Kesehatan

Covid Lagi-Covid Lagi! Ini Cara Bijak Hadapi Varian-Varian Baru Covid-19

Rabu, 27 Juli 2022 - 06:03 | 109.45k
llustrasi virus Covid.
llustrasi virus Covid.

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pandemi sudah mendekati tiga tahun sejak kasus virus korona penyebab Covid-19 ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok. Namun, berita-berita yang kita jumpai ketika membaca koran atau membuka situs berita online tetap saja dibanjiri dengan kabar terbaru virus korona. Bagaimana menghadapi varian baru Covid ini? Berikut ulasan Gary Alvaro Geson, peneliti Biochimestry AMRO Institute, dan alumnus University of Wisconsin, Madison, AS.

***

“Covid lagi, Covid lagi.” Itu pasti reaksi kebanyakan orang ketika mereka menjumpai sebuah artikel yang memberitakan situasi pandemi baik di Tanah Air atau di seluruh penjuru dunia. Kebijakan pemerintah seperti prokes yang ketat dan penyediaan vaksin Covid gratis memang membantu menurunkan angka infeksi, namun tidak dapat memberhentikan munculnya varian Covid baru.

Varian-varian Covid seperti Delta dan Omicron muncul dalam proses replikasi atau penggandaan materi genetik virus korona. Karena virus korona memiliki materi genetik RNA (seperti DNA tetapi hanya berbenang satu), maka mutasi atau perubahan urutan materi genetik lebih mudah terjadi.

Alhasil, tercipta virus yang sangat berbeda dari varian virus sebelumnya, lalu diklasifikasikan sebagai varian baru. Kemungkinan besar sistem imun dan kekebalan tubuh yang diperoleh dari vaksin COVID-19 dan atau infeksi virus sebelumnya akan mengalami kesulitan untuk melumpuhkan infeksi varian virus yang baru.  

Akhir-akhir ini kita menjumpai banyak berita tentang dua varian virus korona, yaitu varian omicron BA.4 dan BA.5 yang diwaspadai di Tanah air karena mudah menular dan berbahaya. Anda pasti berpikir, mengapa varian ini perlu diwaspadai sehingga pemerintah menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati? 

Varian BA.4 dan BA.5 dapat mengakibatkan reinfeksi pada penyintas seperti yang sekarang terjadi di Inggris Raya. Lebih mengenaskan lagi, lembaga kesehatan Inggris Raya (UKHSA) menyatakan bahwa 55% kasus Covid terbaru adalah populasi yang terinfeksi untuk pertama kalinya. Hanya 15% dari populasi Inggris Raya belum pernah terinfeksi oleh virus korona. 

Peran vaksin di masa pandemi masih penting karena dapat menurunkan jumlah kematian dan keparahan. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan orang terinfeksi dan kemudian menyebarkannya ke orang-orang disekitar mereka.

Sampai di sana sajakah? Tunggu dulu, ada lagi varian yang baru tiba di Indonesia. Varian ini dinamakan BA.2.75 dan dijuluki sebagai varian Centaurus. “Duh, muncul lagi yang baru kayak seri handphone. Sebahaya apa sih ini varian?” 

Profesor Rajendram Rajnarayanan dari Universitas Negeri Arkansas, AS, mengungkapkan kegelisahannya terhadap perkembangan varian Centaurus di India. Kata Profesor Rajnarayanan, varian centaurus di India menyebar dengan lebih cepat dibandingkan varian omicron seperti BA.5. 

Lalu apa yang membuat varian centaurus lebih berbahaya daripada varian yang muncul sebelumnya? Lewat sebuah tweet di akun Twitter Profesor Yunlong Cao dari Universitas Peking, Beijing, analisa lab membuktikkan bahwa varian Centaurus memiliki kemampuan untuk menghindari deteksi sistem imun tubuh yang lebih hebat dibandingkan dengan varian lainnya (BA.2.12.1 dan BA.5). Jika sistem imun kita lebih gampang untuk ditembus, maka akan muncul lebih banyak gejala dan lebih banyak kerusakan sel akibat infeksi infeksi virus tersebut.

Sesungguhnya, semua jenis virus tidak bisa dieradikasi dari muka bumi. Virus penyebab wabah di masa lalu, seperti virus influenza H1N1 (1918-1920) dan cacar air, masih ada di sekitar kita, hanya manusia telah beradaptasi menjadi kebal dan terlindungi dari virus tersebut. 

Antibiotik, antivirus, dan disinfektan sebenarnya bukan solusi permanen untuk masalah virus melainkan solusi untuk jangka pendek saja. Maka, apa yang bisa dilakukan untuk menghadapi virus korona yang terus bermutasi?

Mematuhi prokes adalah upaya mengurangi penyebaran virus korona yang paling mudah dilakukan. Maka itu, jangan mengabaikan prokes.

Memelihara tubuh yang sehat dan sistem imun yang kuat sangatlah penting untuk melindungi diri kita dari infeksi virus korona. Tubuh kita dianugerahi sistem imun yang dapat membendung dan menamengi kita dari semua infeksi patogen termasuk virus. Hanya, sistem imun yang seimbang dapat memberikan perlindungan yang paling kuat.

Sistem imun yang seimbang bekerja dengan sinergis dengan melumpuhkan serangan dari virus, mencegah kerusakan sel tubuh akibat pembasmian virus, dan memiliki toleransi untuk membedakan sel tubuh dengan patogen atau benda berbahaya lainnya. 

Lalu, bagaimana cara membangun sistem imun yang seimbang? Jawabannya dapat ditemukan di dalam saluran pencernaan kita, dimana saluran tersebut ditempati oleh kawan-kawan mikroskopik kita yaitu mikroba. Makhluk-makhluk seperti bakteri, virus, dan fungi (jamur) membentuk komunitas di dalam tubuh kita yang dinamakan mikrobiota. 

Mikrobiota yang beragam dan seimbang (> 80% mikroba menguntungkan) dapat memberikan manfaat kesehatan. Salah satu manfaat yang paling penting adalah modulasi sistem imun agar dapat melumpuhkan serangan virus dengan efektif. Mikrobiota merangsang kelenjar limfa usus (organ imun terbesar) dan paru-paru memproduksi sel-sel imun seperti limfosit T dan limfosit B. 

Limfosit B memproduksi antibodi poliklonal bernama imunoglobulin A (IgA) yang diekskresikan ke mukosa dinding usus dan paru-paru. Adanya IgA pada dinding organ kita dapat memberikan perlindungan terhadap serangan semua varian virus. Bandingkan dengan antibodi monoklonal imunoglobulin G (IgG) hasil vaksinasi atau pada penyintas yang hanya dapat membendung varian spesifik saja. 

Maka itu, perlindungan gabungan mikrobiota yang beragam dan seimbang dan vaksin akan memaksimalkan kinerja sistem imun kita melindungi terhadap serangan berbagai varian virus korona.

Agar kita dapat memiliki mikrobiota yang beragam dan seimbang, ada beberapa hal yang kita dapat lakukan:

1). Memiliki pola hidup yang sehat, seperti tidur yang cukup, makan makanan yang bergizi seimbang dan kaya serat, olahraga teratur dan tidak stres berlebihan dapat membangun mikrobiota yang beragam dan seimbang.

2). Suplementasi probiotik (bakteri menguntungkan) beragam atau multistrain. 

Hal ini dapat merestorasi mikrobiota yang tidak seimbang (dysbiosis) dan menjaga mikrobiota agar tetap seimbang. Spesies probiotik yang sering dijumpai dan terkandung dalam probiotik multistrain seperti Lactobacillus dapat memproduksi metabolit aktif yaitu Biosurfaktan. Biosurfaktan dapat melarutkan lemak yang terdapat pada dinding virus. Jika lemak dinding virus terlarut, maka virus akan menjadi inaktif atau mati. 

PRO EM•1 adalah suplemen kesehatan yang mengandung probiotik multistrain hidup dan metabolit aktif seperti Biosurfaktan dengan masa simpan yang panjang. Karena itu, PRO EM•1 sudah terbukti dapat memberikan perlindungan terhadap berbagai varian virus korona dan virus lainnya.

Pandemi COVID-19 belum berakhir. Ingat, akan selalu ada varian baru setiap saat. Tetapi jangan panik. Tetap waspada melindungi diri kita dengan mematuhi prokes, melakukan pola hidup yang sehat dan membangun atau memelihara mikrobiota yang beragam dan seimbang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES