Unisla Jadi Tuan Rumah Diskusi Islam Damai Sesi 4: Kolaborasi Pemimpin Islam Perempuan

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Diskusi Islam Damai Sesi 4 dengan tema "Strategi Kolaboratif Pemimpin Islam Perempuan Dalam Mewujudkan Masyarakat Inklusif" sukses digelar di Aula Gedung A Universitas Islam Lamongan. Sabtu, (4/7/2024).
Acara ini untuk membangun kolaborasi strategis antar pemimpin Islam perempuan, baik yang berbasis masyarakat maupun pemerintah daerah.
Advertisement
Diskusi yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 15.30 WIB ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Nur Diana Khalida, S.Q, M.Pd, Pengasuh PP Putri Nurussalam Bondowoso, dan Hasan Mahfud, M.A, Ketua Rumah Moderasi Beragama UIN Sunan Ampel Surabaya. Acara ini juga dihadiri oleh Rektor Unisla, Dr Abdul Ghofur, SE., M.Si.
Dalam sambutannya, Dr Alimul Muniroh, Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jatim menekankan pentingnya peran pemimpin perempuan di setiap daerah.
"Peran pemimpin perempuan di setiap daerah pasti memiliki masa yang luar biasa sehingga hari ini akan menjadi formulasi sendiri," ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya menguatkan komitmen dengan gerakan Islam damai dalam menghadapi isu radikalisme yang terus muncul.
"Kita harus melawan isu radikalisme yang kian marak dan lebih menguatkan lagi Islam yang aman dan damai," ucapnya.
Selain itu Rektor Unisla Dr Abdul Ghofur, SE., M.Si, menyampaikan terima kasih atas kepercayaannya kepada Unisla untuk ditempati kegiatan Diskusi Islam Damai Sesi 4 ini.
"Terima kasih. Sebuah kehormatan untuk Unisla ditempati kegiatan seperti ini. Mungkin tahun depan juga masih berkenan di sini," ucapnya.
Sedangkan Nur Diana Khalida, dalam paparannya, membahas tentang pentingnya inklusivitas dalam membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera.
Ia menekankan bahwa kolaborasi antara pemimpin Islam perempuan dapat menjadi kunci dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Sementara itu, Hasan Mahfud mengajak semua peserta untuk berperan aktif dalam gerakan moderasi beragama, sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih toleran dan inklusif.
Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat jaringan dan kerjasama antar pemimpin Islam perempuan, sehingga mampu memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan damai. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ardiyanto |
Publisher | : Rochmat Shobirin |