Indonesia Positif

Ketua Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Malang Dorong Aspirasi dari Ranting dan PAC

Jumat, 17 Januari 2025 - 09:33 | 38.72k
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang, Abdul Qodir, di sela kegiatan turun lapangan meninjau kebutuhan masyarakat. (FOTO: Amin/TIMES Indonesia)
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang, Abdul Qodir, di sela kegiatan turun lapangan meninjau kebutuhan masyarakat. (FOTO: Amin/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Belum satu warsa menjabat anggota dewan, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Malang, Abdul Qodir, konsistens memenuhi janji politiknya. Ia rajin menghimpun dan memperjuangkan aspirasi rakyat, bahkan sampai pada tataran kebijakan.

Aspirasi rakyat yang dihimpun Abdul Qodir, disalurkannya melalui pokok-pokok pikiran sebagai wakil rakyat. Dimana, saat ini tahapannya sudah mulai dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Malang.

Advertisement

DPRD-Kabupaten-Malang-2.jpg

"Pintu perencanaan pembangunan itu ada tiga. Pertama jalur teknokratik, kedua jalur politik, dan ketiga lewat jalur musrenbang. Pokok-pokok pikiran (pokir), itu adalah pintu masuk pembangunan dari jalur politik, berasal dari aspirasi masyarakat yang saya himpun saat reses," kata Abdul Qodir, Jum'at (16/1/2025).

Bahkan, anggota dewan yang karib dipanggil Adeng ini, seolah tak mau dianggap seperti pepatah Jawa, 'kacang lupa lanjaran (orang yang melupakan sejarah). 

DPRD-Kabupaten-Malang-3.jpg

Dalam menghimpun aspirasi rakyat, Adeng tak meninggalkan pengurus PDI Perjuangan di tingkat ranting dan kecamatan (PAC). Sebaliknya, mereka justru diberi peran untuk ikut mengawal hingga realiasinya.

"Prinsip Saya tak mau melupakan sejarah, sejak awal dilantik sebagai anggota DPRD Kabupaten Malang, mendedikasikan diri dan kerja keras, wajib hukumnya bagi seorang Abdul Qodir, yang sudah diberikan mandat sebagai penyambung lidah rakyat," ungkap Adeng. 

Tak hanya itu saja, Adeng juga mengenalkan kepada masyarakat di dapilnya bagaimana skema piramida untuk dilaksanakan. Skema yang bukan mempersulit, Adeng justru ingin memberikan edukasi kepada konstituennya, agar lebih paham soal hirarki yang harus dijalankan.

"Saya sampai di titik ini karena Saya anggota partai politik, yakni kader PDI Perjuangan. Maka, sebagai politisi, saya terpanggil untuk terus memberikan pendidikan politik kepada rakyat, sehingga ketika hendak menyampaikan aspirasi tidak boleh shortcut (potong kompas, red) kepada Saya. Ada tahapan berjenjang yang harus dipenuhi, yakni wajib disampaikan melalui Ketua Ranting atau Ketua PAC PDI Perjuangan dahulu," jelasnya. 

Selanjutnya, para pengurus itu dimintanya untuk melakukan verifikasi, apakah yang diusulkan tersebut betul-betul kebutuhan masyarakat banyak atau hanya memenuhi kebutuhan pribadi si pengusul.

"Dengan begitu program (pokir) yang saya perjuangkan betul-betul tepat sasaran," tandasnya.

Dengan menerapkan pola semacam itu, ada beberapa poin yang ingin Adeng capai. Pertama, dia menitipkan pesan moral bahwa dari sekian sen uang APBD dapat dipertanggungjawabkan, sesuai asas kebutuhan masyarakat melalui program yang tepat sasaran.

Kedua, untuk mengedukasi dan menanamkan semangat juang kepada pengurus PDI Perjuangan di bawah. Dimana, menurut Adeng, kenikmatan sebagai pengurus PDI Perjuangan itu ketika jiwanya dipenuhi dengan pengabdian, mana di situlah akan merasakan hidup bahagia, karena bisa membawa manfaat.

"Sebagai kader PDI Perjuangan, Saya wajib memedomani dedication of life Bung Karno. Itu bukan hanya mengajarkan falsafah hidup tetapi juga sebagai pemantik bagi kita, untuk berfikir bahwa di sinilah peran partai PDI Perjuangan dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Ini pula yang saya petik dari pemikiran Ibu Ketum Profesor Megawati Soekarnoputri," pungkasnya.

Terpisah, Ketua PAC PDI Perjuangan Karangploso, Gatot Pribadi, memberikan apresiasi kepada Abdul Qodir yang telah memberi kepercayaan kepada dirinya, untuk terlibat dalam menghimpun dan mengawal aspirasi masyarakat.

"Sejak Pak Abdul Qodir menerapkan kebijakan pengusulan Pokir lewat pengurus PAC, Saya tiba-tiba menjadi seperti orang penting, banyak masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat menemui saya hanya untuk menitipkan aspirasinya kepada Pak Abdul Qodir. Ada kepala desa, kiai kampung, kelompok masyarakat, kepala sekolah, dan banyak lagi," ujarnya.

Senada, Ketua PAC PDI Perjuangan Dau, Suwaji, juga mengakui merasakan perbedaan sejak kehadiran Abdul Qodir menjadi wakil rakyat. Suwaji pun merasa senang karena Abdul Qodir benar-benar menepati janji politiknya.

"Senang saja, karena hidup Saya merasa dibutuhkan, bangga bisa ikut berbuat untuk masyarakat," ungkapnya. 

Sama seperti Suwaji, kader PDI Perjuangan Dau lainnya, Dodik bilang, dirinya merasa gembira karena dilibatkan oleh Abdul Qodir untuk menghimpun aspirasi dari masyarakat.

"Sampai seperti dukun tiban, karena banyaknya masyarakat yang minta bantuan Saya untuk memperjuangkan program yang diusulkan kepada Mas Abdul Qodir," ungkapnya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES