Indonesia Positif

Bersama Pemkab Kediri, Kementan Atasi Gangguan Reproduksi Ternak Melalui Bimtek

Sabtu, 27 Juli 2024 - 15:53 | 25.46k
Pelaksanaan Bimbingan Teknis Gangguan Reproduksi di Kabupaten Kediri. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Pelaksanaan Bimbingan Teknis Gangguan Reproduksi di Kabupaten Kediri. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Gangguan reproduksi pada ternak menjadi salah satu penghambat peningkatan populasi. Gangguan reproduksi ini meliputi penurunan angka kebuntingan dan jumlah kelahiran pedet yang diakibatkan dari rendahnya fertilitas.

Berbagai hal menjadi faktor pendorong terjadinya gangguan reproduksi pada ternak, diantaranya sistem pemeliharaan yang buruk seperti buruknya pengelolaan pakan hingga adanya penyakit reproduksi.

Advertisement

Guna menurunkan kerugian ekonomi peternak akibat gangguan reproduksi, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri menggandeng Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu untuk menjadi pemateri pada kegiatan Bimbingan Teknis Penanganan Gangguan Reproduksi pada Ternak Besar.

Jika sebelumnya, telah di laksanakan Bimbingan Teknis bagi petugas di wilayah kerja Puskeswan Pare Kediri meliputi Kecamatan Gurah dan Kecamatan Puncu. Pada kegiatan Bimtek kali ini, peserta berasal dari 6 kecamatan di kediri  yaitu Kecamatan Tarokan, Kecamatan Grogol, dan Kecamatan Ngasem pada kegiatan hari pertama. Dan Kecamatan Ngasem, Kecamatan Mojo, serta Kecamatan Semen pada hari kedua.

tes-reproduksi.jpg

Kegiatan Bimtek  dilaksanakan pada tanggal 24-25 Juli 2024, yang diikuti oleh 40 orang peserta dan terbagi menjadi 2 sesi, dengan peserta yang berasal dari unsur  dokter hewan (baik dokter hewan mandiri dan dokter hewan staf DKPP Kediri), petugas teknis paramedik veteriner inseminator, paramedik veteriner pemeriksa kebuntingan (PKB) dan paramedik veteriner asisten Teknik Reproduksi (ATR).

Hal ini selaras dengan yang di sampaikan oleh Plt Kepala Badan Penyuluhan Dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. Mengenai pentingnya peningkatan SDM. 

“Jika ingin pertanian maju, majukan dahulu kualitas SDM. Karena SDM yang berkualitas bisa menghadirkan inovasi dan terobosan-terobosan yang dibutuhkan pertanian,” sebut Dedi.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan DKPP Kab. Kediri, Yuni Ismawari mengemukakan, bahwa berdasarkan hasil ISIKHNAS pada Bulan Januari hingga Juni 2024, masih terlaporkan bahwa kejadian inseminasi buatan (IB) 3 kali pada akseptor di wilayah DKPP Kediri sejumlah 1870an.

Bersama-Pemkab-Kediri.jpg

“Jumlah IB 3 kali pada akseptor masih banyak ditemui. Permasalahan utama di lapangan adalah ketidakcukupan hijauan berkualitas dan pencatataan karena istilah beternak sapi merupakan hal sampingan” ungkap Yuni.

Sementara itu, Widyaiswara dari Divisi Kesehatan Hewan dan Reproduksi BBPP Batu, Widya Ayu Prasdini berharap melalui bimtek ini mampu mengatasi masalah gangguan reproduksi yang terjadi pada ternak. 

“Petugas di refresh dan ditingkatkan kompetensinya dalam evaluasi kebuntingan, deteksi dini kejadian gangguan reproduksi, evaluasi serta tindaklanjutnya,” ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES