Perkuat Inklusifitas, UB Latih Tendik Soal Disability Awareness

TIMESINDONESIA, MALANG – Pelayanan yang setara atau Inklusifitas menjadi salah fokus yang dimiliki oleh Universitas Brawijaya (UB). Sebagai wujud komitmen atas hal itu, UB menggelar Pelatihan Disability Awareness bagi tenaga kependidikan (Tendik) pada 27-28 Agustus 2024 di Hotel Santika Premiere, Malang.
Kegiatan yang diinisiasi Direktorat Inovasi dan Pengembangan Pendidikan (DIPP) ini
diikuti oleh 71 peserta dari berbagai fakultas dan unit kerja di UB, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam melayani mahasiswa penyandang disabilitas.
Advertisement
Pelatihan yang didukung oleh fasilitator dari Pos Tunarungu, Pos Tunadaksa, Pos Tunanetra, hingga Pos Disabilitas Mental ini dihadiri oleh beberapa petinggi universitas, seperti Direktur Direktorat Inovasi dan Pengembangan Pendidikan UB, Dr. dr. Loeki Enggar Fitri M.Kes., SpParK, serta Sekretaris Direktorat, Kepala Sub Direktorat Layanan Disabilitas UB, serta beberapa pihak lain.
Koordinator KKJF Bidang Evaluasi dan Kajian Pendidikan Inklusi di Subdirektorat Pengembangan Pendidikan Inklusi UB, Dian Putri Permatasari, S.Psi., M.Si., menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari upaya rutin universitas untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang disabilitas, terutama di lingkungan pendidikan.
"Sebagai tenaga kependidikan, kita memiliki peran penting dalam memastikan setiap mahasiswa memiliki hak yang sama. Melalui kegiatan ini, kita bersama-sama meningkatkan pemahaman tentang disabilitas, dengan harapan menciptakan pendidikan yang lebih ramah dan inklusif bagi semua,” ujar Dian.
Di tempat yang sama, Dr. dr. Loeki Enggar Fitri M.Kes., SpParK menekankan pentingnya perubahan pola pikir dan mental dalam menghargai serta menghormati orang-orang dengan keterbatasan, baik fisik maupun mental.
“Pelatihan ini akan memberikan manfaat besar dalam meningkatkan kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar, serta mendukung rekan sejawat kita yang ingin meraih mimpi-mimpi meskipun dengan keterbatasan,” kata Prof. Loeki.
Prof. Loeki juga mengungkapkan bahwa jumlah mahasiswa disabilitas di UB kini mencapai 113 orang terhitung juga bagi MABA yang baru masuk pada tahun 2024-2025, dengan 68 tenaga kependidikan yang telah menjalani pelatihan sebelumnya.
“Kami berharap setelah mengikuti pelatihan ini, tenaga kependidikan dapat merubah pola pikirnya dan meningkatkan mutu layanan kepada mahasiswa penyandang disabilitas,” tambahnya.
Selama dua hari pelatihan, peserta mendapatkan materi mengenai Disability Awareness, ragam layanan inklusif, serta inovasi layanan yang dapat diterapkan di kampus dan praktek memberikan layanan kepada mahasiswa disabilitas.
Pelatihan ini diharapkan dapat menjembatani tenaga kependidikan dalam memahami dan menerapkan layanan inklusif, sehingga UB terus memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh mahasiswa tanpa terkecuali.
Kegiatan ini ditutup secara resmi oleh Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP, Sekretaris Direktorat Inovasi dan Pengembangan Pendidikan UB, yang menyampaikan apresiasinya kepada para peserta. “Kami berharap pelatihan ini menjadi bentuk ibadah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mendukung akselerasi pelayanan prima kepada mahasiswa penyandang disabilitas,” tutupnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |