Dies Natalis ke-64 FP UB: Ajang Unjuk Prestasi dan Kontribusi
TIMESINDONESIA, MALANG – Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) memperingati Dies Natalis ke-64 dengan rangkaian kegiatan yang tidak hanya meriah, tetapi juga berorientasi pada peningkatan kontribusi terhadap isu-isu strategis nasional. Acara puncak Dies Natalis digelar pada Minggu (10/11/2024) di area FP UB, melibatkan sivitas akademika, alumni, dan para pemangku kepentingan di bidang pertanian.
Dekan FP UB, Prof. Mangku Purnomo, S.P., M.Si., Ph.D., menyampaikan bahwa peringatan Dies Natalis tahun ini menjadi momen penting untuk menunjukkan capaian prestasi dan peran aktif fakultas dalam menjawab tantangan nasional, terutama di bidang ketahanan pangan dan energi.
Advertisement
“Tahun ini, kami mentransformasi pola Dies Natalis sebagai ajang unjuk prestasi dan kontribusi nyata. FP UB terus berupaya mendukung kebijakan pemerintah, terutama pada isu strategis ketahanan pangan dan energi," ujarnya.
Pihaknya mengaku terus mendorong pengembangan varietas unggul nasional, mulai dari jagung, padi, hingga hortikultura, untuk mengurangi ketergantungan pada impor. FP UB memiliki fokus untuk memastikan ketersediaan bibit berkualitas, bibit merah putih yang sepenuhnya dikembangkan oleh bangsa sendiri.
Lebih lanjut, Prof. Mangku menjelaskan bahwa FP UB tengah giat melakukan riset dan inovasi untuk mendukung efisiensi dalam produksi pertanian. Salah satu fokus utama adalah penerapan teknologi modern seperti *greenhouse* dan sistem budidaya terbuka yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
“Kami terus mencari inovasi budidaya yang paling efisien dan efektif untuk diterapkan di Indonesia. Misalnya, mendorong produk pertanian bernilai tinggi ke arah pertanian modern dengan teknologi *greenhouse* dan *precision farming*. Inovasi ini tidak hanya mendukung peningkatan hasil produksi, tetapi juga memberikan nilai tambah yang lebih besar,” tambahnya.
Dalam bidang pendidikan, FP UB juga berkomitmen membangun kurikulum yang mampu mencetak lulusan kompeten, adaptif, dan berdaya saing global. Kurikulum dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri, mulai dari teknologi pertanian, pembibitan, hingga kewirausahaan tani.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya memahami ilmu pertanian, tetapi juga memiliki keterampilan praktis dan inovatif. Dengan begitu, mereka mampu menjadi pelopor di bidang pangan dan pertanian, baik di tingkat nasional maupun internasional. Riset yang kami lakukan juga fokus mendukung ketahanan pangan dan energi, sehingga lulusan kami siap menghadapi tantangan global,” tegas Prof. Mangku.
Namun, Prof. Mangku juga menyoroti adanya kendala dalam peran strategis fakultas-fakultas pertanian di Indonesia. Ia menyatakan bahwa hingga kini belum ada platform nasional yang terintegrasi untuk memandu arah kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung kebijakan strategis.
“Hingga hari ini, kami belum melihat adanya platform nasional yang jelas untuk memetakan peran fakultas-fakultas pertanian. Kebijakan seperti food estate, reformasi Bulog, dan subsidi pertanian masih bersifat parsial. Kami hanya melihat kebijakan-kebijakan ini sebagai potongan kecil yang belum terintegrasi. Karena itu, FP UB memilih fokus pada pengembangan benih unggul dan SDM terampil, yang kami yakini akan selalu dibutuhkan,” ungkapnya.
Melalui rangkaian kegiatan Dies Natalis ini, FP UB menegaskan visinya untuk menjadi center of excellence dalam riset dan pengembangan pertanian global. Fakultas berupaya meningkatkan kontribusi pada skala nasional dan internasional, baik melalui riset unggulan maupun pemberdayaan masyarakat.
“Ke depan, kami berharap FP UB tidak hanya menjadi lembaga pendidikan, tetapi juga pusat inovasi dan pengembangan pertanian yang diakui secara global. Langkah ini akan kami capai dengan terus mendukung kebijakan strategis pemerintah serta mengembangkan SDM dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan masa depan,” pungkas Prof. Mangku.
Melalui berbagai kegiatan yang digelar FP UB dalam memperingati dies natalisnya yang ke 64, mulai dari seminar nasional, diskusi alumni, hingga kegiatan lain ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan industri demi kemajuan sektor pertanian Indonesia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |