Jadi Alternatif Rokok, Vape Berisiko Sebabkan Popcorn Lung

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Vape atau rokok elektrik menjadi salah satu tren yang digandrungi berbagai kalangan, termasuk remaja. Pengunaan vape dinilai dari minim risiko dibandingkan rokok batangan.
Meski minim risiko, vape ternyata bisa memicu kondisi kerusakan paru langka yang disebut Popcorn Lung.
Advertisement
Popcorn Lung adalah kondisi saluran udara di paru mengecil sehingga menyebabkan batuk dan nafas pendek.
Menurut informasi dari Kemenkes RI, Cairan rokok elektronik mengandung penambah rasa ”diasetil”.Zat tersebut ditambahkan ke dalam makanan untuk menghasilkan rasa mentega.
Zat ini lebih berbahaya jika dipanaskan dan dihirup. Menghirupnya dalam waktu lama menyebabkan Penyakit Paru (Bronchiolitis Obliterans).
Informasi dari NBC News, seorang remaja 17 tahun asal Kanada dilaporkan mengidap popcorn lung. Pemuda tersebut mengalami batuk yang persisten bersamaan dengan demam dan kesulitan bernapas.
Fungsi parunya merosot dengan cepat, sehingga harus menggunakan ventilator. Dokter mengatakan kasus seperti remaja tersebut sangat jarang terjadi.
Kondisi pemuda Kanada ini terus menjadi sorotan karenana dibarengi kerusakan paru semakin parah membuat remaja tersebut membutuhkan transplantasi.
Gejala Popcorn Lung
Menurut informasi dari WebMD, gejala 'popcorn lung' diawali dengan batuk kering dan sesak napas. Kondisi tersebut akan muncul antara dua minggu hingga dua bulan setelah terpapar zat berbahaya.
Terkadang vapers merasa lelah tanpa sebab yang pasti. Lelah tersebut bisa muncul meski vapers tidak sedang menderita asma atau pilek.
Kondisi tersebut perlu diwaspadai oleh para pengguna Vape, lantaran bisa jadi gejala bronkiolitis obliterans. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |