Kesehatan

Menikah di Atas 30 Tahun Sulit Punya Anak? Ini Jawaban Dokter Spesialis Kandungan RSIA Mawar

Selasa, 09 Mei 2023 - 15:36 | 414.18k
Dokter spesialis kandungan RSIA Mawar Malang dr Jihan Arabikum Sp OG. (Ist)
Dokter spesialis kandungan RSIA Mawar Malang dr Jihan Arabikum Sp OG. (Ist)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Ada sebuah mitos di yang beredar di masyarakat, bahwa ketika wanita menikah di usia lebih dari 30 tahun, maka yang bersangkutan akan sulit mempunyai momongan. Hal itu dijawab dengan gamblang oleh dokter spesialis kandungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Mardi Waloeja Rampal (RSIA Mawar), dr Jihan Arabikum Sp OG. 

Dia mengatakan, bahwa pandangan tersebut memang benar adanya. Secara medis, semakin bertambahnya usia seorang wanita, maka akan semakin berkurang juga sel telur yang dimiliki seorang wanita. Namun bukan berarti yang bersangkutan tidak akan punya momongan. 

Advertisement

"Susah punya anak atau tidak itu sebenarnya relatif. Tapi memang potensi untuk punya anak itu akan menurun seiring bertambahnya usia untuk perempuan. Karena perempuan mempunyai masa, sel telurnya itu semakin lama semakin berkurang. Mungkin itu yang disebabkan bahwa ada pandangan menikah diatas 30 tahun akan susah anak," ucapnya Selasa (9/5/2023).

dr Jihan menerangkan, setiap perempuan memang mempunyai cadangan sel telur yang berbeda. Dan cadangan itu akan habis pada usia tertentu, dan menyebabkan wanita masuk dalam masa menopause. 

"Berbeda dengan laki-laki yang spermanya di produksi setiap 72 hari sekali. Kalau perempuan, dari dia lahir sudah ada sekian ratus sel telur, dan ini yang akan mengalami ovulasi tiap bulan, otomatis pada jangka waktu tertentu akan habis," terangnya.

Pihaknya menegaskan kembali, bahwa bahkan wanita dengan usia diatas 35 tahun tetap bisa mengalami kehamilan. Namun begitu, kehamilan yang terjadi diatas usia 35 tahun, bisa digolongkan pada kehamilan tua, dan mempunyai resiko masalah komplikasi kehamilan.

"Menikahnya kebetulan diatas 30 tahun, punya resiko komplikasi, terus apa tidak boleh punya anak? Ya tidak, tetap punya anak itu kan hak tiap orang. Hanya mungkin nanti perlu konseling yang lebih intens dibanding dengan yang dibawah usia itu, untuk mencegah adanya komplikasi," terangnya.

Pihaknya berharap, edukasi semacam ini bisa terus disebar luaskan kepada masyarakat, untuk mencegah adanya kesalahan persepsi tentang sebuah kehamilan atau pernikahan oleh para pasangan yang ada. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES