Indonesia Positif

Akademisi Ajak Pelaku UMKM Manfaatkan Promosi dan Keuangan Digital

Rabu, 25 Juni 2025 - 07:40 | 8.10k
Dosen Telkom University dan Universitas Malaysia Kelantan saat mendampingi pelaku usaha Pasar Modern Sinapasa Bandung (Foto: Doc Telkom University for TIMES Indonesia)
Dosen Telkom University dan Universitas Malaysia Kelantan saat mendampingi pelaku usaha Pasar Modern Sinapasa Bandung (Foto: Doc Telkom University for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Di tengah perubahan perilaku konsumen dan laju digitalisasi yang makin cepat, para pelaku UMKM di Pasar Modern Sinapasa Bandung diajak untuk memanfaatkan promosi digital.

Sebanyak 40 pelaku usaha di pasar tersebut mendapatkan pendampingan dari Telkom University dan Universitas Malaysia Kelantan yakni Muhammad Iqbal Alamsyah, Sunu Puguh Hayu Triono, Tarandhika Tantra, Nurhaiza Nordin.

Advertisement

Program ini berlangsung dari September hingga November 2024, dengan pendekatan coaching clinic yang bersifat personal dan kontekstual.

Para pelaku usaha tidak hanya diajak mengenal media sosial dan penggunaan QRIS, tetapi juga didampingi langsung dalam praktik pemasaran digital secara efektif.

“Digitalisasi UMKM bukan sekadar soal teknologi, tapi cara baru dalam melihat peluang, mengelola usaha, dan membangun hubungan dengan konsumen,” ujar Muhammad Iqbal Alamsyah, salah satu penggagas program dari Telkom University, Rabu (25/6/2025).

Salah satu temuan penting, kata Iqbal dalam pelaksanaan program ini adalah rendahnya pemahaman awal peserta terhadap promosi digital. Mayoritas masih mengandalkan pemasaran konvensional.

Namun setelah melalui pelatihan dan pendampingan, para peserta mulai mampu mengelola akun media sosial, mengunggah konten produk secara mandiri, hingga menerima pembayaran nontunai dengan QRIS.

“Awalnya kami merasa media sosial itu rumit, tapi setelah didampingi, ternyata bisa sangat membantu usaha kami. Pembeli juga jadi lebih mudah menemukan produk kami,” ungkap salah satu peserta.

Lebih dari sekadar penguasaan teknologi, program ini juga menekankan pentingnya keunikan produk sebagai kekuatan bersaing. 

Para peserta diajak menggali dan menyadari kekhasan produk masing-masing, serta menyusun narasi nilai jual utama yang membedakan mereka dari pesaing di pasar serupa.

Pendekatan dua arah yang diterapkan – antara dosen, mahasiswa, dan pelaku usaha – terbukti efektif. Bahkan dalam beberapa kasus, mentor ikut mendampingi peserta langsung saat mengatur akun Instagram atau membuat konten promosi.

“Pendekatan ini lebih membumi. Tidak semua pelaku UMKM nyaman dengan pelatihan formal. Karena itu, kami hadir langsung, mendengarkan kebutuhan mereka, dan memberi solusi yang aplikatif,” tambah Sunu Puguh Hayu Triono, tim pelaksana kegiatan.

Keberhasilan program ini tak hanya terlihat dari skor evaluasi pelatihan yang meningkat, tetapi juga dari perubahan sikap peserta. 

Jika sebelumnya digitalisasi dianggap tidak perlu, kini banyak peserta justru menunjukkan minat mengikuti pelatihan lanjutan yang lebih spesifik, seperti manajemen konten dan ekspor produk.

Untuk keberlanjutan, tim pelaksana juga membagikan buku saku panduan digitalisasi UMKM, agar para pelaku usaha tetap bisa belajar dan berinovasi secara mandiri meski program telah selesai.

"Pendampingan yang kontekstual dan berkelanjutan menjadi kunci agar pelaku usaha kecil tetap relevan dan tangguh dalam menghadapi pasar yang terus berubah," kata Sunu Pugu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES