Indonesia Positif

Lineation Centre Ajak Mengolah Stres Tanpa Curhat Lewat Metode Terapi BCR

Sabtu, 14 Juni 2025 - 16:56 | 2.08k
Founder BCR Dhavid Avandijaya Wartono bersama Praktisi BCR Samuel Adi Nugroho dan praktisi life coaching Dewi Purboratih saat sesi BCR di Klinik Lineation Centre Bandung, Sabtu (14/6/2025).(Dok.Lineation)
Founder BCR Dhavid Avandijaya Wartono bersama Praktisi BCR Samuel Adi Nugroho dan praktisi life coaching Dewi Purboratih saat sesi BCR di Klinik Lineation Centre Bandung, Sabtu (14/6/2025).(Dok.Lineation)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Menciptakan kebahagiaan dan kesehatan membutuhkan berbagai pendekatan secara holistik. Manfaatnya tidak lain untuk mengembangkan kesadaran mendalam terhadap tubuh sebagai sumber dari segala sumber.

Klinik Utama Lineation Centre Aesthetic & Helath Care Bandung, menggelar Body Communication Ressonance (BCR), menghelat sesi BCR secara gratis dan terbuka untuk umum, Sabtu (14/6/2025). 

Advertisement

Metode terapi BCR juga menggunakan electroencephalogram test (EEG). Metode yang mulai dikenalkan publik ini, sebelumnya melakukan penelitian selama 2 tahun.

“Saya melakukan riset selama 2 tahun dan baru memperkenalkan BCR ke publik pada Desember 2024. Selanjutnya saya telah membuka kelas perdana untuk praktisi di Februari. 2025,” kata dr. Dhavid Avandijaya Wartono, Founder BCR. 

Dokter Dhavid menambahkan, lahirnya BCR merupakan hasil perjalanan pencarian yang panjang setelah menghabiskan 8 tahun, untuk mempelajari banyak jenis modalitas energi dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari sanalah dr. Dhavid  merasa memerlukan adanya pembuktian dan melakukan riset dengan EEG.

“Yang menarik adalah sebelum dan sesudah sesi holistik terapi tersebut ada pengukuran gelombang otak menggunakan electroencephalogram test (EEG),” tutur pemilik Klinik Kecantikan Lineation di Kota Bandung ini. 

Menurutnya, BCR merupakan modalitas yang efektif dan memberikan pengaruh signifikan dalam proses fasilitasi penyembuhan yang cepat. 

Di sisi lain, ia tidak ingin proses dan dampak penyembuhan terapi holistic yang melibatkan modalitas energi itu hanya merupakan hal subyektif. 

Dari hasil riset tersebut, pria yang biasa disapa dr. Dave ini bisa mengukur perubahan kondisi gelombang otak klien dengan merekam aktivitas gelombang otak sebelum dan sesudah melakukan sesi BCR. 

Seperti diketahui frekuensi gelombang delta berperan penting dalam proses regenerasi tubuh. Pemulihan fisik serta sering dikaitkan dengan keadaan sangat rileks untuk terjadinya proses penyembuhan fisik dan mental. 

“Ternyata secepat itu turunnya (frekuensi gelombang otak dari beta ke delta) ketika fasilitasi klien kita lakukan dengan modalitas BCR," ungkap dr. Dave.

Mengolah Stress Tanpa Curhat

Dokter yang mengaku secara alami peka dan belajar modalitas energi dan kesadaran sejak usia SD itu memiliki perjalanan unik dengan semesta.

Ia mengaku ketika kita selaras dengan semesta ada begitu banyak penyingkapan pembelajaran hidup yang bisa kita dapat langsung dari semesta.

Pada kesempatan yang sama, Samuel Adi Nugroho praktisi BCR mengatakan bahwa dalam melakukan perjalanan menggunakan modalitas BCR. Dalam mengenal diri sendiri, banyak hal yang dilakukan. 

“Banyak hal yang bisa menjadi kontribusi ketika bisa berbagi apa tentang kesadaran tubuh, jadi akhirnya klien mampu mengenali betul mengenai dirinya sendiri yang sebetulnya mereka memiliki potensi dan power itu sendiri yang selama ini belum tersentuh selama optimal," tuturnya. 

Samuel memutuskan memilih BCR untuk saat ini sebagai tools untuk holistik terapi karena efektifitas teknis yang diterapkan. Di samping itu, mengenal kekuatan dalam diri untuk terhindar dari stres tanpa curhat. 

“BCR itu mudah nggak ribet tinggal sentuh bahkan kita bisa delete stress tanpa curhat,”ungkap Samuel. 

Berbeda dengan Dewi Purboratih, salah satu praktisi life coaching yang juga bergerak di dunia parenting mengatakan, menggunakan kesadaran (awareness) sebagai modalitas utamanya.

Ia yakin BCR adalah modalitas yang paling efektif untuk diterapkan ke klien anak-anak sekalipun. Dewi  merasakan hal itu setelah mengikuti sesi fasilitasi BCR. 

“What else is possible, kita bisa handle anak-anak hingga kelompok usia lanjut untuk memfasilitasi mereka sesuai dengan keperluan masing masing dengan satu teknik simple yang sama. Satu untuk semua,” ujarnya.

Menggunakan BCR  berkomunikasi secara lebih sadar dengan tubuh, seseorang dapat mengakses informasi tersembunyi, melepaskan hambatan energi, dan memulihkan keseimbangan fisik serta emosional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES