Kesehatan

Pernah Melejit, Kasus Stunting di Kabupaten Probolinggo Berangsur Turun

Sabtu, 10 Desember 2022 - 18:53 | 191.97k
Petugas tengah melakukan pembinaan pada seorang warga di salah satu desa. (Foto: Kominfo for TIMES Indonesia)
Petugas tengah melakukan pembinaan pada seorang warga di salah satu desa. (Foto: Kominfo for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kasus stunting di Kabupaten Probolinggo, Jatim, mengalami tren penurunan, setidaknya dalam tiga tahun terakhir. Pada 2019, kasus balita kerdil di daerah berpenduduk 1,15 juta jiwa ini sebesar 54,75 persen. Kemudian turun menjadi 23,3 persen pada 2021.

Penurunan tersebut setara dengan 31,45 persen. Atau jika dibuat rata-rata, prevalensi stunting di Kabupaten Probolinggo turun sebesar 15,7 persen per tahun pada periode 2019-2021.    

Advertisement

Tren penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Probolinggo itu terekam dalam Survei Status Gizi Balita (SSGB) tahun 2019, dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 oleh Kemenkes RI.

SSGI tahun 2020 tidak dilaksanakan karena Pandemi Covid 19. Sementara SSGI tahun 2022 masih berjalan, sehingga hasilnya belum diketahui.

Namun yang pasti, Pemkab Probolinggo berharap, prevalensi stunting turun di bawah 20 persen berdasarkan SSGI 2022.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo, dr. Anang Budi Yoelijanto mengatakan, capaian tersebut merupakan kerja keras dari banyak pihak yang terlibat dalam upaya penurunan angka stunting.

“Sebenarnya ada perbedaan standar data. Bila berdasarkan bulan timbang atau berdasarkan penimbangan langsung seluruh balita, angka kita di 16 persen hingga 14,6 persen pada tahun 2022,” kata Anang.

Anang mengharapkan, prevalensi stunting di Kabupaten Probolinggo bisa turun di bawah 20 persen berdasarkan SSGI 2022 yang prosesnya masih berlangsung. Sehingga target nasional untuk menekan prevaleksi stunting di angka 14 persen pada 2024 dapat tercapai.

Tentu, untuk mencapai angka tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pihaknya akan lebih menguatkan kinerja pada tim pendampingan keluarga (TPK) di masing-masing desa dan kecamatan.

“Untuk mewujudkan target tersebut, kita akan melakukan penguatan lini lapangan TPK, dan membangun soliditas TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) di Kabupaten Probolinggo,” terangnya.

Menurut Anang, penurunan kasus stunting di Kabupaten Probolinggo, bukanlah pekerjaan yang mudah. Kasus ini harus menjadi tugas bersama karena persoalan kesehatan. Sebab ini semua berkaitan dengan pola hidup sehat masyarakat.

“Yang jelas, pemerintah Kabupaten Probolinggo terus melakukan upaya untuk menurunkan angka stunting dengan melibatkan antar-organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Probolinggo,” tegasnya.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan TPPS yang dibentuk untuk melakukan pendampingan pada ibu hamil dan jika ada anak yang terkena stunting maka akan dibantu penambahan gizinya.

“TPPS bertugas memberikan informasi kepada remaja agar menjaga kebersihan tentang reproduksi dan kepada pasangan calon pengantin diberikan pemahaman agar menjaga kesehatan saat hamil. Kita juga berikan imunisasi secara lengkap kepada balita,” ucapnya.

Pernah di Angka 54,75 Persen Pada 2019

Survei Status Gizi Balita tahun 2019 menyebutkan, prevalensi stunting di Kabupaten Probolinggo berada di angka 49,43 persen pada tahun 2013. Kemudian naik menjadi 54,75 persen pada tahun 2019.

Artinya pada periode 2013-2019, terjadi kenaikan prevalensi stunting sebesar 5,32 persen. Atau naik rata-rata 0,9 persen per tahun.

Dengan prevalensi stunting mencapai 54,75 persen, lebih dari separuh balita di Kabupaten Probolinggo mengalami gagal tumbuh atau stunting pada tahun 2019.

Kondisi ini antara lain disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dalam waktu lama, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, dan sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak.

Pada SSGI 2021, trend kenaikan stunting itu terhenti. Dokumen SSGI 2021 menyebutkan, prevalensi stunting di Kabupaten Probolinggo tercatat di angka 23,3 persen atau turun 31,45 persen.

Dibandingkan target nasional sebesar 14 persen pada 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Probolinggo masih terpaut 9,3 persen. Sehingga Pemkab Probolinggo sedikitnya harus menurunkan stunting sebesar 3,1 persen per tahun.

Simulasinya, prevalensi stunting Kabupaten Probolinggo turun  menjadi 20,2 persen pada 20202 berdasarkan SSGI. Kemudian turun lagi menjadi 17,1 persen pada 2023, dan menjadi 14 persen pada 2024.

“Simulasinya begitu. Semoga tercapai,” harap dr Anang perihal upaya penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Probolinggo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES