Indonesia Positif

Limbah Jadi Berkah: Bersama Mahasiswa UNJ, Warga Rawamangun Ubah Minyak Jelantah Jadi Krayon Bernilai!

Senin, 07 Oktober 2024 - 11:10 | 38.63k
Limbah Jadi Berkah: Bersama Mahasiswa UNJ, Warga Rawamangun Ubah Minyak Jelantah Jadi Krayon Bernilai. (FOTO: dok. UNJ)
Limbah Jadi Berkah: Bersama Mahasiswa UNJ, Warga Rawamangun Ubah Minyak Jelantah Jadi Krayon Bernilai. (FOTO: dok. UNJ)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Di tengah hiruk-pikuk Jakarta Timur, tepatnya di Kelurahan Rawamangun yang padat dengan 43.726 jiwa, tim Krayjel UNJ membawa solusi kreatif bagi masyarakat dalam memanfaatkan minyak jelantah. Sebagai kawasan dengan tingkat produksi sampah rumah tangga yang tinggi, salah satu permasalahan yang mencolok di RW 02 adalah limbah minyak jelantah. Setiap rumah tangga di daerah ini menghasilkan rata-rata 2,1 liter minyak jelantah setiap bulan. Sayangnya, akibat kendala antara bank sampah di kelurahan dan RW 02, minyak tersebut tidak dikelola dengan baik. Banyak warga yang akhirnya membuang minyak jelantah ke wastafel atau saluran air, tanpa menyadari dampak negatifnya bagi lingkungan.

Kondisi ini diperburuk oleh rendahnya kesadaran masyarakat tentang cara mengelola limbah minyak jelantah. Meskipun ada segelintir warga yang mengumpulkan minyak jelantah, sebagian besar tidak tahu bagaimana cara mengolahnya lebih lanjut. Ketua PKK RW.02 mengatakan keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang mereka rasakan menjadi penghalang utama dalam menghadapi masalah yang tampaknya sepele namun berpotensi merusak lingkungan dan kesehatan.

Advertisement

Namun, angin segar berhembus ke RW 02 melalui program pengabdian yang digagas oleh tim Krayjel Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang mengusung inovasi pengolahan minyak jelantah menjadi produk ramah lingkungan: krayjel. Program yang diusung oleh Ade La Yusup, Adelia Anggraini Rahmasari, Nisrina Farah Safira, Rinda Mulmeyda, Zahra Afriani Afif Susanto dengan pembimbing Sri Rahayu, M.Biomed berhasil mendapatkan pendanaan melalui program kreativitas mahasiswa, Dikti Ristek 2024 dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak antara lain Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNJ, Kantor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNJ serta PKM Centre UNJ. 

Program ini melibatkan 25 orang ibu-ibu PKK dari RW 02, menggunakan pendekatan Science, Technology, and Society (STS) serta metode Active Participation. Dalam program ini, para peserta tidak hanya belajar tentang bahaya minyak jelantah, tetapi juga dibekali keterampilan mengolahnya menjadi krayon yang dapat mengurangi permasalahan lingkungan dari jelantah serta bernilai ekonomis yang dapat dijual. Proses ini tidak hanya mengurangi sampah minyak jelantah namun dapat membuka peluang bagi warga untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Dengan keterampilan baru yang mereka miliki, mitra dapat membuat barang yang bermanfaat sekaligus menjaga lingkungan sekitar.

Aam Amaningsih Jumhur, Ph.D dan Dr. Taryudi pembina PKM Centre UNJ menyatakan bahwa Program ini terbukti berhasil memberikan solusi yang konkret bagi masyarakat setempat. Melalui evaluasi, terlihat bahwa program ini berhasil meningkatkan pemahaman warga mengenai pengelolaan limbah minyak jelantah. Selain itu, minyak yang sebelumnya dibuang begitu saja, kini dapat dikumpulkan dan diolah menjadi produk bernilai tinggi. Krayon hasil daur ulang tersebut bahkan sudah memiliki jalur distribusi melalui kerja sama dengan toko kerajinan lokal.

Menurut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Andi Hadiyanto program ini diharapkan tidak hanya memberikan dampak langsung terhadap lingkungan, namun juga berpotensi menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga. Melihat tingginya antusiasme peserta dan melimpahnya bahan baku, krayon jelantah ini memiliki potensi untuk terus diproduksi dalam skala kecil sebagai industri rumahan. Program ini tidak hanya menciptakan produk daur ulang yang ramah lingkungan, tetapi juga mendorong ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Rawamangun.

Dekan FMIPA UNJ, Prof. Muktiningsih percaya tim Krayjel telah membuktikan bahwa solusi dari permasalahan lingkungan dapat ditemukan melalui kreativitas dan kerja sama. Inisiatif ini tidak hanya berkontribusi pada tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) terkait akses air bersih dan sanitasi (poin ke-6) serta konsumsi dan produksi bertanggung jawab (poin ke-12), tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal kecil di lingkungan sekitar. “Melalui program "Krayon Jelantah untuk Lingkungan Berkelanjutan," Rawamangun kini memiliki cerita inspiratif tentang bagaimana limbah bisa diubah menjadi peluang dan solusi untuk masa depan yang lebih hijau”, ungkap Prof. Muktiningsih.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Haris Supriyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES