Masa MPLS, SMK Pelayaran Nasional Kampanye Stop Bullying

TIMESINDONESIA, PURWOKERTO – Sebanyak lebih dari 300 siswa dan tenaga pendidik di lingkungan SMK Pelayaran Nasional dan beberapa tokoh sekitarnya melakukan penandatanganan pakta integritas sebagai bentuk komitmen pencegahan perundungan, dan tindakan kekerasan lainnya.
Kepala SMK Pelayaran Nasional Purwokerto, Ninik Setiyani, S.Sos, M.Si mengatakan sosialisasi stop bullying sebagai kampanye untuk meningkatkan kesadaran pelajar dan tenaga pendidik terhadap bahaya bullying dan memberikan wawasan yang diperlukan guna mencegahnya.
Advertisement
Bentuk sosiaslisasi stop bullying selain tanda tangan komitmen juh dilakukan didalam kelas.(FOTO : Sutrisno/TIMES Indonesia)
"Harapannya, pencegahan tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan, siswa taruna di sekolah kami dapat menjadi contoh dalam mencegah kejadian bullying dan bersama dengan guru dan taruna lainnya dapat mewujudkan sekolah bebas perundungan dan kekerasan," katanya.
Ninik juga berharap adanya kampanye stop bullying sebagai upaya pencegahan melakukan perundungan lain yang termasuk dalam kategori perundungan fisik, perundungan verbal, perundungan siber, ataupun perundungan nonfisik dan nonverbal lainnya.
Penandatanganan komitmen stop bullying yang dilakuan oleh tenaga pendidik dan taruna, Rabu (24//7/2024).(FOTO : Sutrisno/TIMES Indonesia)
"Meminimalisir bullying, telah memiliki sistem pengaduan dan pelaporan bagaimana cara menyikapi pelaku dan korban bullying, kemudian juga melakukan pendekatan dialogis agar tercipta rasa aman dan nyaman," terangnya.
Ninik juga menegaskan bahwa sistem pendidikan yang berbasis semi militer ini cukup efektif untuk meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran untuk saling menghargai dan menghormati sehingga tidak ada yang namanya bullying di sekolahnya."Selama ini belum pernah ada kasus ataupun yang mengarah ke tindakan bullying," tegasnya.
Sebagai kepala sekolah, Ninik juga sangat prihatin bila ada kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah, karena bullying adalah tindakan yang tidak dapat diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai positif yang harus djunjung tinggi di sekolah, yaitu saling menghormati, empati, dan kerja sama.
"Saya juga mendorong seluruh taruna, orang tua, dan staf sekolah untuk melaporkan setiap insiden bullying yang mereka ketahui, kami memiliki mekanisme pelaporan yang dapat diakses dengan mudah dan dijamin kerahasiaannya, kami juga memastikan bahwa setiap siswa merasa aman dan didukung di lingkungan sekolah," terangnya.
Kerjasama dengan orang tua sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan positif bagi anak-anak untuk membangun budaya yang penuh dengan rasa hormat dan kasih sayang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |