
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Salah satu penanganan untuk asma yang tiba-tiba kumat adalah dengan obat hirup (inhaler). Benda ini telah menjadi sahabat penderita asma, selalu dibawa ke manapun dan kapanpun. Namun, ada yang mengatakan bahwa terlalu sering menggunakan inhaler bisa membuat asma tambah parah.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai efek samping dari obat asma, ada baiknya Anda mengetahui jenis-jenis obat inhaler untuk asma terlebih dulu. Terdapat dua jenis obat inhaler untuk asma yang sering digunakan sebagai pengobatan, yaitu beta2-agonis dan kortikosteroid. Berikut penjelasan kedua jenis obat tersebut, dilansir dari Klik Dokter.
Advertisement
Beta2-agonis
Terdapat dua jenis inhaler beta2-agonis, yaitu kerja cepat dan kerja lambat. Beta2-agonis kerja cepat sering disebut sebagai reliever atau pelega. Sesuai dengan namanya, obat ini bekerja dengan cepat dan langsung untuk merelaksasi dan membuka jalan napas yang mengecil akibat serangan asma.
The National Heart, Lung, and Blood Institute mengingatkan bahwa penggunaan obat beta2-agonis kerja cepat yang berlebihan menunjukkan asma yang tidak terkontrol. Dengan demikian seharusnya pengobatan dievaluasi kembali. Selain itu, penggunaannya yang berlebihan dapat menyebabkan serangan asma berikutnya yang lebih berat.
Kortikosteroid
Berbeda dengan beta2-agonis, obat kortikosteroid melegakan serangan asma dengan mengurangi peradangan pada jalan napas. Obat jenis ini membantu mengontrol asma untuk jangka panjang.
Secara umum, kortikosteroid inhalasi termasuk aman digunakan dalam dosis rendah hingga sedang. Namun penggunaan dosis yang berlebihan, terutama pada anak-anak, dapat mengganggu fungsi hipotalamus dan juga kelenjar adrenal yang kemudian dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Obat-obatan golongan beta2-agonis dan kortikosteroid masing-masing memiliki efek samping. Akan tetapi, dengan dosis dan cara pemakaian yang tepat, seharusnya efek samping yang berbahaya dapat dihindari.
Jika pada dosis tertentu penggunaan obat tidak berhasil mengurangi gejala asma, lebih baik Anda langsung mengunjungi dokter. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Sukmana |
Sumber | : TIMES Indonesia |