Viral Masyarakat Buang Susu, Begini Respon Anggota DPRD Provinsi Jatim Puguh Wiji Pamungkas
TIMESINDONESIA, MALANG – Viral beberapa waktu terakhir ini masyarakat peternak sapi perah membuang hasil perahan susunya ke selokan bahkan ada yang digunakan untuk mandi sebagai wujud dari protes karena susu mereka ditolak alias tidak terserap oleh industri pengolahan susu.
Sontak peristiwa ini menjadi isu nasional setelah video protes masyarakat tersebut viral diberbagai platform media sosial.
Advertisement
Peristiwa mendapatkan respon dari anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Puguh Wiji Pamungkas. Menurutnya peristiwa ini seharusnya tidak terjadi mengingat produksi susu nasional kita masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan total kebutuhan susu nasional.
"Peristiwa tersebut terjadi karena komunikasi yang kurang efektif antara peternak sapi perah, kelompok ternak, pengepul susu, koperasi susu dan industri pengolahan susu," ujar Puguh pada TIMES Indonesia, Sabtu (16/11/2024).
"Kita tahu bahwa sebagaimana data yang dirilis Kementan RI dan BPS, total kebutuhan susu nasional Indonesia diangka 4,6 juta ton dengan rata-rata produksi susu nasional hanya sebanyak 0,9 juta ton per tahun, ini menandakan bahwa sebenarnya kita ini masih butuh banyak produksi susu, maka menjadi sebuah ironi jika ada peternak yang membuang susu dengan alasan tidak terserap oleh industri pengolahan susu," tambah politisi PKS ini.
Lebih lanjut Puguh menyampaikan bahwa perlu ada manajemen terintegrisi terkait dengan persusuan nasional. Pertama, Peternak terus meningkatkan kemampuan manajemen produksi susunya sehingga memenuhi standar mutu dan kualitas. Kedua, kemampuan koperasi susu untuk mwlakukan mitigasi dan memperluas koneksinya dengan insdutri pengolahan susu harus semakin lincah dan luas. Ketiga, pemerintah harus membuat kebijakan stop impor susu dan berfokus pada peoduksi susu nasional.
Sudah saatnya setiap program yang dicanangkan oleh pemerintah, terlebih pemerintah yang baru, seyogyanya senantiasa berpedoman pada sudut pandang menumbuhkan ekonomi kerakyatan, karena apapun itu bangsa Indonesia yang besar, beragam dan memiliki banyak sumber daya ini memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi bangsa swasembada terhadap kebutuhan pangannya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |