Indonesia Positif

HMD Sastra Jerman UM Gelar Pentas Kolaborasi, Padukan Teater, Tari, dan Musik

Senin, 28 April 2025 - 13:57 | 8.18k
Penampilan tari oleh Schwanentanz yang diiringi oleh musik klasik. Acara omo digelar oleh HMD Sastra Jerman Universitas Negeri Malang,  Sabtu (26/4/2025). (FOTO: Panitia Pentas Kolaborasi 2025)
Penampilan tari oleh Schwanentanz yang diiringi oleh musik klasik. Acara omo digelar oleh HMD Sastra Jerman Universitas Negeri Malang, Sabtu (26/4/2025). (FOTO: Panitia Pentas Kolaborasi 2025)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) Sastra Jerman Universitas Negeri Malang (UM) kembali menggelar Pentas Kolaborasi pada Sabtu (26/4/2025) di Laboratorium Drama Fakultas Sastra. Acara tahunan ini menampilkan pementasan yang memadukan unsur teater, tari, musik, dan paduan suara dalam satu harmoni pertunjukan.

Ketua Pelaksana Pentas Kolaborasi 2025, Nayla, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan menjadi wadah bagi mahasiswa Sastra Jerman untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat seni mereka.

Advertisement

"Tema yang diangkat tahun ini berkisah seputar Princess, dengan naskah yang terinspirasi dari film Barbie Swan Lake dan Black Swan," ujar Nayla.

Pementasan-drama-Pentas-Kolaborasi-2025.jpg

Pementasan drama Pentas Kolaborasi 2025, Sabtu (26/4/2025). (FOTO: Panitia Pentas Kolaborasi 2025)

Pentas diawali dengan tarian lemah gemulai diiringi alunan musik klasik, menggambarkan suasana kerajaan lengkap dengan kostum mewah. Cerita berpusat pada Ken, penerus takhta yang menggelar sayembara tari untuk mencari pendamping hidup. Namun, persaingan tidak sehat muncul ketika Odile, dengan kekuatan sihirnya, berhasil merebut hati Ken dari Odette, pujaan hati sang pangeran.

Alur berlanjut saat Odette akhirnya menyembuhkan Ken dari sihir jahat dengan menghancurkan kalung milik Odile. Sebagai tanda terima kasih, Ken menyerahkan dokumen penting perusahaan kepada Odette. Namun, cerita berakhir tragis ketika terungkap bahwa Odette dan Odile ternyata bersekongkol untuk merebut kekuasaan, meninggalkan Ken dalam keadaan tak berdaya.

Pementasan yang memakan waktu persiapan sekitar dua bulan ini mendapat sambutan positif dari penonton.

"Pertunjukan yang luar biasa. Perpaduan antara teater, live music, paduan suara, dan tarian menghasilkan pengalaman seni yang membekas," ujar Dissy, salah satu penonton.

Menurut asisten sutradara, tantangan utama selama proses produksi adalah menyelaraskan antara tari, teater, musik, dan nyanyian, mulai dari tempo, ritme, hingga harmonisasi melodi.

Di balik kesuksesan acara, Nayla berharap Pentas Kolaborasi dapat terus berlanjut dan menjadi ajang bagi lebih banyak mahasiswa untuk mengasah kreativitas, sekaligus meningkatkan kualitas pertunjukan di tahun-tahun mendatang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES