Masuk Musim Kemarau, Penyakit Ini Berpotensi Meningkat di Banyuwangi
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Suhu udara panas di siang hari membuat masyarakat Banyuwangi perlu waspada dalam menjaga kesehatan dan kondisi tubuh. Sebab, penyakit tidak menular (PTM) memiliki potensi lebih mudah menyerang pada musim kemarau, seperti dehidrasi yang memicu munculnya hipertensi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat menjelaskan, saat kemarau kemungkinan suhu udara yang tinggi sangat berpotensi meningkatkan kasus penyakit tidak menular. Sedangkan untuk kasus penyakit menular akan lebih berkurang.
Advertisement
"Kalau musim panas itu biasanya penyakit menular menurun. Tapi PTM mengalami peningkatan. Terutama potensi heatstroke di situasi panas seperti ini relatif tinggi," ujarnya, Selasa (9/5/2023).
Musim panas akan membuat tubuh lebih mudah mengalami dehidrasi sehingga tubuh sering kelelahan, apabila tidak dibarengi dengan menjaga pola hidup sehat. Ketika kondisi tubuh tidak dijaga dengan baik, penyakit tidak menular seperti stroke, hipertensi, dan jantung berdebar, akan berpotensi menyerang.
Dan dari beberapa PTM tersebut, salah satu jenis PTM yang mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir adalah hipertensi. Ya, penyakit darah tinggi ini menjadi puncak 10 penyakit tertinggi yang menyerang masyarakat Banyuwangi.
"Secara umum PTM di Banyuwangi seperti hipertensi, dalam beberapa tahun terakhir meningkat secara signifikan dan 10 besar penyakit di Banyuwangi, yang pertama adalah hipertensi," papar Amir.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinkes Banyuwangi. Sejak tahun 2019 kasus hipertensi di Banyuwangi relatif meningkat. Antara lain ditahun 2019 terdapat sebanyak 348.480 kasus, lalu menurun di tahun 2020 menjadi 256.863 kasus. Dan terus meningkat yaitu di 2021 ada 278.113 kasus, hingga 391.417 kasus di tahun 2022.
Sejumlah hambatan menjadi faktor meningkatnya kasus hipertensi di Banyuwangi. Seperti kepatuhan minum obat pasien penderita yang menurun, karena pasien acapkali menganggap tubuh sudah sehat dan bisa terlepas dari obat.
Selain itu penemuan kasus hipertensi di pos binaan terpadu (Posbindu) yang dirujuk ke Puskesmas, tidak semuanya datang dan pemantauan wilayah setempat (PWS) pada penderita hipertensi tersebut belum optimal.
"Ini yang sedang kami upayakan penemuan kasusnya. Sehingga kasus yang ditemui akan langsung mendapatkan pengobatan dan penanganan," ujarnya.
Dan demi meminimalisasi hipertensi kambuh akibat suhu panas di musim kemarau yang akan datang. Menjaga kondisi tubuh dan merubah pola hidup yang sehat seperti minum yang cukup, mengurangi aktivitas yang berlebihan pada cuaca terik adalah pencegahan terbaik. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |