Kesehatan

Waspadai ISPA dan Penyakit Menular Lainnya Saat Musim Pancaroba

Kamis, 06 Oktober 2022 - 12:16 | 60.09k
Ilustrasi Penyakit saat Pancaroba (halodoc.com)
Ilustrasi Penyakit saat Pancaroba (halodoc.com)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Berdasarkan prakiraan musim oleh Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Oktober ini sebagian wilayah di Jatim mengalami masa peralihan atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan. Masa ini ditandai cuaca yang tidak menentu. Pada pergantian cuaca, tak jarang akan muncul penyakit yang namanya ISPA

Dan diprediksi akan adanya bencana Hidrometeorologi yang desebabkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti angin, hujan, suhu dan kelembaban. Salah satu penyebabnya adalah perubahan suhu dan perubahan iklim di masa pancaroba. 

Selain bencana Hidrometeorologi, masyarakat juga harus waspada terhadap penyakit yang menganggu kesehatan saat musim pancaroba tersebut. Dengan kondisi itu, ada beberapa penyakit yang biasanya muncul dan sering dirasakan oleh pasien saat musim pancaroba.

“Ada beberpa penyakit yang biasanya muncul dan sering dirasakan oleh pasien saat musim pancaroba itu, seperti ISPA, Diare, Demam Berdarah Dengue (DBD) dan penyakit menular lainnya,” ungkap dr. Aminullah, seorang dokter di rumah sakit Rizani, Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Ia menyampaikan, berdasarkan data dari RS Rizani, terhitung sejak bulan Januari 2022 dimana saat itu curah hujan masih tinggi, tercatat ada 100 kasus ISPA, 40 kasus diare dan 24 kasus DBD di poli rawat jalan rumah sakit Rizani. 

Home-Doctor-RS-Rizani-PAiton.jpgHome Doctor RS Rizani PAiton, Probolinggo, Jatim, dr. Aminullah. 

Kemudian pada bulan Agustus 2022, saat curah hujan mulai berkurang tercatat 252 kasus ISPA, 30 kasus Diare dan 32 kasus DBD di poli rawat jalan rumah sakit rizani. 

Dari data tersebut dapat diamati bahwa pada musim hujan terdapat peningkatan kasus Diare dan pada musim kemarau ada peningkatan kasus ISPA dan DBD secara signifikan. 

Berikut jenis penyakit yang bisanya muncul di musim pancaroba seperti saat ini:

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam serius yang ditularkan oleh nyamuk betina aedes aegypti yang menyerang sistem peredaran darah manusia. 

Jika seseorang tidak segera mendapat penanganan yang tepat, perawatan terlambat akan memperbesar risiko dampak buruk hingga kematian. 

dr. Aminullah menjelaskan, bahwa gejala  DBD  yang timbul berapa demam naik turun. Demam hari ke-1-3. Di hari ke-4 demam turun, dan demam naik lagi di hari ke-5. 

Selanjutnya dari hasil laboratorium ditemukan nilai trombosit menurun kadang disertai bintik-bintik atau Petekie. 

Pertolongan pertama yang bisa dilakukan apabila anak demam adalah dengan memberikan obat penurun panas, memastikan anak minum dengan cukup dan segera membawa ke rumah sakit apabila demam berlanjut pada hari ke tiga atau keempat. 

2. ISPA 

Menurut WHO, ISPA adalah penyakit menular dari saluran pernapasan atas atau bawah yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit berkisar dari infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada pathogen penyebabnya, faktor penjamu dan faktor lingkungan. 

dr. Aminullah juga menjelaskan, bahwa gejala ISPA atau Acute Upper Respiratory Syndrome  yang muncul berupa hidung tersumbat, bersin-bersin, nyeri kepala dan juga demam, beberapa hingga timbul komplikasi Pneumonia atau Bronchitis. 

Ia juga menjelaskan, selain mengganggu kesehatan juga mempengaruhi produktivitas kerja sesorang. Jika ada tanda-tanda sesak bisa segera dibawa ke fasilitas kesehatan teedekat untuk diberikan oksigen dan pemeriksaan lebih lanjut. 

Faktor risiko penyebab terjadinya ISPA dapat dicegah dengan upaya menjaga kebersihan tangan terutama setelah dari tempat umum, berhenti merokok,  menjaga kebersihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, konsumsi makanan kaya vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

3. Diare (gasteroenteritis)

Menurut Kemenkes (2014) Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi pada tinja yakni lebih lembek atau lebih cair serta frekuensi buang air besar lebih banyak dari biasanya. 

Diare adalah buang air besar (BAB) encer atau bahkan dapat berupa air saja (mencret) biasanya lebih dari 3 kali dalam sehari. 

Pada kasus Diare biasanya banyak terjadi pada anak-anak, hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya pengawasan orang tua atau dampak dari lingkungan yang kotor. 

Aminullah menjelaskan, gejala diare (gasteroenteritis) seringnya konsistennya buang air besar cair, kadang disertai lendir atau darah, nyeri perut kadang bisa muncul jika diare tidak segera diatasi. 

Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah segera mengganti cairan yang keluar dengan minum air (dengan tambahan oralit) yang banyak untuk mencegah dehidrasi yang ditakutkan akan syok. 

Jika diare terus berlanjut dengan tanda tanda dehidrasi seperti lemas, tidak mau minum maka segera dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan. 

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip perilaku hidup bersih dan sehat sangat amat diperlukan oleh seluruh makhluk hidup, karena ini dapat membantu kita semua dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan. 

Pemberian asi eksklusif pada bayi, rajin mencuci tangan, menggunakan air bersih, adalah beberapa perilaku yang dapat mencegah seseorang dari terserangnya berbagai penyakit, terutama Diare pada anak. Dengan begitu, diharapkan untuk selalu mewaspadai adan terjadinya perubahan cuaca atau pancaroba agar terhindar dari penyakit ISPA, Diare dan DBD.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES