Indonesia Positif

Tim Abdimas UNIPMA Latih Seni Batik Ikat sebagai Media Terapi Anak Berkebutuhan Khusus di SLBN Banjarsari, Madiun

Kamis, 21 November 2024 - 21:51 | 10.17k
Pendampingan kegiatan seni batik ikat di SLBN Banjarsari Madiun oleh Tim Abdimas UNIPMA. (Tim Abdimas for TIMES Indonesia)
Pendampingan kegiatan seni batik ikat di SLBN Banjarsari Madiun oleh Tim Abdimas UNIPMA. (Tim Abdimas for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MADIUN – Tim Abdimas (Pengabdian Kepada Masyarakat) dari UNIPMA Madiun (Universitas PGRI Madiun) khususnya dosen dari prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Bimbingan Konseling mengadakan kegiatan pelatihan dan pendampingan di SLBN  Banjarsari  Wetan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun dalam bentuk terapi sensori motorik dengan media batik ikat untuk meningkatkan kemandirian karir. 

Hal yang melatarbelakangi tim Abdimas melakukan kegiatan pelatihan di SLBN  Banjarsari  Wetan  ini karena sebanyak sekitar 25 persen siswa didiagnosa tuna grahita yang memiliki tingkat keterbatasan kecerdasan. 

Advertisement

Sehingga mereka kesulitan mendapatkan pendidikan secara kelompok. Di SLBN Banjarsari Wetan, siswa tuna grahita mendapatkan keterampilan vokasional sesuai dengan muatan kurikulum di sekolah luar biasa pada tingkat SMPLB dan SMALB. Siswa pada tingkat SMPLB mendapatkan pendidikan pada aspek akademik sebanyak 60 persen dan aspek keterampilan vokasional sebanyak 40 perden. Sedangkan siswa pada tingkat SMALB mendapatkan muatan kurikulum sebanyak 50 persen pada aspek akademik dan 50 persen pada aspek vokasional. 

Aspek keterampilan vokasional yang diberikan di SLBN Banjarsari Wetan seperti menjahit, membatik, membuat tas anyaman, peternakan serta kriya kayu. Namun demikian SLBN Banjarsari wetan masih membutuhkan terapi untuk meningkatkan keterampilan yang sudah dimiliki siswa siswi menjadi lebih baik lagi. 

Adapun Tim Abdimas Unipma Madiun dalam kegiatan ini yaitu Sesaria prima Yudhaningtyas, M.Pd., sebagai ketua dan Dr. Rischa Pramudia Trisnani, M.Pd serta Silvia Yula Wardani, M.Pd. sebagai anggota. 

Tim-Abdimas.jpg

Sesaria menjelaskan, bentuk kegiatan Abdimas ini adalah pelatihan pembuatan batik ikat pada siswa berkebutuhan khusus. Di aktivitas ini siswa diberi tutorial langsung oleh tim Abdimas (Sesaria prodi PGSD) didampingi oleh 2 guru. "Hal ini bertujuan supaya mempermudah komunikasi antara siswa dan narasumber," jelas Sesaria.

Selain itu pihaknya juga memaparkan kegiatan membatik yang dilakukan dengan step yaitu 1) Melarutkan serbuk pewarna merek remasol atau bisa merek yang lain dengan air pada botol botol besar, beri tanda warna dengan spidol. 2) Melipat kain sesuai pola lipatan yang diinginkan. 3) Mengikat kain dengan karet gelang sesuai pola ikatan yang diinginkan. 4) Melumuri kain yang sudah terikat dengan cairan waterglas sampai meresap pada pori-pori kain. Cairan waterglas berfungsi untuk mengunci warna jika masuk pada pori-pori kain. 5) Menuangkan pewarna pada gelas kecil kemudian menambahkan soda as sebanyak setengah sendok teh. Soda as berfungsi untuk membuat pewarna semakin kuat dan tidak mudah luntur. 6) Menuangkan pewarna pada kain secara perlahan, dan sampai pewarna meresap. 7) Menjemur kain yang sudah diwarna pada sinar matahari dalam posisi  masih terikat selama kurang lebih 1 jam. 8) Membuka ikatan kain. 9) Menjemur kain tersebut tanpa kena sinar matahari secara langsung sampai kain mengeras dan kaku. 

Menariknya siswa yang mengikuti kegiatan membatik adalah siswa yang mempunyai kebutuhan khusus pada pendengaran, wicara dan intelektual. Siswa sangat antusias dalam membatik, menuang warna, mengikat dan memilih warna. Hal itu menjadi temuan bahwa media batik ikat dapat merangsang kemampuan motorik siswa, kemampuan intelektual, rasa percaya diri, dan kemampuan berfikir. 

SLBN-Banjarsari-madiun.jpg

Kegiatan kedua atau selanjutnya yaitu pendampingan untuk guru. Materi pendampingan untuk guru adalah mengenai terapi sensori motorik dan kemandirian karir. Dalam kegiatan ini Tim Abdimas yaitu Rischa dari Prodi Bimbingan Konseling Unipma Madiun menjelaskan teori pelatihan sensori motorik dan bentuk-bentuk aktivitas yang dapat meningkatkan keterampilan motorik siswa berkebutuhan khusus. 

Rischa menjelaskan ada beberapa manfaat terkait peningkatan motorik siswa dengan membuat batik ikat diantaranya adalah: (a) Peningkatan Integrasi Sensorik yaitu Stimulasi taktil. Hal itu dapat dilihat pada proses mengikat dan melipat kain memberikan input taktil yang bervariasi, membantu anak memahami dan merespons sentuhan. Stimulasi proprioseptif, dilihat pada aktivitas mengikat tali dengan kuat memberikan umpan balik proprioseptif yang baik, meningkatkan kesadaran tubuh dan kekuatan otot. Stimulasi vestibular, dilihat pada gerakan memutar atau menggoyangkan kain saat dicelup dapat memberikan input vestibular, yang penting untuk keseimbangan dan koordinasi. (b) Pengembangan Motorik Halus yaitu Koordinasi mata-tangan, dapat dilihat pada proses mengikat dan melipat kain sesuai pola membutuhkan koordinasi mata-tangan yang baik. Kontrol otot kecil, dapat dilihat dari menarik dan melepaskan ikatan tali melatih kekuatan dan kontrol otot kecil di tangan. Manipulasi objek, dilihat pada aktivitas mengatur lipatan kain dan mengikat tali, membantu mengembangkan keterampilan manipulasi objek. (c) Peningkatan Persepsi Visual dan Spasial Pengenalan pola dapat dilihat pada aktivitas Anak belajar mengenali dan mengikuti pola yang telah ditentukan. Konsep ruang, melipat dan mengikat kain membantu mengembangkan pemahaman tentang konsep ruang dan dimensi. Visual-motorik integrasi dengan mencocokkan gerakan tangan dengan pola visual yang diinginkan. 

Sedangkan materi pendampingan kedua adalah kemandirian karir. Materi ini disampaikan oleh tim Abdimas Silvia dosen dari prodi Bimbingan konseling. Ia menjelaskan bahwa bimbingan karier bagi siswa berkebutuhan khusus adalah memberikan segala pelayanan bimbingan yang penekanan dan orientasinya membantu dalam menyusun rencana pendidikan lebih lanjut dan rencana pilihan pekerjaan. Hasil proses membuat batik ikat yang berupa kain bermotif dapat dikembangkan menjadi benda yang lebih memiliki nilai jual seperti tas, topi, baju, jilbab. Guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa berkebutuhan khusus untuk dapat membuat secara mandiri dan pada akhirnya diharapkan ABK memiliki keterampilan untuk berkarir.

 

"Kami sampaikan terima kasih kepada LPPM Universitas PGRI Madiun, atas kepercayaan dan dukungannya dalam mendanai kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024," kata Ketua Tim Abdimas, Sesaria Prima Yudaningtyas, M.Pd.

Kami ucapkan terima kasih kepada Lembaga LPPM Universitas PGRI Madiun, atas kepercayaan dan dukungannya dalam mendanai kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024.

Dukungan ini menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat melalui program-program yang inovatif, bermanfaat, dan berkelanjutan.

 

"Kami percaya, melalui kolaborasi yang kuat antara LPPM dan para dosen pelaksana pengabdian, kita mampu mewujudkan visi bersama untuk menciptakan dampak positif yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar," tambahnya.

 

"Sekali lagi, terima kasih atas kepercayaan dan dukungannya. Semoga kegiatan ini membawa keberkahan dan manfaat yang luas bagi semua pihak," ujarnya. (*) (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES