Tahu Telur Bu Nanuk Malang, Pedasnya Bikin Nangis, Gurihnya Bikin Ketagihan

TIMESINDONESIA, MALANG – Di kawasan Patung Singa Bandulan, Kota Malang, setiap sore hingga malam hari, aroma tahu telur khas Bu Nanuk seolah jadi penanda waktu.
Kontributor TIMES Indonesia, Kezia Grace, mahasiswa Ilmu Komunikasi Unmer Malang, melaporkan gurihnya tahu goreng, sambal pedas yang membakar lidah, serta suara penggorengan yang terus mendesis, menjadi magnet bagi warga sekitar maupun mereka yang sengaja datang dari jauh.
Advertisement
Lapak sederhana ini tak pernah sepi. Antrean panjang selalu terlihat, bahkan ketika hujan turun. Pembeli rela berdiri di bawah payung demi seporsi tahu telur legendaris yang telah jadi ikon kuliner kaki lima di Malang.
Dengan harga hanya Rp12.000 per porsi, atau Rp14.000 jika ditambah lontong, tahu telur racikan Bu Nanuk menyajikan cita rasa yang tak main-main.
Perpaduan tahu goreng yang renyah, telur yang lembut, serta siraman sambal kacang pedas membuat siapa pun ingin kembali. Bu Nanuk pun menyediakan pilihan tingkat kepedasan: sedang, pedas, dan sangat pedas. Namun, tak sedikit pelanggan yang justru meminta sambal ekstra.
"Sambalnya bikin mata berair, tapi enaknya nggak bisa bohong. Sudah coba di tempat lain, tetap baliknya ke sini," ujar Lilis, pelanggan setia asal Sukun.
Keistimewaan tahu telur Bu Nanuk tak hanya pada sambalnya, tapi juga konsistensi rasa dan pelayanan yang ramah. Sejak pertama kali menjajakan tahu telur di sore hari, Bu Nanuk telah menarik banyak pelanggan setia. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan lebih dari 100 porsi, terutama saat akhir pekan.
Menariknya, Bu Nanuk juga aktif berjualan sejak pagi hari dengan menu sarapan andalan: pecel. Menu ini pun tak kalah populer. Bumbu kacangnya selalu segar, sayuran disajikan dalam kondisi prima, dan lontongnya empuk—membuat siapa pun ingin kembali menikmati cita rasa tradisional yang orisinal.
"Awalnya cuma iseng jualan tahu telur sore hari karena banyak orang cari camilan sepulang kerja. Tapi ternyata malah rame terus sampai sekarang," kata Bu Nanuk sambil tersenyum melayani pembeli.
Setiap hari, dari pukul 13.00 WIB hingga sekitar pukul 22.00 WIB, lapaknya selalu dipadati pembeli.
Bahkan belum sampai malam, tahu dan lontongnya sudah sering kali habis lebih dulu. Itulah bukti bahwa tahu telur Bu Nanuk bukan sekadar jajanan biasa, melainkan warisan rasa yang terus hidup lewat kecintaan para pelanggan.
Bagi pencinta kuliner pedas, tahu telur Bu Nanuk jelas jadi destinasi wajib di Malang. Tak perlu repot mencari alamat, cukup ikuti aroma khas tahu goreng dan kerumunan antrean, maka kamu akan tiba di tempat yang tepat. Tapi hati-hati, sambalnya bisa bikin nangis. Jadi, siapkan tisu dan air minum—karena sensasinya benar-benar menggigit. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rochmat Shobirin |