Animasi Masih Diminati! Roleplay Studio Malang Buktikan Dunia Kreatif Tak Pernah Mati

TIMESINDONESIA, MALANG – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan hadirnya kecerdasan buatan (AI) yang semakin mendominasi, memunculkan banyak pertanyaan: apakah dunia animasi dan industri kreatif masih relevan di era sekarang? Terlebih di kota-kota seperti Malang yang bukan termasuk metropolitan, apakah bidang ini masih tetap menjanjikan dan mampu bertahan?”
Dalam wawancara singkat bersama Agus Setyawan, sebagai CEO Roleplay Studio, sebuah Studio Animasi dan Digital Agency yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK Singhasari), Malang. Ia mengatakan bahwa industri animasi tidak hanya tetap diminati, tetapi tengah mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Advertisement
"Animasi saat ini bukan hanya masih diminati, tapi sedang naik daun," ungkap Agus Setyawan (CEO Roleplay Studio) dengan penuh keyakinan. "Buktinya, jumlah kunjungan dari anak-anak sekolah ke studio kami terus meningkat setiap minggunya. Mereka datang dengan antusias ingin melihat langsung bagaimana proses produksi animasi, pengembangan game, hingga industri digital dijalankan."
Antusiasme Generasi Muda Meledak
Agus Setyawan (CEO Roleplay Studio) menjelaskan bahwa sejak tahun 2020, minat generasi muda terhadap industri kreatif digital terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Tren ini turut diperkuat oleh keberhasilan film animasi JUMBO dari Visinema Animation yang berhasil meraih lebih dari 9 juta penonton di bioskop seluruh Indonesia. Tak hanya itu, industri game buatan anak bangsa juga mulai dilirik, bukan hanya audiens lokal, tapi juga investor mancanegara.
Salah satu buktinya datang dari Roleplay Studio sendiri melalui pengembangan intellectual property (IP) berjudul Indekos yang beradaptasi dari kegiatan sehari -hari anak kos. IP ini berhasil menarik perhatian TOGE Production salah satu publisher game ternama di Indonesia. Menariknya, pengembangan Indekos tidak hanya melibatkan tim profesional, tetapi juga melibatkan anak-anak muda lokal dari Malang yang antusias berkarya di industri kreatif.
"Kami tidak bekerja sendirian," ujar Agus Setyawan (CEO Roleplay Studio). "Anak-anak muda lokal kami libatkan langsung dalam proses produksi. Ini menjadi bukti bahwa mereka bukan hanya penonton, tetapi juga pelaku aktif di industri ini."
Apakah AI Akan Menggantikan?
Menanggapi kekhawatiran bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat menggantikan peran manusia dalam industri kreatif seperti animasi dan game, Agus Setyawan (CEO Roleplay Studio) memberikan pandangan yang cukup tegas.
"AI memang mampu mempercepat proses produksi, namun kreativitas manusia tetap tidak tergantikan," jelasnya. "Dalam produksi animasi, fleksibilitas dan improvisasi sangat dibutuhkan, ini dua hal yang masih sulit dicapai oleh teknologi AI, terutama ketika menghadapi revisi atau perubahan detail yang kompleks."
Kenapa Industri Ini Masih Relevan?
Ketika ditanya mengapa industri animasi dan game masih akan terus diminati di Indonesia, Agus Setyawan (CEO Roleplay Studio) memberikan jawaban yang sederhana namun penuh makna.
"Anak muda saat ini lebih memilih film animasi dan game dibandingkan tontonan yang kurang berkualitas ataupun sinetron yang repetitif," ujarnya.
Pernyataan ini secara tidak langsung mencerminkan pergeseran selera generasi muda Indonesia. Mereka kini lebih tertarik pada hiburan yang kreatif, visual, dan kaya cerita, ketimbang format drama konvensional yang cenderung monoton.
Pengakuan atas Konsistensi dan Inovasi
Roleplay Studio harus mendapatkan pengakuan berkat konsistensinya dalam berkarya dan berinovasi di industri animasi. Dengan tim yang didominasi oleh talenta muda, keberanian dalam mengembangkan IP orisinal, serta komitmen terhadap edukasi kreatif. Roleplay Studio telah menjadi simbol kebangkitan industri kreatif dari daerah.
Perjalanan Roleplay Studio menjadi bukti bahwa industri kreatif, khususnya animasi dan game yang masih memiliki ruang besar untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan di luar pusat-pusat metropolitan, seperti Malang, antusiasme terhadap dunia digital justru menunjukkan pertumbuhan yang semakin positif. Bagi generasi muda saat ini, industri kreatif bukan lagi sekadar jalur sampingan atau hobi semata. Ini adalah masa depan sebagai sebuah ruang di mana mereka bisa berkarya, berinovasi, dan berkontribusi dalam membentuk wajah industri kreatif nasional. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |