Indonesia Positif

Tak Andalkan Ijazah, Direktur Diktis Dorong Lulusan PTKIN Tiru Semangat Jack Ma

Jumat, 08 November 2024 - 19:25 | 13.35k
Direktur Diktis Kemenag Prof. Ahmad Zainul Hamdi. (FOTO: ist)
Direktur Diktis Kemenag Prof. Ahmad Zainul Hamdi. (FOTO: ist)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jack Ma, itulah nama sosok yang disebutkan oleh Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama (Kemenag) Prof. Ahmad Zainul Hamdi di depan ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri Siber Syech Nurjati Cirebon (UIN SSC) dalam event 'Gebrak Kampus 2024', Kamis (7/11/2024).

Sosok yang dinilai inspiratif oleh Direktur Diktis itu diungkap kisahnya dalam acara yang membahas pemetaan karier lulusan PTKIN bertajuk 'Visi Generasi Kini (Vigenk), Career Map: Peluang dan Tantangan Karier Lulusan PTKIN'.

Advertisement

Membawa kisah itu, Direktur Diktis mengajak ratusan mahasiswa itu membuka pikiran dan mendorong mereka supaya tidak ganya mengandalkan ijazah mereka untuk masa depan.

"Jadi hari ini kita berbicara tentang Visi Generasi Kini. Ini adalah anak-anak yang tidak hanya mengandalkan selembar kertas ijazah untuk menjadi garansi masa depan," kata Prof. Inung, sapaan akrab Direktur Diktis, di Gedung Pascasarjana Universitas Islam Negeri Siber Syech Nurjati Cirebon (UIN SSC) pada Kamis (7/11/2024).

Ia menegaskan bahwa apabila lulusan PTKIN ingin sukses, maka mahasiswa harus mengubah cara berpikirnya bahwa karier tidak melulu tentang ijazah.

"If you want to have sucessfull life, you have to change your mind. Jika kalian ingin hidup sukses, kamu harus ubah cara berpikimu. Kalian boleh memegang ijazah, apa saja. Banyak orang yang memegang ijazah yang luar biasa, tapi dia 'nothing'. Tapi banyak orang yang tidak memiliki ijazah, banyak orang yang terlahirkan dari keluarga yang biasa saja tapi dia menjadi seseorang yang luar biasa. Why? It's all about your mind," ujarnya.

Prof. Inung mengungkap kisah hidup Jack Ma yang hanya berlatarbelakang lulusan SMA tapi bisa sukses dalam hidupnya. 

"Kalian pernah dengar yang namanya Jack Ma tidak? Jack Ma saat ini adalah orang terkaya di urutan 81 dunia. Dan dia menjadi orang terkaya di urutan 11 di Asia. Tiga tahun sebelumnya dia adalah orang terkaya di Asia. Setelah dia meninggalkan company yang dia ciptakan sendiri yaitu Alibaba, kekayaannya menurun. Tapi saya tidak akan membicarakan dalam konteks kekayaan. Saya ingin berbicara tentang kesuksesan dari manusia yang namanya Jack Ma," katanya.

Jack Ma ini, lanjut cerita Prof. Inung, hanyalah seorang lulusan SMA yang ketika dia lulus SMA, dia tidak bisa berbahasa Inggris. Pertama kali KFC membuka cabang usahanya di China, ada 15 orang yang mendaftar untuk menjadi pegawai di KFC. 14 diterima, 1 orang ditolak. Dan satu-satunya yang ditolak adalah Jack Ma. 

"Tapi masa depan Itu setingkali tidak bisa ditentukan karena pendidikan. Jack Ma tidak pernah kuliah untuk belajar Bahasa Inggris. Tapi Jack Ma kemudian belajar sendiri sampai dia menjadi sangat fasih. Apa yang membuat Jack Ma seberhasil itu?" ucapnya.

Prof. Inung kemudian mengutip quote Jack Ma "Today is difficult. Tomorrow much more difficult. The day after tomorrow is beautiful. Most people die tomorrow evening," ucap Prof. Inung mengutip quote Jack Ma disahut tepuk tangan dari para peserta di ruangan acara 'Gebrak Kampus 2024'.

"Kalau ada yang tidak tersenyum pasti tidak tahu artinya. Tenang, saya artikan. Hari ini adalah hari yang sulit. Besok adalah hari yang lebih sulit lagi. Tapi, lusa adalah hari yang indah. Sayangnya, banyak orang yang kemudian mati besok malam," sebut Prof. Inung.

Menurutnya, setiap hari adalah tantangan. Tak ada tantangan yang tidak berat. Semakin tinggi level kesuksesan yang diraih, tantangan itu menjadi semakin berat.

Jack Ma bukan terlahir dari keluarga kaya yang kemudian dia menjadi sukses karena harta orang tuanya. Jack Ma bukan orang yang memiliki latar belakang pendidikan sangat mewah, sehingga dengan ijazahnya dia bisa meniti karier struktural dimulai dari bawah hingga puncak. Jack Ma berasal dari 'nothing' kemudian menjadi 'something', dari 'zero to hero' karena dia memiliki cara pandang seperti itu. 

Kemudian, Prof. Inung mendorong agar mahasiswa PTKIN adaptif terhadap perubahan zaman sehingga bisa bertahan dan kokoh di masa depan. "Who will survive in the future? Siapa orang yang akan bertahan di masa depan?" ucap Inung.

"Not the strongest, not the smartest, not the fastest. Yang akan bertahan di masa depan itu bukan orang yang paling kuat, juga bukan orang yang paling cepat. Siapa? Who will survive in the future? Dia yang the most adaptable with the change. Dialah yang paling adaptif terhadap perubahan yang akan survive di masa depan," ucapnya disambut pecah tepuk tangan dari ratusan mahasiswa di ruangan tersebut.

Adapun acara 'Gebrak Kampus 2024' ini digelar atas inisiasi dari UIN Siber Syech Nurjati Cirebon bekerja sama dengan Radio Elshinta serta didukung oleh Direktorat Diktis Kemenag dan Arina.id, media keislaman ternama Indonesia. Acara ini dikemas secara interaktif dan mendatangkan bintang tamu Komika Boby Al Mahbub yang dilanjutkan dengan Talkshow bareng ratusan mahasiswa yang juga dihadiri langsung oleh Rektor UIN Siber Syech Nurjati Cirebon Prof. Aan Jaelani.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Haris Supriyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES