata dari peribahasa "perintis bukan pewaris". Perjalanan kariernya menuju posisi CEO tidaklah mudah, penuh dengan tantangan yang berhasil ia atasi dengan tekad dan kerja keras.

Karier Marisson dimulai sebagai junior di sebuah Kantor Akuntan Publik, sebelum pindah ke sebuah perusahaan pelayaran sebagai Assistant Manager Keuangan. Berkat dedikasi dan kemampuan luar biasanya, ia cepat naik jabatan. Peran pentingnya dalam mengelola keuangan perusahaan diakui oleh jajaran manajemen dan memberikan kontribusi signifikan.

“Keberhasilan ini bukan hanya tentang saya, tetapi juga tentang tim hebat yang bekerja bersama saya dan dukungan keluarga yang tiada henti,” ujar Marisson saat ditanya tentang kunci suksesnya. 

Ia menekankan pentingnya kerja sama tim dan dukungan dari orang-orang terdekat dalam mencapai tujuan besar.

“Di dunia bisnis yang terus berubah, kita harus selalu siap beradaptasi dan belajar hal-hal baru,” tambah Marisson. 

Visi ke depan yang jelas dan semangat untuk terus berkembang adalah kunci bagi Marisson dalam memimpin perusahaannya.

Kisah Marisson adalah inspirasi bagi generasi muda Indonesia, menunjukkan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan fokus, mimpi besar bisa diraih. Berkarir dari bawah hingga menjadi CEO di usia 30 tahun, Marisson membuktikan bahwa perintis sejati mampu menciptakan warisan melalui usaha dan inovasi yang terus berkembang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.