
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Minum teh setelah makan merupakan hal umum yang dilakukan masyarakat Indonesia. Minum teh setelah makan memang nikmat. Namun, pakar kesehatan justru menyarankan kita untuk tidak minum teh setelah makan, apalagi jika kita sebelumnya mengonsumsi daging merah seperti steak atau sate. Ternyata kebiasaan ini memicu gangguan kesehatan.
Pakar kesehatan, seperti dilansir dari Dokter Sehat, menyebutkan bahwa di dalam teh terdapat senyawa bernama tanin yang bisa membuat penyerapan zat besi pada makanan yang kita konsumsi terhambat. Padahal, zat besi ini bisa ditemukan dalam daging merah.
Advertisement
Sebagai informasi, di dalam 100 gram daging terdapat 6 persen zat besi yang sangat penting bagi proses pembentukan darah di dalam tubuh kita.
Jika kita mengonsumsi teh setelah makan daging, maka proses penyerapan asupan zat besi ini akan menurun drastis. Memang, efeknya tidak akan terasa langsung. Namun, jika kita sering melakukannya, bisa jadi tubuh akan mengalami kekurangan zat besi dan akhirnya mengalami masalah anemia.
Selain bisa mengganggu penyerapan zat besi, sering minum teh setelah makan juga akan menjadi lebih rentan terkena kenaikan berat badan atau bahkan meningkatkan risiko diabetes. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan kita untuk mengonsumsi teh manis, bukannya teh pahit.
Daripada minum teh setelah makan, pakar kesehatan lebih menyarankan kita untuk mengonsumsi air putih atau air jeruk yang kaya akan vitamin C karena lebih aman bagi kesehatan. Namun pastikan air jeruk yang kita konsumsi juga tidak ditambahi dengan gula agar tidak memicu gangguan kesehatan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |