Kesehatan

Tiga Orang Meninggal Akibat DBD di Kabupaten Probolinggo, Yuk Kenali Gejalanya

Sabtu, 15 Oktober 2022 - 16:23 | 40.24k
Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Foto: Unair)
Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Foto: Unair)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOPenyakit DBD atau Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, telah membuat tiga pasien meninggal dunia dalam tiga bulan terakhir. Menjelang musim hujan ini, masyarakat diminta lebih waspada dan antisipasi dengan mengenali gejala DBD.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, kenaikan kasus DBD terjadi sejak tiga bulan terakhir. Pada Juli, terdapat 7 pasien DBD, dan 1 di antaranya meninggal dunia. 

Selanjutnya pada Agustus, kasus DBD di Kabupaten Probolinggo naik menjadi 8 pasien. Dari delapan pasien tersebut, 1 pasien di antaranya meninggal dunia. 

Memasuki September, kasus DBD mengalami kenaikan yang cukup siginifikan. Di bulan ini, terdapat 14 pasien DBD dan 1 pasien di antaranya meninggal dunia. 

Peningkatan kasus DBD terjadi seiring dengan naiknya curah hujan yang di Kabupaten Probolinggo. Tidak heran jika penyakit musiman ini akan mengalami kenaikan saat masuk musim hujan. Sebaliknya saat musim kemarau, temuan kasus begitu minim. 

"Kasus DBD yang terjadi harus disikapi secara serius. Penanganan dan pencegahan perlu dilakukan dengan segera. Agar kasus dapat ditekan dan tidak terjadi penyebaran penyakit yang cukup masif," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, Mujoko, Sabtu (15/10/2022). 

Sampai dengan September, ada 5 Kecamatan mempunyai temuan kasus DBD tinggi. Di antaranya adalah Kecamatan Dringu 32 kasus, Pajarakan 25 kasus, Paiton 20 kasus, Sumberasih 18 kasus, dan Kraksaan 17 kasus. 

Selain tingginya jumlah kasus, demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.  

Untuk itulah, sangat penting untuk mengetahui bagaimana fase dan gejala DBD sejak dini. 

Umumnya, demam berdarah menyerang anak-anak berusia kurang dari 15 tahun, dan sebagian dialami juga oleh orang dewasa. Gejala demam berdarah, di antaranya, demam, muncul bintik bintik kemerahan, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri pada area belakang bola mata, manifestasi perdarahan (kulit, mukosa, pencernaan). 

"Pada tahap awal demam berdarah sulit dibedakan dengan demam pada penyakit atau flu biasa. Tetapi pada DBD, demam naik turun (demam bifasik) yang terjadi 2-7 hari," kata Mujoko. 

Sedangkan, demam berdarah yang parah memiliki tanda-tanda lain. Biasanya dimulai dalam 24-48 jam setelah demam menghilang. 

Di antaranya, sakit perut, nyeri saat tekan, muntah, pendarahan dari hidung atau gusi, muntah darah, atau darah dalam tinja, merasa lelah, gelisah, atau mudah tersinggung. 

Lebih lanjut Mujoko menjelaskan, gejala DBD sangat spesifik sekali. Biasanya suhu panas di hari pertama, mengalami  naik dan turun. Disusul munculnya bercak-bercak merah pada kulit. Jika diperiksa selama 5 menit, maka akan tampak pembuluh darah di bawah kulit. 

"Misalnya ada anak sakit hingga panasnya tinggi dan keluar bercak berupa warna merah. Jika ditekan atau penetrasi ditarik ke kanan dan kiri. Jika merahnya semakin jelas itu ada indikasi mengarah ke DBD, tapi kalau merahnya hilang berarti itu gigitan nyamuk biasa atau alergi,” pintanya. 

Untuk menangani gejala, kata Mujoko, bisa dilakukan dengan kompres pada tubuh dan memperbanyak asupan minum air mineral. Serta perbanyak istirahat. 

"Untuk meningkatkan imunologinya pada orang dewasa harus dipaksa minum pocary, jus kurma dan jus jambu supaya stamina bisa lebih cepat,” terangnya perihal langkah penanganan penyakit DBD. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES