Pertanian Modern, Kementan Lakukan Pendataan Alsintan dan Analisis Usaha Tani Kabupaten Ngawi

TIMESINDONESIA, NGAWI – Pertanian modern merupakan program yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperkuat sektor pertanian Indonesia dengan meningkatkan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian, terutama di kalangan generasi muda. Program ini berfokus pada integrasi manajemen agribisnis dan korporasi.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan. “Tentunya program ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh dan petani muda”, sebut Mentan Amran.
Advertisement
Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti menyebutkan bahwa untuk mencapai target swasembada pangan kita insan pertanian harus selalu berkoordinasi dan bersinergi dengan baik.
Berbagai Upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian terus dilakukan di Kabupaten Ngawi. Salah satu langkah konkrit melalui pendataan alat mesin pertanian (alsintan) dan analisis usaha tani yang dilaksanakan di beberapa kecamatan pada 11-12 September 2024.
Kegiatan ini memiliki tujuan diantaranya untuk mengetahui potensi dan kendala dalam pemanfaatan alsintan, meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan pendapatan petani serta dapat mendorong pengembangan usaha tani. Dari hasil pendataan dan analisis dapat dijadikan dasar untuk merumuskan program-program pengembangan usaha tani yang lebih terarah.
Tim pendamping pertanian yang diterjunkan di Kabupaten Ngawi merupakan sinergi kerjasama dari BBPP Batu, Polbangtan Malang serta melibatkan para alumni Polbangtan Malang. Serangkaian kegiatan pendataan dan analisis telah di lakukan di Kabupaten Ngawi yang meliputi 5 kecamatan yaitu Ngawi, Geneng, Gerih, Padas dan Kwadungan.
Dari Hasil pendataan menunjukkan adanya potensi besar dalam pemanfaatan alsintan untuk meningkatkan efisiensi produksi pertanian. Sebagai contoh di Kecamatan Padas, pendataan difokuskan pada UPJA Harapan Masa yang telah berdiri sejak tahun 2014 dan memiliki 8 unit alsintan. UPJA Harapan Masa ini tidak hanya melayani petani di wilayah setempat, tetapi juga menyewakan alatnya hingga ke luar Kabupaten Ngawi, seperti Tulungagung dan Probolinggo.
Sedangkan Tim pendataan dari Kecamatan Ngawi melakukan identifikasi pada 7 poktan di Desa Mangunharjo. Selain melakukan pendataan alsintan, tim pendamping juga melakukan analisis usaha tani pada tiga poktan. Sedangkan Tim pendamping di kecamatan Gerih melakukan koordinasi dengan Babinsa dan kepala desa, serta melakukan kunjungan ke posko kecamatan.
Untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih komprehensif, maka tim pendamping bersama dengan pembimbing dan alumni telah mengidentifikasi kebutuhan data yang diperlukan untuk proses analisis bisnis di lima kecamatan tersebut. Data-data yang telah diperoleh ini akan digunakan untuk menganalisis efisiensi penggunaan alsintan, biaya produksi, dan potensi peningkatan pendapatan petani.
Kepala BBPP Batu, Roby Darmawan menyampaikan bahwa kegiatan pendataan alsintan dan analisis usaha tani yang dilakukan di Kabupaten Ngawi merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
“Dengan data yang akurat dan analisis yang komprehensif, diharapkan dapat dihasilkan rekomendasi-rekomendasi kebijakan yang tepat untuk mendukung pengembangan pertanian di wilayah ini,” jelas Roby. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |