Satu Dasawarsa Persadir Jatim, Hadirkan Fashion Show Genggam Warisan Nusantara

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Perkumpulan Pengusaha Sulam dan Bordir (Persadir) Wilayah Jawa Timur memasuki usia satu dasawarsa.
Mereka merayakannya dengan menggelar fashion show busana beraksen sulam dan bordir di ajang pameran Batik Bordir dan Aksesoris (BBA) Fair 2025 yang digelar di Surabaya pada 3 Mei 2025.
Advertisement
Siska Sumartono, Ketua Persadir Jatim sekaligus pendiri Persadir mengatakan, kegiatan ini selain sebagai rasa syukur atas eksistensi Persadir, juga sebagai salah satu upaya untuk mendorong peningkatan produk sulam dan bordir yang lebih baik.
"Termasuk bagaimana agar sulam dan bordir ini menjadi diminati oleh pangsa pasar anak muda saat ini," kata Siska.
Dalam fashion show yang digelar dipanggung BBA Fair 2025 itu, tampak para model tampil dengan berbagai busana yang beraksen sulam dan bordir yang dibuat secara hand made atau dengan tangan. Pengunjung yang hadir pun terlihat antusias melihat detail dari busana yang ditampilkan.
"Bordir ternyata tidak hanya untuk orangtua ya. Yang dipakai mbak warna putih itu cukup bagus," komentar salah satu pengunjung.
Usai acara, Siska mengakui bila saat ini salah satu tantangan dari produk sulam dan bordir adalah regenerasi.
"Regenerasi untuk pasar maupun pengrajin. Saat ini di Persadir ada sekitar 76 pengrajin sulam dan bordir," jelas Siska.
Serangan untuk pasar, diakui Siska, masih banyak dan luas. Namun mayoritas ada pada usia diatas 30 tahun.
"Nah kami ingin pasar saat ini juga bisa menggaet para anak-anak usia dibawah 30 tahun. Sehingga sulam dan bordir handmade yang menjadi Warisan Nusantara ini bisa digenggam untuk dilanjutkan dan dilestarikan," ungkap Siska.
Meski pasar ada, Siska mengakui bila kondisi ekonomi saat ini yang kemudian membuat pemerintah memberlakukan efisiensi dana belanja negara, telah berdampak pada kinerja industri sulam dan bordir.
"Sebelumnya ada permintaan sulam dan bordir lewat e-catalog pemerintah, saat ini sudah tidak ada lagi. Jadi kami harus cari strategi lain untuk menjaga kinerja industri ini tetap bertumbuh," beber Siska.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan menjadi agregator. Para anggota Persadir saling bekerjasama membeli dan menjual produk antar anggota sehingga bisa meningkat lagi.
Dengan menjadi agregator, otomatis menggaet pasar yang semakin luas hingga keluar negeri lewat kanan online. Menurut Siska, strategi itu mampu menarik pasar hingga ke Inggris, Perancis, China, Jepang dan Australia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |