Retro no Yume: Nostalgia Pop Culture Jepang 80-an dengan Sentuhan Kreatif Mahasiswa Unmuh Jember
TIMESINDONESIA, JEMBER – Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) baru-baru ini menggelar acara bertema pop culture Jepang yang bertajuk Retro no Yume. Acara ini berlangsung di Trans Studio Mini Jember pada Minggu (17/11/2024), dan menyuguhkan pengalaman nostalgia dengan mengangkat tema retro khas Jepang tahun 80-an. Retro no Yume berhasil menjadi ajang yang menyatukan para penggemar cosplay dan budaya Jepang dalam sebuah suasana yang unik dan menyegarkan.
Nama Retro no Yume memiliki makna yang sangat mendalam. “Retro” merujuk pada suasana tahun 80-an, sementara “Yume” berarti mimpi dalam bahasa Jepang. Kevin Kumara Hadi, Ketua Panitia acara ini, menjelaskan bahwa acara ini dirancang seolah-olah pengunjung sedang berada dalam sebuah mimpi yang membawa mereka kembali ke era tersebut. Suasana yang tercipta sangat kental dengan budaya pop Jepang retro, memberikan kesan seolah-olah pengunjung tengah terhanyut dalam kenangan masa lalu.
Advertisement
Setibanya di area Retro no Yume, pengunjung langsung disambut dengan atmosfer khas Jepang era 80-an. Seluruh sudut acara dihiasi dengan poster-poster anime legendaris yang sangat populer pada masa itu, seperti Evangelion, Dragon Ball, Sailor Moon, serta poster film-film dari Studio Ghibli. Poster-poster ini tidak hanya menjadi pajangan, tetapi juga menjadi daya tarik utama bagi para penggemar anime klasik yang ingin merasakan kembali kejayaan dunia anime pada dekade tersebut.
Potret salah satu cosplayer ketika mencoba untuk bermain game 80-an.
Untuk memperkuat suasana retro, acara ini juga menampilkan alunan musik Jepang populer dari tahun 80-an. Lagu-lagu legendaris seperti Cruel Angel Thesis dan Opening Chibi Maruko Chan mengalun sepanjang acara, membangkitkan nostalgia bagi mereka yang pernah merasakan era tersebut. Beberapa pengunjung bahkan bernyanyi bersama, merayakan kenangan manis masa lalu.
Suasana semakin hidup dengan hadirnya elemen tempat bermain khas retro di Trans Studio Mini Jember. Mesin arkade klasik dan permainan video jadul yang populer pada dekade 80-an hadir kembali, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan kegembiraan yang mereka rasakan saat masih kanak-kanak. Setiap bagian dari venue dirancang dengan cermat untuk menyatu dengan tema retro, membawa pengunjung seolah-olah melangkah ke dunia yang penuh kenangan masa kecil dan budaya pop Jepang yang tak lekang oleh waktu.
Acara ini berhasil menarik lebih dari 250 peserta, termasuk pengunjung dan tamu undangan. Dengan konsep indoor yang dipilih untuk mengantisipasi cuaca hujan, acara berlangsung lancar dan meriah di pusat perbelanjaan Trans Studio Mini Jember. Meskipun Kevin mengakui bahwa masih ada beberapa kekurangan dalam pelaksanaan acara, ia merasa puas karena acara ini berhasil memenuhi harapan panitia dan memberikan pengalaman yang berkesan bagi semua pengunjung.
Potret pengunjung dan cosplayer saat menikmati moment ketika lagu nostalgia dibawakan oleh perforner.
“Walaupun hasilnya sudah cukup sesuai ekspektasi, saya yakin acara ini bisa lebih baik lagi. Harapan kami ke depan, semoga ada generasi berikutnya yang bisa melanjutkan Retro no Yume dan menjadikannya lebih besar dan lebih baik,” ujar Kevin, yang tetap optimis acara ini akan terus berkembang di masa mendatang.
Acara Retro no Yume juga merupakan bagian dari tugas akhir bagi Kevin dan rekan-rekannya yang merupakan mahasiswa semester 7 Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jember. Acara ini diprakarsai oleh Kevin bersama tim dari XIVI Production, sebuah kelompok yang terdiri dari enam mahasiswa Ilmu Komunikasi Unmuh Jember. Kevin mengungkapkan bahwa ide untuk menggelar acara ini bermula dari pengalaman pribadi dan aspirasi teman-temannya yang ingin menciptakan sebuah event yang lebih sesuai dengan ekspektasi peserta.
“Sebagian teman saya pernah ikut acara cosplay di Jember dan merasa ada beberapa kekurangan, jadi kami berinisiatif untuk membuat event sendiri. Selain itu, ini juga bagian dari tugas akhir saya,” kata Kevin. Menurutnya, ide untuk mengangkat tema retro muncul dari salah satu anggota panitia, Wira, yang merasa bahwa tema ini masih jarang diangkat dalam acara cosplay di Jember.
Kevin juga berharap acara serupa dapat dilaksanakan dalam skala yang lebih besar dengan melibatkan lebih banyak pihak dan komunitas. “Semoga Retro no Yume bisa terus ada dan menjadi acara yang dinantikan setiap tahunnya,” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dody Bayu Prasetyo |
Publisher | : Rochmat Shobirin |