Indonesia Positif

Guru dan Siswa Sekolah Binaan Astra Menggaungkan Budaya Indonesia di World Expo 2025 Osaka

Selasa, 03 Juni 2025 - 09:25 | 9.96k
Guru dan siswa sekolah binaan Yayasan Astra - YPA MDR menampilkan pertunjukan seni tradisional dan workshop batik di Indonesia Pavilion, World Expo 2025 Osaka, Jepang (Foto: Istimewa)
Guru dan siswa sekolah binaan Yayasan Astra - YPA MDR menampilkan pertunjukan seni tradisional dan workshop batik di Indonesia Pavilion, World Expo 2025 Osaka, Jepang (Foto: Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Astra melalui Yayasan Astra menghadirkan guru dan siswa dari sekolah-sekolah binaan dalam acara tingkat dunia, World Expo 2025 yang diselenggarakan di Osaka, Jepang pada 27 hingga 30 Mei 2025.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Yayasan Astra - YPA MDR dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Republik Indonesia yang memberikan kesempatan bagi sekolah binaan untuk menampilkan karya-karya terbaiknya. 

Advertisement

Setelah melalui proses kurasi, tiga karya terpilih dinyatakan layak untuk tampil dan mewakili Indonesia dalam pertunjukan internasional ini.

World Expo 2025 menjadi panggung bagi para guru dan siswa sekolah binaan Yayasan Astra - YPA MDR untuk memperkenalkan kekayaan budaya khas daerah Indonesia kepada masyarakat dari negara lain. Penampilan mereka dimulai pada 27 Mei dalam National Day, dilanjutkan dengan pertunjukan seni budaya pada 29 dan 30 Mei 2025, bertempat di Indonesia Pavilion, Yumeshima Island, Osaka. 

"Kesempatan ini merupakan suatu kebanggaan besar bagi kami yang telah diundang oleh Bappenas dan berhasil lolos melalui proses kurasi. Kami berharap partisipasi ini dapat menjadi pemantik semangat bagi sekolah binaan lainnya untuk terus berinovasi, memberikan yang terbaik, dan membuka peluang untuk tampil di panggung internasional seperti World Expo 2025,” ucap Sekretaris Pengurus Yayasan Astra - YPA MDR, Wedijanto Widarso. 

Pada kesempatan ini, guru dan siswa akan menampilkan beberapa pertunjukan budaya seperti tari tradisional Seraung khas Suku Dayak dan Ronggeng khas Suku Paser Kalimantan, kolaborasi musik tradisional antara alat musik Sasando khas Rote Ndao dan Sape khas Kalimantan, serta workshop mencanting batik yang dipandu oleh Komunitas Pembatik Cilik dari Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

World-Expo-2025.jpg

Dalam penampilan ini guru dan siswa sekolah binaan memamerkan kemampuan seni sekaligus merepresentasikan kekayaan budaya daerah yang tumbuh dan berkembang di lingkungan sekolah binaan.

Para peserta terdiri dari guru dan siswa yang mewakili sekolah binaan, yaitu Wahyudi, guru dari SDN 002 Sepaku sebagai pemain Sape, Lorens Henuk guru dari SMKN 1 Rote Barat sebagai pemain Sasando, serta para penari yang merupakan siswa dari SMPN 2 Penajam Paser Utara yaitu Novita Anis, Naylatuss Shalsabila, Malika Adila, dan Asi Ima yang dilatih oleh Denada Mia yang merupakan guru SMP Negeri 2 Penajam Paser Utara. 

Sementara itu, workshop batik dibawakan oleh Nabila Nurul dan Naylatul Husna siswa dari SDN Tengklik yang didampingi oleh guru, yakni Wahyuni. Keikutsertaan mereka merupakan hasil dari proses pembinaan berkelanjutan yang dilakukan oleh Yayasan Astra - YPA MDR dalam bidang seni budaya dan kecakapan hidup, dua dari empat pilar utama pembinaan.

Partisipasi dalam World Expo ini merupakan wujud komitmen Yayasan Astra - YPA MDR dalam mendukung pelestarian dan pengembangan budaya lokal melalui pendidikan. 

Melalui program ini, Yayasan Astra - YPA MDR berharap dapat menanamkan kebanggaan terhadap warisan budaya kepada generasi muda, sekaligus membuka peluang bagi mereka untuk menunjukkan bakat dan potensi di panggung global. 

Selain menjadi ajang apresiasi karya siswa dan guru, kegiatan ini juga menjadi simbol dari kontribusi nyata dunia pendidikan dalam mempromosikan identitas budaya bangsa Indonesia secara internasional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES