Indonesia Positif

Kementan Perkuat Komitmen Wujudkan Swasembada Pangan Lewat Gerakan Luas Tambah Tanam

Rabu, 16 April 2025 - 11:15 | 14.28k
Kementan menggelar Rapat Koordinasi Gerakan Penyuluh Mendorong Percepatan Luas Tambah Tanam (GALUH LTT), Selasa (15/4/2025), di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. (Foto: Polbangtan Malang for TIMES Indonesia)
Kementan menggelar Rapat Koordinasi Gerakan Penyuluh Mendorong Percepatan Luas Tambah Tanam (GALUH LTT), Selasa (15/4/2025), di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. (Foto: Polbangtan Malang for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong peningkatan produksi pangan nasional melalui perluasan areal tanam. Program Luas Tambah Tanam (LTT) menjadi salah satu strategi utama dalam mewujudkan target swasembada pangan nasional tanpa ketergantungan pada impor.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menargetkan optimalisasi penanaman pada dua juta hektare lahan rawa, yang terdiri dari satu juta hektare lahan rawa mineral dan satu juta hektare lahan rawa tadah hujan. Dalam berbagai kesempatan, Mentan Amran menegaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada peran aktif penyuluh pertanian dan sinergi yang solid dengan pemerintah daerah.

Advertisement

“Peran penyuluh pertanian sangat penting dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan. Pemerintah daerah dan penyuluh harus bersinergi melalui adopsi teknologi dan peningkatan kapasitas SDM pertanian,” tegas Mentan Amran.

Polbangtan-Malang-b-2.jpg

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan kompetensi para penyuluh melalui pelatihan dan pendampingan intensif. Salah satu inisiatif yang diluncurkan adalah aplikasi GALUH LTT (Gerakan Penyuluh Mendorong Luas Tambah Tanam) untuk mempercepat pelaporan LTT secara digital dan tepat waktu.

“Penyuluh diharapkan fokus dalam mengawal LTT dan peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Aplikasi GALUH LTT akan menjadi alat pelaporan harian yang efektif dan efisien,” ujar Santi.

Sebagai langkah konkret pengawalan program, Kementan menggelar Rapat Koordinasi Gerakan Penyuluh Mendorong Percepatan Luas Tambah Tanam (GALUH LTT), Selasa (15/4/2025), di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan strategis, termasuk Sekretaris BPPSDMP, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Tenaga Ahli Wamen Pertanian, serta kepala-kepala unit pelaksana teknis Kementan dan perwakilan penyuluh se-Jawa Timur.

Jawa Timur dinilai sebagai barometer nasional dalam hal peningkatan produksi beras. Provinsi ini memiliki 3.603 penyuluh pertanian aktif dan 588 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), serta sawah seluas 1.207.997 hektare yang dikelola petani. Pada 2024, petani Jatim telah memanen padi seluas 1.616.985 hektare dengan produktivitas rata-rata 5,73 ton GKG per hektare, menghasilkan 9,27 juta ton GKG atau setara 5,35 juta ton beras — berkontribusi 17,48 persen dari total produksi beras nasional.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, yang diwakili Kabid Ketahanan Pangan Pudjiati Ningsih, menyatakan kesiapan Jatim untuk terus meningkatkan indeks pertanaman.

Polbangtan-Malang-c-1.jpg

“Melalui forum ini kami menargetkan peningkatan produktivitas dan IP, terutama di lima kabupaten dengan hasil tertinggi yakni Bojonegoro, Lamongan, Tuban, Jember, dan Ngawi,” kata Pudjiati.

Sementara itu, Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah menggarisbawahi pentingnya pendayagunaan penyuluh pertanian berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2025. Dalam waktu dekat, penyuluh yang berada di bawah pemerintah daerah akan dialihkan ke pemerintah pusat melalui regulasi lanjutan.

“Penyuluh adalah garda terdepan yang sangat strategis. Untuk menjaga ketahanan pangan dan cadangan beras nasional, kita butuh kontribusi nyata dari penyuluh, yang setiap bulan harus memastikan indeks pertanaman bisa menghasilkan 3-4 juta ton,” terang Munifah.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan sekaligus Penanggung Jawab LTT Provinsi Jatim, Rahmat, menyambut positif gerakan ini. “Penyuluh adalah ujung tombak di lapangan. Mereka harus terus menggerakkan poktan dan gapoktan untuk mengoptimalkan setiap jengkal lahan,” jelasnya.

Tenaga Ahli Wamen Pertanian Bidang Penguatan Reformasi Birokrasi, Mujiburahman, juga menegaskan kembali bahwa peran penyuluh sangat krusial dalam memenuhi target nasional menuju Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Dengan sinergi semua pihak dan kerja keras dari penyuluh hingga petani, Kementan optimistis cita-cita besar swasembada pangan Indonesia akan segera terwujud. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES