Prodi Peternakan Unisla Berdayakan Kelompok Difabel Desa Tlogoagung: Beri Hibah Domba dan Pelatihan Pakan Silase

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Dalam rangka mendukung Indonesia Inklusif 2030, Program Studi (Prodi) Peternakan Universitas Islam Lamongan (Unisla) melaksanakan program pemberdayaan bagi kelompok difabel di Desa Tlogoagung di Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan.
Dr Edy Susanto, Dosen Prodi Peternakan Unisla, menjelaskan, program ini meliputi pemberian hibah domba Cross Texel dan pelatihan pembuatan pakan silase.
Advertisement
Sebab, dikatakan Edy, Desa Tlogoagung dikenal dengan mayoritas penduduknya yang bekerja sebagai petani dan peternak. Menurut data desa tahun 2023, dari 2.415 penduduk, 644 KK di antaranya bermata pencaharian sebagai petani dan peternak, khususnya ternak domba. Berdasarkan laporan KKN Universitas Islam Lamongan tahun 2021, terdapat 21 orang difabel di desa ini, yang sebagian besar belum mendapatkan perhatian yang memadai.
“Kelompok difabel di desa ini cenderung tertutup akibat keterbatasan yang mereka alami, sehingga kurang banyak mendapat perhatian,” kata Edy. Sehingga Pemerintah Desa Tlogoagung mendeklarasikan desa ini sebagai rintisan desa inklusi pada 16 Januari 2021.
Dari 21 orang difabel yang tercatat, enam orang di antaranya cacat sejak lahir, sementara 15 orang lainnya mengalami kecacatan akibat penyakit atau kecelakaan. Mayoritas dari mereka berusia produktif dan bekerja sebagai petani atau peternak, namun masih secara tradisional dan kurang produktif.
Menanggapi fenomena ini, Edy dan timnya meluncurkan pilot project untuk meningkatkan produktivitas usaha peternakan kelompok difabel.
Proyek ini, sambung Edy, melibatkan upgrading jenis ternak, pelatihan perbaikan kualitas pakan, dan bantuan sarana produksi. Salah satu inisiatif utamanya adalah diseminasi domba jenis Cross Texel dan pembuatan silase rumput gajah, serta pemberian hibah enam ekor domba bunting.
Hasil dari kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan silase menunjukkan capaian yang baik. Penyuluhan meningkatkan pengetahuan kelompok difabel sebesar 33,3 persen, dan pelatihan mencetak kompetensi keterampilan meskipun masih terbatas. Pemberian hibah domba Cross Texel dan peralatan pakan silase juga disambut dengan antusias oleh para difabel.
“Program seperti ini berpotensi direplikasi di berbagai wilayah di nusantara guna mendukung program Indonesia Inklusif 2030,” ucapnya.
Program ini menjadi bukti nyata komitmen Desa Tlogoagung dalam memberdayakan kelompok difabel dan mendukung inklusivitas di Indonesia.
“Kami sangat berterima kasih atas terselenggaranya kegiatan positif ini dan berharap dapat membentuk jiwa mandiri serta meningkatkan perekonomian masyarakat difabel ke depannya,” ujar Edianto, Kepala Desa Tlogoagung. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ardiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |