Indonesia Positif

Sosialisasi Produksi Ecoenzym; Langkah Nyata Bhakti UNIPMA Dukung Pengolahan Sampah  Organik Keberlanjutan

Senin, 18 November 2024 - 11:08 | 9.94k
Proses pengelolaan sampah organik dengan teknik pembuatan ecoenzym oleh dosen UNIPMA bersama Ikatan Keluarga Besar Istri PG Poerwodadie. (Foto: Humas UNIPMA for TIMES Indonesia)
Proses pengelolaan sampah organik dengan teknik pembuatan ecoenzym oleh dosen UNIPMA bersama Ikatan Keluarga Besar Istri PG Poerwodadie. (Foto: Humas UNIPMA for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MADIUN – Ikatan Keluarga Besar Istri PG Poerwodadie menggandeng UNIPMA Madiun (Universitas PGRI Madiun) mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah organik dengan teknik pembuatan ecoenzym skala rumah tangga pada Sabtu (9/11/2024). Acara ini diisi oleh Cicik, sapaan akrab salah seorang dosen Teknik Kimia UNIPMA, yang menekankan pada peran ecoenzym dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga berkonsep keberlanjutan, dengan harapan mengurangi dampak negatif dari limbah organik terhadap lingkungan.
 
Cicik menjelaskan, ecoenzym adalah cairan serbaguna yang dihasilkan dari fermentasi limbah organik, khususnya sisa sayuran dan buah-buahan. Cairan ini mengandung berbagai enzim yang dihasilkan oleh bakteri dari proses fermentasi, yang menjadikannya sebagai alternatif pembersih alami, pupuk, bahkan pengusir hama. Proses fermentasi ini menggunakan bahan sederhana, yaitu campuran limbah organik, air, dan gula, sehingga mudah diterapkan pada skala rumah tangga tanpa biaya besar atau teknologi tinggi.

“Dalam jangka panjang, produksi ecoenzym pada skala rumah tangga bukan hanya mengurangi volume sampah organik, tetapi juga mengurangi ketergantungan kita terhadap produk pembersih kimiawi yang dapat mencemari lingkungan,” jelasnya. 

Advertisement

Hasil-ecoenzym.jpg

Ia juga menambahkan bahwa setiap keluarga berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan memanfaatkan limbah organik secara tepat.

Lebih lanjut, Pihaknya  menyoroti pentingnya ecoenzym dalam mengatasi salah satu masalah lingkungan terbesar saat ini: sampah organik yang menjadi sumber gas rumah kaca. Limbah organik yang tidak terolah menghasilkan gas metana, yang memiliki potensi pemanasan global 28 kali lebih tinggi dibandingkan karbon dioksida. Dengan mengubah sampah organik menjadi ecoenzym, emisi metana dapat ditekan, sekaligus memberi manfaat langsung bagi rumah tangga dalam bentuk pembersih alami yang aman dan serbaguna.

Para peserta dalam sosialisasi ini mengikuti praktik langsung pembuatan ecoenzym di bawah bimbingan Cicik. Dengan antusias, mereka mencampur sisa buah, air, dan gula sesuai instruksi, dan memperoleh pemahaman bahwa ecoenzym merupakan produk dengan nilai guna tinggi serta ramah lingkungan. Ketua Ikatan Keluarga Besar Istri PG Poerwodadie menyatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong penerapan ecoenzym di lingkungan keluarga karyawan pabrik, sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan.

Acara sosialisasi ini menyoroti urgensi perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah organik. Dengan langkah kecil, seperti memproduksi ecoenzym, setiap rumah tangga dapat turut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan. Sosialisasi ini diharapkan mampu menjadi langkah awal menuju kesadaran kolektif yang lebih luas mengenai pentingnya praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES