Menjaga Alam dan Membangun Masa Depan: Bincang Karier Ekopariwsata dan Konservasi Biologi

TIMESINDONESIA, MALANG – Setelah sukses mengadakan Kuliah Umum “Menghadapi SDGs 2024: Peran Ilmu Kelautan dalam Pelestarian Laut dan Keanekaragaman Hayati” dengan Narasumber Surya Gentha Akmal, Ph.D, Tenaga Ahli Bidang Pengelolaan Sumberdaya Perairan Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia.
Himaprodi Biologi Unisma telah menyelenggarakan seminar yang diadakan secara offline dengan tema “Menjaga Alam dan Membangun Masa Depan: Bincang Karier Ekopariwisata dan Konservasi Biologi” Sabtu (26/4/2025).
Advertisement
Kegiatan ini adalah bagian dari progam kerja Himaprodi Biologi yang bertujuan meningkatkan peran aktif terhadap pelestarian kawasan hutan konservasi dan peningkatan kapasitas akademik dalam bidang Biologi dan Kehutanan. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 42 peserta dan 19 anggota dari seluruh panitia Kuliah Umum.
Acara ini dimulai pukul 07.00 oleh MC dan sambutan dari Ketua Pelaksana Acara oleh Shofia Jannatul Ma’rifah dilanjut dengan sambutan Koordinator Wilayah V Jawa 3 oleh Muhammad Hilmi dan dilanjut sambutan Ketua Program Studi Biologi oleh Sama’ Iradat Tito S.Si, M.Si. Tito dalam sambutannya menyampaikan 3 hal yaitu (1) Indonesia memiliki 2 hal penting yang tidak kalah dengan negara lain yakni keanekaragaman hayati dan indigenous knowledge (pengetahuan lokal). Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas ke-2 di dunia setelah Brazil.
Ini berarti Indonesia memiliki jumlah keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, baik di darat maupun di laut. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya, dengan berbagai jenis flora dan fauna yang unik dan langka.
Sedangkan Kearifan lokal atau indigenous knowledge (IK) Indonesia sangat penting karena berperan dalam pembangunan berkelanjutan, pendidikan, dan pelestarian budaya. Kearifan lokal adalah pengetahuan yang dikembangkan secara turun-temurun oleh masyarakat lokal, dan telah memberikan manfaat positif dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pengelolaan sumber daya alam, pertanian, kesehatan, dan pendidikan. (2) Hari Kartini, diperingati setiap 21 April, merupakan momen penting untuk mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita di Indonesia. Peringatan ini bertujuan untuk menghormati jasanya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan meningkatkan status sosialnya. Hampir diseluruh bidang pekerjaan tidak lepas dari peran wanita. (3) Perubahan penggunaan lahan akibat peningkatan jumlah manusia memang tidak dapat dihindari.
Pertambahan penduduk yang pesat secara otomatis meningkatkan kebutuhan akan lahan untuk berbagai keperluan, seperti perumahan, lahan pertanian dan perkebunan, perkantoran, jalan, dan infrastruktur lainnya. Dampak alih fungsi lahan ini dapat dianggap berupa kerusakan lingkungan. Faham Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) yang menekankan sikap moderat, toleran, dan seimbang dalam memahami dan menerapkan ajaran agama diperlukan dalam menyikapi masalah ini. Ini berarti menjauhi sikap ekstrem, menjaga keadilan, dan menghargai perbedaan pendapat antar sisi. Serta diperlukan tabayyun dalam mengatasi polarisasi dan perpecahan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Acara dilanjutkan oleh moderator sekaligus dengan pembacaan CV pemateri oleh Fania Ega Maireza. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh Sadrah Devi S.Hut., M.Phil., Kepala Seksi Perencanaan, Pengembangan dan Pemanfaatan UPT Tahura R. Soerjo. Adapun tema dari materi yang akan di sampaikan yaitu Konservasi dan Ekopariwisata Tahura R. Soerjo Menjaga Alam dan Membangun Masa Depan.
Materi yang disampaikan meliputi wisata yang berbasis keanekaragaman hayati yang mencangkup tentang potensi keanekaragaman hayati, strategi pengembangan pengelolaan wisata yang konservatif, serta wisata alam di pendakian TAHURA. Kemudian juga tentang peran Biologi dalam pengelolaan kawasan yaitu tentang edukasi dan penelitian, pengelolaan pemanfaatan berkelanjutan, serta pengelolaan kawasan Hutan Konservasi.
Tujuan dari pemaparan materi dengan tema tersebut antara lain untuk meningkatkan pemahaman tentang konsevasi sumber daya alam di Tahura R. Soerjo, mengembangkan potensi ekowisata yang berkelanjutan dan berbasis partisipasi masyarakat, serta mendorong peran masyarakat dalam menjaga kelestarian alam dan pengelolaan kawasan Tahura.
Sedangkan manfaat dari pemaparan materi tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati, terjalinnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak satwa dalam pengolahan ekowisata yang berkelanjutan, pengembangan ekowisata yang memberikan nilai ekonomi sekaligus menjaga fungsi ekologis kawasan Tahura, dan meningkatkan perlindungan hukum serta pengawasan terhadap pelanggaran konservasi di kawasan Tahura R. Soerjo.
Di dalam penyampaian materi juga terdapat visi dan misi Tahura R. Soerjo, adapun visi nya adalah “Tahura R. Soerjo sebagai kawasan perlindungan ekowisata pegunungan untuk mendukung ekowisata dan kesejahteraan masyarakat “ misinya yaitu “melindungi dan meningkatkan kualitas ekosistem Tahura R. Soerjo untuk mendukung fungsi pelestarian alam dan fungsi hidroorologis, mendorong sinergitas pengelolaan Tahura R. Soerjo dengan para pihak dengan menerapkan berkelanjutan, mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam Tahura R. Soerjo yang berbasis konservasi, pemantapan kawasan Tahura R. Soerjo.”
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Setelah pemaparan materi selesai dilanjut dengan sesi tanya jawab dan diskusi, peserta diperkenankan untuk menyampaikan pertanyaan yang kemudian dijawab oleh pemateri. Setelah sesi tanya jawab dan diskusi selesai, panitia memberikan sertifikat penghargaan kepada pemateri san di dokumentasi sekaligus dilanjutkan dengan penutupan acara oleh Moderator dan MC.
Adapun kesimpulan dari materi yang telah dipaparkan adalah Ilmu biologi berperan penting dalam pengelolaan hutan konservasi seperti TAHURA, hutan konservasi sendiri didefinisikan sebagai kawasan hutan dgn ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
TAHURA (Taman Hutan Raya) adalah kawasan pelestarian alam yang bertujuan untuk menjaga keanekaragaman tumbuhan dan satwa. TAHURA R. Soerjo menjadi tempat untuk praktik, magang, dan penelitian biologi, yang memberikan dasar ilmiah dalam pengelolaan hutan. Konservasi menjadi inti pengelolaan hutan di kawasan seperti TAHURA, untuk melindungi keanekaragaman hayati.
Inovasi seperti program "One Hiker One Tree" (On HOT) dan SIPENERANG membantu memulihkan ekosistem. Prinsip ilmu konservasi diterapkan untuk meminimalkan dampak negatif kegiatan manusia terhadap ekosistem Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam menjaga alam sekaligus membangun masa depan berkelanjutan melalui konservasi dan pengembangan ekowisata di Tahura R. Soerjo. “Di alam, tidak ada sesuatu pun yang berdiri sendiri.” (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |