Kesehatan

Ilmuwan Teliti Risiko Miokarditis Pasca Vaksin Covid-19

Selasa, 15 November 2022 - 15:53 | 23.67k
Ilustrasi nyeri di dada. (Photo: 8photo/Freepik)
Ilustrasi nyeri di dada. (Photo: 8photo/Freepik)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ilmuwan kini tengah dihebohkan dengan munculnya resiko miokarditis pasca vaksin Covid-19. Hingga kini ilmuwan Amerika masih melakukan penelitian lebih lanjut tentang efek vaksin tersebut.

Dilansir dari NBC News terdapat ratusan juta dosis vaksin Covid yang diberikan di Amerika Serikat sejak akhir 2020. Tercatat ada sekitar 1.000 laporan miokarditis atau perikarditis terkait vaksin pada anak di bawah usia 18 tahun.

Miokarditis sendiri merupakan suatu kondisi peradangan yang terjadi pada miokardium atau otot jantung. Miokardium sendiri merupakan otot jantung yang berperan memompa darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh.

Dalam beberapa kasus ditemukan miokarditis disebabkan oleh paparan penggunaan zat berbahaya atau obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep dokter. Terkait dengan vaksin Covid-19 kondisi disinyalir terjadi akibat sejumlah infeksi virus, seperti influenza, virus coxsackie, dan Covid.

Di AS (Amerika Serikat), beberapa pasien yang sudah mendapatkan vaksin Pfizer atau Moderna mengalami serangan penyakit ini. Seperti yang dialami Da’Vion Miller pada 2021 yang lalu contohnya. 

Setelah 2 hari pasca mendapatkan suntikan vaksin Pfizer dosis pertama, Miller mulai mengalami nyeri di dada, capek tak terhingga, susah bernapas, dan pusing. Seminggu setelah vaksin dirinya ditemukan tak sadarkan diri di kamar mandi rumahnya di Detroit.

Miller lantas dibawa ke Rumah Sakit Henry Ford West Bloomfield, dan didiagnosa menderita miokarditis dan perikarditis (radang lapisan luar jantung). Dokter kemudian menyarankan agar dirinya tidak melanjutkan vaksinasi Pfizer dosis ke dua.

Hingga sat ini baik Moderna maupun Pfizer sedang mandalami penelitian lanjut tentang efek vaksin mereka. Food and Drug Administration (FDA) AS bahkan menolak memberikan komentar tentang hal tersebut. 

Namun FDA sendiri mewajibkan para perusahaan pembuat obat untuk melakukan beberapa penelitian yang menilai potensi dampak jangka panjang dari miokarditis. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kejadian ini banyak menimpa pria muda berusia 16 hingga 24 tahun.

Dr. Leslie Cooper, Kepala Departemen Kardiologi Mayo Clinic in Rochester, Minnesota mengungkap bahwa kemungkinan setiap orang mengalami miokarditis berbeda-beda. "Bisa 2%, 0%, Bahkan 20%. Kita belum tahu jawabannya," ungkap Cooper. 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Kanada menyebutkan bahwa miokarditis dapat dengan mudah menyerang pria berumur di bawah 40 tahun. Mereka umumnya pernah mendapatkan vaksin Moderna dosis ke dua. Gejalanya akan muncul 22 hari penerapan vaksin. 

CDC Bahkan mengungkap bahwa gejala miokarditis yang dialami beberapa pasien belum bisa hilang selama 3 bulan selanjutnya. gejala itu juga akan masih ada hingga jangka setahun meskipun tak separah sebelumnya.

Seperti pada kasus Miller, Miokarditis memiliki gejala nyeri di dada, sesak napas, hingga jantung berdetak lebih cepat yang menimbulkan perasaan berdebar. 

Di sisi lain, belum pernah dilaporkan kasus miokarditis pada penggunaan vaksin Johnson&Johnson dan Novavax. Para penerima kedua merk vaksin tersebut masih terlihat tenang dan tak menunjukkan gejala atau efek sampng semenjak penggunaan pertama mereka.

Moderna sudah memulai 2 penelitian mereka yakni di AS dan European Medicines Agency. Pfizer baru akan mengadakan penelitian tahun depan di Kanada meskipun sudah terdeteksi sekitar 250 pasien yang terkena miokarditis setelah penggunana vaksin tersebut. 

Terkait miokarditris yang di derita Miller akibat vaksin Pfizer dan Moderna yang diberikan padanya Miller mengaku cukup shock hingga saat ini. Hingga tahun 2022, setahun setelah serangan gejala miokarditis pertama dirinya terkadang masih mengalami gejala-gejala kecil seperti nyeri di dada. 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khodijah Siti
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES