Kesehatan

Mitos Seputar Mengonsumsi Daging Kambing

Sabtu, 02 September 2017 - 00:22 | 33.41k
ILUSTRASI - Mitos tentang mengkonsumsi daging kambing (Foto: TIMES Indonesia)
ILUSTRASI - Mitos tentang mengkonsumsi daging kambing (Foto: TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ada beberapa mitos yang masih dipercaya sebagian masyarakat seputar mengonsumsi daging kambing.

Menurut pakar gastroenterologi (ilmu tentang penyakit pada sistem pencernaan) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam salah satu mitos tersebut yang sampai saat ini masih dipercaya kebenarannya adalah makan sate (daging) kambing akan menaikkan tekanan darah bagi orang yang menderita tekanan darah rendah (hipotensi).

Advertisement

Menurut Ari, seseorang yang mengalami tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh beberapa hal. Bisa karena perdarahan; kurang minum sampai dehidrasi karena berbagai sebab; dan kelelahan atau kurang tidur.

Selain itu, tensi darah yang rendah juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung baik karena kelainan katup atau serangan jantung bahkan gagal jantung.

"Tapi pada sebagian masyarakat tanpa melihat kenapa tensi darahnya rendah langsung mengonsumsi daging kambing secara berlebihan. Kalau tensi turun karena gangguan jantung makan daging kambing justru akan fatal dan memperburuk keadaan," katanya.

Mitos lain yang beredar adalah mengonsumsi testis kambing atau sate kambing setengah matang akan meningkatkan gairah seksual.

Menurut Ari, memang benar testis kambing banyak mengandung testosteron. Namun bukan berarti dengan mengonsumsinya terus akan meningkatkan gairah seksual. Sebenarnya banyak faktor yang  berhubungan dengan tinggi dan rendahnya gairah seksual. Tidak semata hanya berhubungan dengan makanan seperti testis kambing atau sate kambing setengah matang.

Ari mengingatkan bahwa daging kambing, sama seperti daging merah lain seperti daging sapi, mengandung lemak hewani yang biasanya mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh ini banyak mengandung LDL (lemak jahat) yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita.

Selain lemak, lanjutnya, daging kambing juga mengandung protein hewani yang dibutuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun. "Daging kambing termasuk juga daging sapi yang akan menjadi santapan utama Hari Raya Kurban mengandung zat gizi yang memang kita butuhkan tetapi kalau jumlahnya berlebihan akan mengganggu kesehatan kita," ujarnya.

Dampak langsung akibat mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit, dan berpotensi memerparah seseorang yang diketahui menderita penyakit asam lambung. Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah.

"Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan buat yang siap-siap mengonsumsi daging kurban, silakan mengonsumsi daging kurban dan jangan berlebihan. Dan jangan lupa imbangi banyak makan buah dan sayur mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan," tutupnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : Antara News

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES