Self-Acceptance, Pondasi Penting untuk Mencintai Diri Sendiri

TIMESINDONESIA, BLITAR – Terkadang kita sebagai manusia selalu merasa kurang dalam diri. Selalu merasa tidak percaya diri dengan apa yang telah dicapai dan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang bahkan belum tentu akan terjadi pada dalam diri kita. Menimbulkan perasaan takut hingga pada akhirnya tidak berani untuk mengambil “langkah” lebih jauh lagi dan akan mengatakan pada diri bahwa semua yang dilakukan akan berakhir dengan percuma. Semua itu bisa ditelusuri dari bagaimana cara seseorang dalam menerima dirinya.
Dikutip dari artikel karya Michael E. Bernard, Ph.D., self-acceptance atau penerimaan diri berarti bahwa Anda merupakan individu yang kompleks dan tidak sempurna, yang mampu membuat kesalahan serta mampu mencapai keberhasilan yang signifikan. Anda memiliki kesadaran yang realistis tentang kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki. Anda menerima diri Anda sendiri terlepas dari ketidaksempurnaan Anda dan karena keunikan Anda. Tidak menyalahkan atau mengkritik diri sendiri, menghindari penilaian berdasarakan pemikiran orang lain secara negatif tentang apa yang Anda lakukan, penampilan Anda, atau bahkan ketika Anda menganggap bahwa Anda tidak bisa memenuhi ekspektasi yang anda ciptakan sendiri (Self-Acceptance: The Foundation of Mental Health and Wellbeing)
Advertisement
Ilustrasi self-acceptance, pondasi untuk mencintai diri sendiri (FOTO: Daria/Pinterest)
Menurut Hurlock dalam jurnal “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri pada Wanita Infertilas, Nurhansyah”, aspek-aspek self-acceptance terdiri atas:
- Memiliki sikap positif yaitu ketika individu dapat menerima dirinya sebagai manusia.
- Individu tersebut dapat mengatasi keadaan emosionalnya (seperti, takut, marah, cemas, dan lain-lain) tana mengganggu orang lain.
- Penerimaan diri yang baik hanya akan terjadi bila individu ingin dan mampu memahami keadaan dirinya sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang diinginkannya.
- Memiliki harapan yang realistis sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, jika individu memililiki konsep yang menyenangkan dan rasional mengenai dirinya, maka dapat dikatakan individu tersebut menyukai dan menerima dirinya.
Ketika seseorang mampu mengenali dirinya sendiri, kemudian mulai belajar untuk menerima dirinya, kemungkinana seseorang akan berhenti untuk membandingkan diri dan prestasinya yang telah ia capai dengan orang lain. Selain itu, ia juga dapat mengakui kebiasaan baik dan buruk yang dapat meringankan perasaan ketidakpuasan, kebencian, kemarahan, dan tidak kebahagiaan.
Lalu bagaimana cara kita agar dapat mulai menerima diri sendiri? Masih dikutip dalam artikel milik Michael, ini beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam penerimaan diri:
- Penting untuk membedakan antara kegagalan dan gagal dalam suatu tugas. Anda bukanlah perilaku Anda.
- Pendapat orang tentang diri Anda bukanlah fakta.
- Menyadari dan menghargai karakteristik positif, keterampilan, dan kekuatan karakter Anda di semua bidang kehidupan termasuk pekerjaan dan hubungan keluarga. Kemudian, saat menghadapi kesulitan atau kenegatifan, ingatkan diri Anda mengapa Anda bangga dengan diri Anda.
- Melatih penerimaan diri dengan melakukan self-talk ketika dihadapkan dalam situasi yang penuh kritikan, kinerja yang tidak sempurna, persepsi diri yang negatif tentan citra diri, atau situasi lain yang menyebabkan permasalahan bagi diri Anda.
- Tidak melakukan penilaian terhadap diri sendiri dengan menggunakan pendapat orang lain tentang Anda. Sebab hal tersebut akan menimbulkan rasa ketidakpuasan dalam diri serta selalu merasa kekurangan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |