Indonesia Positif

Kementan Lakukan Bimtek Penanganan Gangguan Reproduksi Ternak Besar di Kediri

Rabu, 24 Juli 2024 - 20:35 | 25.44k
(FOTO: AJP TIMES Indonesia)
(FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Keberhasilan reproduksi akan sangat mendukung peningkatan populasi ternak, tidak terkecuali ternak ruminansia. Namun kondisi pada  peternakan rakyat, masih sering dijumpai adanya kasus gangguan reproduksi yang ditandai dengan rendahnya fertilitas induk yang berakibat  penurunan angka kebuntingan dan jumlah kelahiran pedet. 

Gangguan reproduksi tersebut menyebabkan kerugian ekonomi sangat besar bagi peternak yang berdampak terhadap penurunan pendapatan.  Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah penyakit reproduksi, buruk nya sistem pemeliharaan, tingkat kegagalan kebuntingan dan masih adanya pengulangan inseminasi yang kemungkinan salah satu penyebabnya adalah adanya gangguan reproduksi. 

Advertisement

Dengan masih adanya penyakit hewan menular strategis (PHMS) di Indonesia maka perlu untuk mengoptimalkan Puskeswan sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan hewan untuk ikut dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit PHMS.

Berdasarkan kondisi tersebut, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri menggandeng Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu untuk menjadi pemateri pada kegiatan Bimbingan Teknis Penanganan Gangguan Reproduksi pada Ternak Besar. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi petugas teknis Kesehatan hewan dan reproduksi di Kabupaten kediri dalam pengendalian gangguan reproduksi pada ternak besar. 

Dalam beberapa kesempatan Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa untuk mencapai produktivitas yang baik dibutuhkan SDM petani dan penyuluh pertanian yang handal. Untuk mencapai kualifikasi tersebut adalah tugas dari widyaiswara dan pengelola pelatihan pertanian..

“Segala sesuatu yang terkait peningkatan kapasitas SDM merupakan tugas BPPSDMP,” ujar Dedi

peserta-bimtek.jpg

Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 22 – 23 Juli 2024 ini di ikuti oleh 40 peserta di wilayah kerja (wilker)  Puskeswan Pare Kediri yang terdiri dari unsur  dokter hewan (baik dokter hewan mandiri dan dokter hewan staf DKPP Kediri), petugas teknis paramedik veteriner inseminator, paramedik veteriner pemeriksa kebuntingan (PKB) dan paramedik veteriner asisten Teknik Reproduksi (ATR). 

Kegiatan di bagi menjadi 2 sesi kegiatan yaitu, hari pertama kegiatan di ikuti oleh 20 petugas teknis di wilker Puskeswan Pare khususnya kecamatan Gurah dan pada hari kedua di ikuti oleh 20 peserta yang merupakan petugas teknis di wilker Puskeswan Pare khususnya kecamatan Puncu.

Reni Indarwati, Widyaiswara dari Divisi Kesehatan Hewan dan Reproduksi BBPP Batu menyampaikan bahwa kegiatan Bimtek ini sangat diperlukan mengingat banyaknya masalah reproduksi pada sapi yang ditemukan pasca wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Sekaligus kegiatan ini juga sebagai tindak lanjut DKPP Kabupaten Kediri terhadap Permentan Nomor 02 tahun 2024 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non fisik Dana Ketahanan Pangan TA 2024. 

Metode pembelajaran yang diberikan pada kegiatan ini meliputi ceramah dan diskusi selama 3 JP dan di lanjutkan dengan praktik identifikasi gangrep melalui palpasi rektal selama 3 JP. Selain dari widyaiswara BBPP Batu, pada kegiatan ini dihadirkan juga narasumber yang berasal dari dosen pengampu mata kuliah Reproduksi Hewan FKH Universitas Airlangga Surabaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES