Indonesia Positif

Dari Sosiologi ke Aksi Sosial, Triana Rahmawati Pahlawan ODMK di Surakarta

Sabtu, 09 November 2024 - 14:00 | 18.04k
Triana Rahmawati bersama komunitas Griya Schizofren (Foto : Dok. Griya Schizofren)
Triana Rahmawati bersama komunitas Griya Schizofren (Foto : Dok. Griya Schizofren)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Triana Rahmawati atau yang akrab disapa Tria, perempuan alumni jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Dengan rasa sosialnya menggerakkan ia untuk mengubah kondisi stigma negatif terhadap Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dengan mendirikan Griya Schizofren pada tahun 2012.

Meskipun menggunakan nama ‘Schizofren’, Tria menegaskan bahwa Griya Schizofren tidak hanya berfokus pada penderita skizofrenia atau biasa dikenal

Advertisement

Gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku dengan baik, tetapi juga merangkul semua ODMK dengan berbagai kondisi kesehatan jiwa.

“Griya Schizofren berdiri untuk meningkatkan self awareness dan empati masyarakat terkait masalah kejiwaan serta menurunkan stigma terkait ODMK,” katanya, Sabtu (9/11/2024).

Griya Schizofren memiliki berbagai misi, di antaranya, menyediakan wadah bagi masyarakat yang ingin memahami lebih dalam tentang masalah kesehatan mental dan terlibat langsung dalam penanganan ODMK, menyelenggarakan program-program yang dapat meningkatkan empati terhadap ODMK, serta menghapus sekat antara masyarakat dan ODMK.

Griya Schizofren berawal dari inisiasi Tria bersama dua temannya saat masih kuliah di UNS. Ide sosial yang mereka ciptakan mendapatkan dukungan pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), yang kemudian mendorong perkembangan inisiatif tersebut menjadi Griya Schizofren.

Pada tahun 2017, Tria meraih penghargaan Satu Indonesia Awards (SIA) dari Astra di bidang kesehatan. Penghargaan ini menjadi momen penting yang menginspirasi kembali semangat Tria, terutama setelah ia sempat merasa lelah dan jenuh dalam menjalankan kegiatan sosial melalui Griya Schizofren.

Wanita kelahiran Palembang, 15 Juli 1992 itu akhirnya bertekad untuk terus berkomitmen menjadi pendamping bagi ODMK dan berupaya melahirkan relawan-relawan baru setiap tahunnya.

Ia kemudian mendirikan Beasiswa Volunteer Scholarship dan Beasiswa Happines Family sebagai bentuk nyata kontribusinya bagi masyarakat.

Griya Schizofren adalah sebuah rumah yang nyaman bagi para ODMK untuk dapat diterima dengan baik, diperlakukan secara manusiawi, dan dapat bersosialisasi layaknya masyarakat umum.

Setelah dikenal luas sebagai peraih SIA, salah satu dampak yang muncul adalah semakin banyaknya permintaan dari masyarakat untuk membantu menangani anak atau saudara mereka yang termasuk dalam kategori ODMK, baik melalui telepon maupun media sosial. Hal ini justru semakin memotivasi Tria untuk terus memberikan bantuan, karena setiap kali mendengar ucapan “Terima Kasih” atas bantuannya, ia merasa terdorong untuk berbuat lebih banyak lagi.

Pesan Tria kepada generasi muda agar mereka mengeluarkan semua potensi kebaikan untuk membantu orang lain sedini mungkin.

“Kita semua punya potensi kebaikan, keluarkan potensi itu sejak muda, minimal mudah berempati dengan orang yang mengalami musibah dan membutuhkan pertolongan kita,” pesannya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES