Indonesia Positif

Talk Show di TVRI, Lia Istifhama Kupas Solusi Strategis Angkat Kesejahteraan Petani dan Nelayan

Selasa, 12 November 2024 - 02:39 | 20.44k
Dr. Lia Istifhama M.E.I, Anggota DPD RI saat berapa di studio TVRI Jawa Timur. (foto: dok sahabat ning lia)
Dr. Lia Istifhama M.E.I, Anggota DPD RI saat berapa di studio TVRI Jawa Timur. (foto: dok sahabat ning lia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Reses di Jawa Timur benar-benar dimanfaatkan Dr. Lia Istifhama M.E.I, Anggota DPD RI untuk menyapa masyarakat. Tak hanya lakukan pertemuan tatap muka langsung untuk serap aspirasi masyarakat Jatim, Ning Lia, panggilan akrabnya juga menjadi narasumber dalam Talk show inspiratif bertajuk "Mengangkat Kesejahteraan Petani dan Nelayan" di Studio TVRI Jawa Timur.

Sebagai anggota Komisi III DPD RI, Ning Lia menyampaikan pandangan dan solusi terkait isu-isu penting yang dihadapi petani dan nelayan Jawa Timur.

Advertisement

“Jawa Timur ini kaya potensi, baik dari sektor pertanian maupun kelautan. Tapi kenyataan di lapangan masih banyak tantangan yang membuat petani dan nelayan kita sulit keluar dari kemiskinan,” kata Ning Lia, Senin (11/11/2024)

Talk-show-2.jpg

Dalam paparannya Ning Lia mengungkapkan bahwa Jawa Timur saat ini menyumbang sekitar 17,89 persen produksi padi nasional, menghasilkan 9,59 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2023. Selain itu, provinsi Jawa Timur memiliki 3.543 km garis pantai yang menopang 235 ribu nelayan dan 277 ribu pembudi daya ikan. Namun, potensi besar ini belum sepenuhnya mendukung kesejahteraan masyarakatnya.

Menurut Ning Lia, salah satu tantangan utama adalah tingkat kemiskinan yang masih tinggi di kalangan petani, mencapai 45% dari total populasi miskin di Jawa Timur. 

“Permasalahan mereka sangat mendasar: akses modal yang terbatas, harga yang sering fluktuatif, dan sulitnya mendapat pupuk subsidi. Ini semua berdampak pada daya beli mereka yang semakin menurun,” ungkapnya.

Sebagai senator perwakilan Jatim yang juga merupakan Ketua Perempuan HKTI Jawa Timur, Ning Lia menawarkan berbagai solusi terintegrasi untuk membantu petani dan nelayan. 

“Peningkatan pelatihan adalah langkah awal, terutama untuk teknik pertanian organik dan budidaya perikanan yang ramah lingkungan. Ini penting agar mereka dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi secara berkelanjutan,” jelasnya. 

Talk-show-3.jpg

Selain itu, Ning Lia menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur seperti akses transportasi dan fasilitas penyimpanan, agar hasil pertanian dan perikanan dapat langsung dijual dengan kualitas tetap terjaga. Di era digital, Dr. Lia juga melihat teknologi sebagai salah satu solusi penting.

“Pemanfaatan teknologi seperti IoT dan e-commerce bisa menjadi alat bagi petani dan nelayan dalam mengembangkan usaha mereka. IoT membantu memantau kondisi pertanian dan perikanan, sementara platform e-commerce membuka akses pasar yang lebih luas,” ungkapnya

"Selain itu, penguatan koperasi dianggapnya esensial untuk memperkuat daya tawar petani, sekaligus memudahkan akses terhadap pembiayaan," sambung Ning Lia.

Ning Lia juga menyoroti persoalan akses pupuk subsidi yang kerap kali terhambat oleh distribusi yang tidak merata. 

“Distribusi pupuk subsidi perlu diperbaiki agar tepat sasaran, sehingga petani tidak perlu membeli pupuk non-subsidi yang lebih mahal. Ini akan mengurangi beban biaya produksi dan meningkatkan keuntungan mereka,” katanya.

Dengan solusi-solusi yang diusulkan, Ning Lia berharap kesejahteraan petani dan nelayan dapat terus meningkat. 

“Kesejahteraan petani dan nelayan adalah fondasi ketahanan pangan dan ekonomi kita. Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat kita butuhkan untuk mewujudkan kesejahteraan ini,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES