Indonesia Positif

UMBY dan Yayasan Peduli Kasih Hong Kong, Gelar Webinar Internasional Bahas Dunia Digital dan Nasib Pekerja Buruh Migran

Selasa, 26 November 2024 - 19:40 | 38.18k
Suasana peserta webinar Internasional kerja sama UMBY dan Yayasan Peduli Kasih Hong Kong (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Suasana peserta webinar Internasional kerja sama UMBY dan Yayasan Peduli Kasih Hong Kong (FOTO: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Tim pengabdian dosen Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi & Multimedia (FIkomm) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) berkolaborasi dengan Yayasan Peduli Kasih Hong Kong menyelenggarakan agenda webinar Internasional untuk pendidikan para pekerja migran Indonesia.

Webiner mengusung tema ‘Anomali Ruang Digital, Pekerja Migran Indonesia dan Tantangan Relasi Jarak Jauh’. Acara ini digelar secara daring pada Sabtu, (23/11/ 2024) malam dengan diikuti 30 peserta dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ada di Hongkong.

Advertisement

Agenda kolaborasi ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Internasional oleh tim pengabdi UMBY yang diketuai Dr St Tri Guntur Narwaya, MSi dengan anggota Rila Setyaningsih, MSi, Dr Didik Haryadi Santoso, MA, dan Thibburruhany M.Sos.

Guntur Narwaya mengungkapkan kegiatan pengabdian ini menyasar pada penguatan, pendidikan dan diseminasi kesadaran pengetahuan dan literasi digital. Terutama problem-problem kasus yang sering dihadapi oleh para pekerja migran (PMI) terkait penggunaan media digital.

“Acara ini juga sebagai bentuk komitmen untuk bersama-sama secara serius turut menjawab kepedulian atas banyaknya kasus yang menimpa para pekerja migran Indonesia, terutama terkait kejahatan kriminal yang berbasis online.,” katanya.

“Dunia digital dengan segala perkembangannya, kecuali memberi aspek peluang, kesempatan dan keuntungan, namun tidak sedikit juga memberi dampak risiko terhadap penggunanya,” tambah Guntur Narwaya.

Pada webinar internasional ini ada tiga narasumber yang diundang, yakni Maryanti, SH sebagai Ketua Umum Komunitas Masyarakat Tanggap Hukum (KMTH), Dr St Tri Guntur Narwaya, MSi sebagai dosen Ilmu Komunikasi UMBY serta Direktur Yayasan Peduli Kasih Hong Kong dan Vice President IDN Global Divisi Pekerja Migran, Hong Kong, yakni Nathalia Widjaja, MEd, MCouns

Dalam kesempatan ini, Maryanti, yang kesehariannya menjadi pendamping komunitas pekerja migran, memberikan catatan menarik mengenai beberapa problem pengalaman para pekerja migran terkait hubungan online dan berbagai problem relasi jarak jauh.

“Berdasarkan data yang dikumpulkan lembaga KMTH, tak sedikit para pekerja migran pernah mengalami kasus-kasus buruk akibat relasi online seperti love scam, cyber seksual, penipuan online hingga pemerasan berbasis digital. Kehatian-hatian dan waspada terhadap modus kejahatan online adalah sesuatu yang sangat penting dilakukan,” tegas Maryanti.

Selanjutnya, Guntur Narwaya yang kebetulan banyak menekuni riset kajian tentang dunia digital memberikan perspektif pandangan yang lebih kritis tentang fenomena digital.

Menurutnya, perkembangan watak teknologi digital harus dimaknai dalam dua wajah, yakni sisi yang memberi kapasitas keuntungan dan sisi watak lain yang juga banyak berpotensi memberi risiko bagi kehidupan masyarakat.

“Kerentanan atas kasus-kasus kejahatan online juga sangat dipicu oleh dimensi ketergantungan dan kepercayaan yang berlebih pada mesin digital. Sikap ketergantungan menjadi watak adiktif yang bisa berpotensi buruk. Pengetahuan dan kesadaran yang lebih kritis dalam memahami teknologi digital adalah seuatu yang sangat penting bagi pekerja migran,” imbuhnya.

Nathalia Widjaja juga memberikan ekplorasi diskusi yang menarik mengenai aspek psikis dan kesehatan mental terkait ketergantungan pada teknologi digital. Menurut pemaparannya, ada banyak gejala adiktif yang begitu massif menyerang manusia ketika berhadapan dengan mesin digital.

“Banyak orang begitu adiktif terfokus pada teknologi dan kehilangan momen-momen berpikir yang lebih tenang dan luas,” ucap Nathalia Widjaja.

Gejala-gejala adiktif menurut Nathalia merupakan sumber dari terbukanya pada risiko-risiko kejahatan digital.

Dalam catatan terakhirnya, Nathalia Widjaja lebih menekankan pada bermanfaatnya peran ‘silent momen’ atau momen hening dan refleksi manusia agar tidak mudah hanyut dan larut dalam hiruk pikuk kerja kehidupan yang seringkali membuat manusia mudah jatuh dalam sikap-sikap yang reaksioner dan tidak mendalam dalam merespon problem-problem hidup.

Dalam statemen akhir, ketiga narasumber menyampaikan beberapa garis besar gagasan yang hampir serupa bahwa pendidikan, pengetahuan dan juga pengasahan kesadaran yang lebih mendalam atas berbagai fenomena hidup yangb berkembang akan membantu para pekerja migran untuk bisa menjalani dunia hidup dengan lebih baik.

Penguatan pengetahuan sekaligus juga bisa memberi kapasitas keberanian mental dan wawasan yang lebih luas dalam merespon kasus-kasus kejahatan digital yang bisa menimpa pekerja migran kapan saja.

Tim pengabdian UMBY berharap dengan kegiatan ini akan terjalin kemitraan antara UMBY dan lembaga-lembaga sosial luar negeri yang bergerak dalam bidang isu pekerja migran.

Membangun kolaborasi strategis dalam rangka kerja-kerja pengabdian dan pemberdayaan kelompok-kelompok sosial yang masih rentan terhadap kondisi keadilan, kesejahteraan, keamanan dan ketimpangan lainnya serta membangun komitmen jangka panjang perluasan kolaborasi dan kemitraan dunia kampus dengan lembaga-lembaga internasional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Amar Riyadi
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES