Indonesia Positif

Dorong Upaya Konservasi, AQUA Banyuwangi Dampingi Petani Memantau Curah Hujan

Selasa, 27 Agustus 2024 - 19:45 | 29.57k
Masyarakat sedang memantau alat pantau curah hujan Ombrometer di Taman Kehati Raung, Dusun Sumberasih, Desa Sumberarum, Songgon. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Masyarakat sedang memantau alat pantau curah hujan Ombrometer di Taman Kehati Raung, Dusun Sumberasih, Desa Sumberarum, Songgon. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – PT Tirta Investama Pabrik AQUA Banyuwangi sangat serius dalam mendorong upaya pelestarian lingkungan. Salah satu langkah konkrie yang dilakukanya adalah dengan mendampingi para masyarakat petani di wilayah Banyuwangi dalam melakukan pemantauan curah hujan pada, Selasa (27/8/2024).

Kegiatan memantau curah hujan bersama petani ini akan sangat menunjang kegiatan konservasi yang dilaksanakan di Kecamatan Songgon. Konservasi sendiri merupakan sebuah program Corporate Social Responsibility (CSR) andalan dari PT Tirta Investama Pabrik AQUA Banyuwangi.

Advertisement

Projek manager konservasi, M. Muhklisin mengatakan, jika sejak tahun 2023 para penggiat konservasi yang bersatu dalam sebuah nama BKAD di bidang lingkungan, telah mempelajari bagaimana cara melakukan pemantauan curah hujan yang telah diterapkan hingga sekarang. Pemantauan tersebut memiliki peran penting dalam berbagai bidang, seperti pertanian, lingkungan, infrastruktur, hingga mitigasi bencana. 

Adapun cara memantau curah hujan tersebut, Muhklisin menambahkan, menggunakan alat pantau yang bernama Ombrometer. Untuk saat ini Ombrometer tersebut terpasang di wilayah Taman Kehati Raung, Dusun Sumberasih, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon. 

“Pemantauan melibatkan pengukuran dan analisis jumlah air hujan yang jatuh di suatu area tertentu dalam periode waktu tertentu,” kata Muhklisin Selasa, (27/8/2024).

Lebih rinci Muhklisin mendefinisikan, curah hujan adalah  jumlah air yang jatuh pada periode tertentu. Pengukurannya dilakukan dengan satuan tinggi diatas permukaan tanah horizontal yang diasumsikan tidak terjadi penguapan atau Infiltrasi, Run Off, atau Evaporasi. sedangkan untuk tinggi air yang jatuh dinyatakan dalam satuan milimeter.

Muhklisin mencontohkan, curah hujan 1 milimeter merupakan ketinggian air hujan dalam luasan penampung 1 meter persegi. Jika dihitung, maka dalam 1 meter persegi akan terkumpul 1 liter air. Pengukuran curah hujan dilakukan dalam periode waktu 24 jam dan diamati setiap pukul 07.00 waktu setempat.

“Cara kerja alat Ombrometer yaitu Saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung,” jelasnya. 

“Untuk jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung, diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang tertampung jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua,” imbuh Muhklisin.

Sementara itu, SR Koordinator CSR AQUA Banyuwangi, Khoirul Hamdani menjelaskan, adanya pendampingan pemantauan curah hujan tersebut merupakan transfer ilmu dari AQUA Banyuwangi kepada masyarakat yang menjadi bagian dari asas kebermanfaatan. 

“wawasan dan ilmu pengetahuan itu cukup penting untuk dipelajari setiap orang. Oleh karena itu kami perwakilan dari AQUA Banyuwangi berusaha penuh memberi wawasan yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya dalam bidang pertanian,” tuturnya.

“Pengukuran curah hujan sebenarnya sudah cukup umum dalam dunia akademisi maupun praktisi. Kami juga ingin di masyarakat dampingan program kami, juga mengetahui hal wawasan tersebut,“ tambah Khoirul hamdani.

Nantinya hasil dari kegiatan pemantauan curah hujan ini akan diregresi dengan berapa banyak resapan air yang mampu diresapkan oleh bangunan sipil teknis rorak maupun sumur resapan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES