StartUp Malang Ajak Disabilitas Praktik Design Logo
TIMESINDONESIA, MALANG – Para penyandang disabilitas memang perlu mendapatkan perhatian lebih. Apalagi, sebenarnya banyak potensi dari para disabilitas yang bisa diasah dan dikembangkan. Hal ini turut dilakukan startup asal Malang, yakni Ngaluo.co yang berkolaborasi dengan Bangun Bangsa untuk memberikan pembelajaran digitalisasi.
Selama ini, rekan-rekan disabilitas mendapatkan berbagai macam materi yang berkaitan dengan strategi membangun bisnis dan bagaimana melakukan pemasaran dan kampanye digital. Mulai dari menyusun HPP, menyusun ide bisnis, product market fit hingga pentingnya mendaftarkan merek.
Advertisement
Pekan lalu, teman-teman disabilitas diberikan edukasi mengenai pentingnya pendaftaran merek. Namun, sebelum daftar, teman-teman disabilitas melakukan cek merek secara mandiri melalui Trademark Analyzer yang dimiliki oleh Mebiso.
Salah satu bagian penting dalam pendaftaran merek, selain nama, yaitu logo. Setiap usaha, tentunya memiliki ciri khas logo yang unik dan menarik. Tujuannya, sebagai identitas pembeda dengan merek lainnya.
Tentunya, logo tersebut bisa digunakan untuk memperkuat digital branding, baik melalui media sosial maupun website. Termasuk media branding dan pemasaran, seperti katalog, produk kemasan, flyer dan lainnya.
"Materi ini diberikan agar teman-teman disabilitas yang sudah memiliki usaha bisa membuat mereknya secara mandiri dengan teknis yang mudah. Sehingga, mereka tidak perlu khawatir menjalankan bisnisnya saat logo sudah jadi dan sudah didaftarkan," ujar CEO Ngaluo.co, Andina Paramitha, Selasa (12/11/2024).
Perlu diketahui, kegiatan yang bertajuk Empower Academy ini, merupakan program inkubasi bisnis yang diprakarsai oleh Bangun Bangsa. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan individu penyandang disabilitas dan komunitas marginal dengan keterampilan bisnis hingga mencapai kemandirian finansial.
"Kegiatan ini hadir untuk membantu para penyandang disabilitas atau komunitas dan individu yang terpinggirkan untuk meningkatkan keterampilan bisnis mereka melalui pelatihan dan program pendampingan bisnis dan digitalisasi," ungkapnya.
Ia menyebut, kegiatan tersebut akan berlangsung selama delapan bulan, dengan melibatkan 25 teman-teman disabilitas dari Komunitas Linksos untuk berkarya, baik yang sudah memiliki bisnis maupun yang belum memiliki bisnis.
"Kami berharap, melalui kegiatan ini, teman-teman disabilitas bisa meningkatkan keterampilan bisnis. Sehingga penyandang disabilitas dapat memberikan kontribusi yang unik, yang tidak hanya bermanfaat bagi organisasi tetapi juga bagi perkembangan sosial dan teknologi secara keseluruhan," tuturnya.
Dalam kegiatan ini, teman-teman disabilitas akan dibagi ke dalam dua kategori, yakni kategori Unbusiness (Business Creation) bagi yang belum memiliki bisnis. Mereka akan mendapatkan materi antara lain Basic Entrepreneurship, Business Idea & Idea validation, Market Validation, Business Model Canvas, Business Financial, Product Packaging & Design, Digital Marketing & Sales, Legal Aspect & Business Risk, dan Business Planning.
Sedangkan, untuk kategori Inbusiness (Business Scale Up) akan mendapatkan materi antara lain Business Landscape Update, Evaluate Business Model, Product Dev & Innovation, Supply Chain Management, Effective Marketing & Sales, Ekspansi Pasar melalui Kolaborasi, Human Resources Development, Maintain Financial Health, Legal & Aspect Business Risk, serta Business Planning.
Sementara, Penanggung Jawab Bangun Bangsa, Dian Widyanarti berharap, melalui Empower Academy ini, dapat menciptakan dampak positif yang lebih luas dan inklusif.
Sesuai dengan salah satu dari tujuan pembangunan berkelanjutan, Empower Academy ini merupakan komitmen Bangun Bangsa untuk turut memberdayakan dan membina kelompok penyandang disabilitas agar mereka menjadi berdaya dan mandiri, melalui perluasan akses dan kesempatan.
"Kami juga mengajak para pemangku kepentingan di luar sana untuk turut berkolaborasi dalam menciptakan pemerataan ekonomi yang lebih inklusif," katanya.
Disisi lain, Pendiri Linksos, Ken Kerta menambahkan, kegiatan ini diharapkan mampu membangun stigma positif di masyarakat terkait pemberdayaan disabilitas, dengan menunjukkan bahwa individu dengan disabilitas memiliki potensi luar biasa yang patut didukung.
"Ini merupakan salah satu upaya untuk menciptakan lingkungan yang setara, adil, dan tanpa diskriminasi sehingga penyandang disabilitas dapat berpartisipasi dalam setiap aspek kehidupan," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |