TIMESINDONESIA, MALANG – Cuaca tidak menentu melahirkan musim penyakit. Berbagai macam obat diperlukan untuk meringankan beban penyakit, termasuk obat antibiotik.
Antibiotika adalah obat untuk menjegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Namun, apabila salah menggunakan obat, maka penderita berkemungkinan untuk terkena resiko resistensi obat.
Tentu saja ini cukup beresiko, karena resistensi obat menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik.
Menurut situs http://farmalkes.kemkes.go.id/, dalam Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMat), diimbau untuk menggunakan obat antibiotika dengan bijak.
Salah satunya adalah dengan cara menggunakan obat antibiotika yang harus dibiasakan sejak dini. Berbagai caranya antara lain meminum antibiotik sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter, menghabis obat antibiotik meski tubuh sudah mengalami kondisi baik, dan mengkonsultasikan dengan dokter kapan waktu yang tepat untuk mengonsumsi antibiotik.
Tata cara menyimpan obat antibiotik juga tidak boleh sembarangan. Penyimpanan obat antibiotik harus di tempat kering yang terhindar dari paparan matahari langsung. Simpan di tempat yang jauh dari kanak – kanak dalam kemasan asli dan tertutup rapat.
Apabila perlu, membaca aturan penyimpanan antibiotik pada brosur. Jangan menyimpan antibiotik untuk penggunaan penyakit infeksi. Jangan lupa, obat antibiotik tidak boleh dibuang sembarangan. Sebelum dibuang, hilangkan label pada kemasan, dan dibuang bersama dengan kemasannya.
Bijaknya, penggunaan antibiotik harus dibeli dengan resep dokter. Belilah obat antibiotik hanya di apotek dan pastikan ada apoteker yang siap siaga membantu dan menjamin obat yang dibeli.
Cek nama, alamat dan pabrik pembuat obat antibiotik. Terakhir, cek tanggal kadaluarsa. Yuk, mulai bijak gunakan obat antibiotik untuk generasi lebih sehat! (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |