Bersama Kementan RI, Medik Veteriner Kabupaten Lamongan Laksanakan Praktik Diagnosis Gangguan Reproduksi pada Ternak
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu (BBPP Batu) bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Lamongan menggelar pelatihan gangguan reproduksi ternak bagi 24 orang medik veteriner pada, 16 - 18 Oktober 2024.
Pelatihan ini bertujuan untuk untuk meningkatkan populasi ternak guna mendukung program ketahanan pangan nasional melalui peningkatan kompetensi para medik veteriner dalam menangani berbagai permasalahan reproduksi pada ternak khususnya ruminansia besar. Hal ini sangat penting mengingat kesehatan reproduksi ternak merupakan salah satu faktor kunci dalam meningkatkan produktivitas peternakan.
Advertisement
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi tulang punggung penggerak pembangunan pertanian. Karenanya sudah seharusnya SDM pertanian memiliki kualitas yang mumpuni.
“Empat kunci yang perlu dipegang teguh agar SDM kita menjadi mumpuni, diantaranya ialah bekerja yang terbaik, fokus, cepat, dan berorientasi hasil”, sebut Amran.
Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengutarakan hal serupa.
“BPPSDMP akan terus berupaya mencetak SDM pertanian yang profesional, mandiri, berjiwa wirausaha, dan berdaya saing melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan,” tutur Santi.
Pada hari kedua pelatihan, Kamis (17/10/2024), peserta secara langsung mempraktikkan “fresh check” dengan melakukan skoring lendir servik dan identifikasi ovarium di UPT Pembimbitan dan Pengolahan Pakan Ternak, Kec. Mantup, DPKH Kab Lamongan.
Dengan menggunakan alat bantu seperti metricheck, peserta belajar melakukan pemeriksaan fisik secara cermat untuk mendeteksi dini berbagai gangguan reproduksi pada sapi. Deteksi dini ini sangat krusial untuk menentukan langkah penanganan yang tepat dan mencegah kerugian ekonomi akibat penurunan produktivitas ternak.
"Tidak hanya pemeriksaan fisik, kondisi lingkungan dan kualitas pakan juga sangat memengaruhi kesehatan reproduksi sapi. Oleh karena itu, kita harus memastikan sapi mendapatkan perawatan yang optimal. Dengan penanganan yang tepat, siklus estrus sapi diharapkan kembali normal sehingga peluang untuk bunting semakin besar " ujar drh. Widya Ayu Prasdini, Widyaiswara Divisi Keswan dan Reproduksi BBPP Batu pemateri kegiatan ini.
Selain teknik pemeriksaan, para peserta juga mendapatkan pemahaman mengenai pentingnya faktor lingkungan dan pakan dalam mendukung kesehatan reproduksi ternak.
Praktisi pada pelatihan ini yang berasal dari PT Moosa Indonesia Farmindo, drh. Sugeng Widodo, menekankan bahwa stres pada sapi dapat menghambat keberhasilan reproduksi.
"Untuk mencegah stres, salah satu cara yang efektif adalah dengan memberikan sodium bikarbonat atau soda kue sekitar 1 jam sebelum proses inseminasi buatan," jelas drh. Sugeng.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para medik veteriner dapat meningkatkan kompetensi dalam mendiagnosis dan menangani gangguan reproduksi ternak, sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan populasi ternak dan mendukung program ketahanan pangan, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan penurunan angka stunting. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |