Gusjigang dan Semangat Kemandirian UMKM Kabupaten Kudus
TIMESINDONESIA, KUDUS – Kabupaten Kudus, yang dikenal sebagai kota industri dan budaya, terus mengukuhkan posisinya sebagai pusat ekonomi mikro dengan berbagai inovasi di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Tradisi lokal "Gusjigang"—bagus akhlak, pintar ngaji, dan pandai berdagang—menjadi fondasi pengembangan UMKM, yang saat ini menjadi urat nadi perekonomian kabupaten ini. Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Hasan Chabibie, berkomitmen memperkuat ekosistem UMKM melalui pendekatan berbasis inovasi dan kolaborasi lintas sektor.
Banyaknya event di Kabupaten Kudus yang diselenggarakan Swasta maupaun pemerintah menjadi salah satu faktor naiknya pendapatan UMKM di Kabupaten Kudus. Hasan Chabibie mengatakan jika pada awal tahun 2024 saja, UMKM Kudus mampu meraup angka transaksi hingga 11 Miliyar. Tepatnya 7,8 Miliyar transaksi nasional, dan 3,8 Miliyar transaksi di dalam Kabupaten Kudus saja.
Advertisement
“Kami optimis tahuan-tahun mendatang akan terus meningkat. Karena sektoral UMKM di Kudus masih terbilang sangat bagus di pasar nasional”. ungkapnya pada rilis di laman Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Kudus.
Inovasi untuk UMKM Naik Kelas
Hasan Chabibie, yang menjabat sejak Januari 2024, memperkenalkan program strategis untuk mendorong UMKM lokal naik kelas. Salah satu prioritasnya adalah memperluas akses pasar bagi produk UMKM, termasuk melalui digitalisasi.
Kemudahan berbelanja online berpengaruh pada akses pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memasarkan produknya. Pemerintah turut mendukung pemberdayaan UMKM lewat aplikasi belanja online E-Katalog. Hasan Chabibie menuturkan katalog lokal Kabupaten Kudus per 1 Februari 2024, terdapat 33 etalase dengan 161 penyedia dan 6.448 produk tayang.
Hal tersebut akan selalu ditingkatkan lagi, melihat geliat UMKM yang ada trennya terus mengalami peningkatan. Terutama di bidang pengolahan hasil pertanian dan hasil pengolahan kain jadi atau konveksi. Dua bidang tersebut menjadi sorotan utama dalam peningkatan UMKM di Kudus karena selalu membuat beberapa inovasi yang memikat pasar nasional.
Terlebih, beberapa hasil pelatihan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kudus membuat beberapa alternatif yang mendukung sektoral UMKM. selain itu, dekranasda Kudus, di bawah arahan Aini Hasan Chabibie, juga intensif memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku industri lokal, seperti pengrajin batik, bordir, dan konveksi, agar mampu bersaing di pasar nasional.
Hasan Chabibe juga menyoroti geliat UMKM di sektor pengolahan hasil tembakau. Hadirnya perusahaan-perusahaan besar yang ada di Kudus tidak menutup kemungkinan masyarakat ikut mengembangkan produk pengolahan hasil tembakau. “Kudus memiliki potensi besar, dari industri rokok hingga pendidikan yang berbasis nilai-nilai Gusjigang. Potensi ini harus dimaksimalkan agar UMKM kita tidak hanya bertahan, tetapi berkembang,” ujar Hasan Chabibie.
Tantangan yang dihadapi
Hasan menunjukkan kepeduliannya terhadap UMKM terdampak bencana. Ketika kebakaran melanda Pasar Barang Bekas (Babe) pada Juni 2024, ia turun langsung ke lokasi untuk mendengarkan keluhan para pedagang. Kepedulian semacam ini, menurut Hasan, adalah bagian dari membangun hubungan harmonis antara pemerintah dan masyarakat.
"Kami tidak hanya bicara soal pertumbuhan ekonomi, tetapi bagaimana membawa nilai-nilai budaya Kudus ke pasar yang lebih luas. UMKM adalah wajah masyarakat kita, dan dukungan terhadap mereka adalah investasi untuk masa depan,” katanya.
Menurut Hasan, langkah-langkah yang diambil mencakup bantuan langsung tunai kepada pelaku usaha kecil, program pelatihan kewirausahaan, dan perluasan jaringan pemasaran melalui platform digital. “Kolaborasi dengan komunitas lokal dan pelaku usaha adalah kunci agar semua pihak merasa terlibat dalam pembangunan ini,” imbuhnya.
Dengan visi "Merdeka Bekerja," Hasan berupaya menjadikan Kudus sebagai kabupaten yang sejahtera melalui optimalisasi UMKM dan sinergi antara tradisi lokal dengan inovasi modern. Perannya sebagai teknokrat sekaligus tokoh santri menambah kekuatan moral dalam membangun Kudus yang lebih baik.
Kabupaten Kudus sedang memasuki era baru, di mana warisan budaya bertemu dengan teknologi dan inovasi untuk memajukan UMKM. Hasan Chabibie, bersama masyarakat Kudus, menunjukkan bahwa tradisi dan modernitas bisa berjalan beriringan demi kesejahteraan bersama. Komitmen ini terus dikembangkan dengan bekerjasama dari beberapa sektor.
Pemerintah juga mendukung dalam hal ini, banyaknya event nasional yang dihadirkan di Kudus. Adanya event ini memungkinkan banyaknya UMKM yang terlibat, sehingga banyak produk UMKM yang dikenal secara luas, hingga menemui buyyer yang tepat.
Penjabat Bupati Kudus Dr. M. Hasan Chabibie berkomitmen untuk mendorong peningkatan kualitas UMKM di Kudus. Melalui berbagai program, UMKM di Kudus diharapkan naik kelas dengan branding dan display produk yang tepat, serta mendorong inovasi produk sekaligus memaksimalkan digital marketing (*).
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |