Kepala DKP Pulau Morotai Galakkan Gerakan Makan Ikan untuk Mencegah Stunting
TIMESINDONESIA, PULAU MOROTAI – Kepala DKP Pulau Morotai Yoppy Jutan terus mengajak masyarakat untuk mencegah stunting pada anak-anak. Yoppy Jutan berharap hasil laut Pulau Morotai yang melimpah bisa memenuhi kebutuhan gizi anak-anak Pulau Morotai.
Pulau Morotai memang memiliki kekayaan laut dengan potensi ikan melimpah. Pulau kecil yang berada di Utara Halmahera serta berbatasan langsung dengan perairan Pasific ini menjadikan ikan sebagai produk unggulan dalam penyediaan protein guna melahirkan generasi emas kedepan.
Advertisement
"Karena ikan sebagai sumber protein hewani yang cukup murah dan mudah diperoleh oleh masyarakat karena Pulau Morotai sejak dahulu telah dikenal memiliki karakteristik wilayah yang dikelilingi oleh lautan yang sangat kaya akan berbagai jenis ikan," ungkap Kepala DKP Morotai, Yoppy Jutan, Selasa (16/8/2022).
Namun miris, kata Yoppy, karena meski dikelilingi oleh lautan yang sangat kaya akan potensi perikanan sebagai penyumbang terbesar protein hewani, justru tingkat konsumsi ikan oleh warganya masih rendah. Hal itu berarti bahwa secara keseluruhan Kabupaten Morotai masih kekurangan stok bahan baku protein.
DKP sebagai dinas terkait dalam pencegahan stunting menyarankan, untuk menjaga keseimbangan protein warga Morotai agar keluar dari Lokus Stunting, maka Pemerintah Daerah harus menata kembali Sistem Logistik Protein Daerah agar bisa menjamin asupan gizi bagi warganya sepanjang tahun termasuk pada saat masa paceklik.
"Sistem Logistik Ikan Daerah yang terbangun harus benar-benar dapat mengatur keseimbangan dalam rantai pasok dan distribusi. Pemerintah Daerah tidak boleh hanya sekedar memprioritaskan upaya pencapaian target pendapatan dalam bentuk devisa semata, namun harus seimbang juga dengan konsumsi ikan dalam daerah," sarannya.
Ia mengatakan, saat tertentu ikan nelayan di Morotai melimpah sehingga tidak mampu menampungnya. Contohnya, sudah lebih dari sepekan unit penampungan ikan (Cold Storage) di Tiley penuh, karena menunggu layanan Tol Laut sebagai satu-satunya moda transportasi laut yang lebih murah menuju Surabaya. Akibatnya sebagian besar hasil tangkapan nelayan terpaksa ditolak dan harus di antarpulau keluar Morotai yakni ke Tobelo, Ternate dan sekitarnya.
Bahkan pada saat musim puncak, volume ikan justru akan semakin lebih besar lagi dari saat ini. Seharusnya dalam kondisi seperti ini menjadi modal utama bagi masyarakat di daerah kaya ikan ini, untuk dapat mengelola sumber daya ikan dengan baik dengan memanfaatkan peluang yang ada.
"Ikan ditampung dan didistribusi secara merata, terutama di lokus-lokus prioritas dengan angka stunting yang cukup tinggi. Kami juga berharap kegiatan ini menjadi prioritas kita bersama dan harus berlangsung secara jangka panjang, bukan hanya sesaat. Agar program pengentasan angka stunting benar benar dapat teratasi dengan tepat," harapnya.
Menurutnya, program pengentasan angka stunting harus berlangsung secara berkelanjutan dan sifatnya jangka panjang. Karena selama ini volume antar pulau komoditi perikanan sangat tinggi dari tahun ke tahun bahkan untuk tujuan eksport, namun di sisi lain angka stunting justru masih tinggi hal ini berarti bahwa Morotai benar benar masih kekurangan asupan protein.
"Untuk itu, mari kita galakkan program gemar makan ikan. Karena selain mengandung protein dan lemak, ikan juga mengandung vitamin dan mineral. Untuk itu, makan ikan lebih baik nilai gizinya, sehingga ikan sering disebut sebagai makanan untuk kecerdasan karena memiliki sumber protein yang tinggi bila dibandingkan dengan daging sapi dan ayam," ajak Kepala DKP Pulau Morotai Yoppy Jutan dalam mencegah Stunting di Morotai. (d)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |